KOMPAS.com - Pemasaran tidak lagi hanya tentang menyampaikan pesan-pesan melalui iklan atau promosi.
Saat ini, para pemasar terus mencari cara baru untuk memengaruhi konsumen, dan salah satu pendekatan yang semakin populer adalah sensory marketing.
Dalam era di mana pengalaman menjadi kunci, memahami bagaimana indera manusia berperan dalam membentuk persepsi terhadap merek dan produk menjadi sangat penting.
Dilansir dari Harvard Business Review, selama dua dekade pemasar di berbagai industri telah membangun keahlian dalam menjangkau konsumen melalui panca indera.
Maka dari itu, penting untuk dapat memahami secara mendalam mengenai konsep sensory marketing dan cara menerapkannya dalam bisnis.
Apa itu sensory marketing?
Baca juga: Pemasaran Tradisional: Pengertian dan Contohnya
Pengertian sensory marketing
Menurut Bertil Hulten dalam bukunya yang berjudul Sensory Marketing: An Introduction (2020), sensory marketing adalah pendekatan dan model pemasaran integratif yang menjelaskan bagaimana perusahaan dapat menerapkan panca indera dalam praktik bisnis.
Tujuan dari sensory marketing adalah untuk menciptakan pengalaman merek yang multi indera, dalam mendukung penciptaan identitas individu melalui panca indera untuk menghasilkan nilai dan pengalaman konsumen.
Sensory marketing berusaha untuk mempengaruhi konsumen melalui indera manusia, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan sentuhan.
Dengan merancang pengalaman yang merangsang satu atau beberapa indera ini, pemasar dapat menciptakan koneksi yang lebih dalam dan berkesan dengan konsumen.
Baca juga: Mengapa Pemasaran Sangat Penting?
5 indera dalam sensory marketing
Sensory marketing bukanlah hal baru, namun, keberadaannya semakin diperkuat oleh penemuan-penemuan baru dalam bidang psikologi dan neurosains.
Dengan memanfaatkan pengalaman multisensori, sensory marketing mampu menciptakan ikatan emosional yang kuat antara konsumen dan merek.
Berikut merupakan penjelasan lima indera yang perlu diperhatikan pemasar dalam melakukan sensory marketing:
Sight (penglihatan)Penglihatan adalah salah satu indera yang paling sering dimanfaatkan dalam pemasaran. Penampilan visual produk, kemasan, iklan, dan desain toko merupakan contoh penerapan penglihatan dalam sensory marketing.
Misalnya, perusahaan teknologi seperti Apple dikenal karena desain produknya yang minimalis dan menarik secara visual, yang menarik perhatian konsumen.
Baca juga: Perbedaan Direct Marketing dan Personal Selling
Penciuman dapat memengaruhi emosi dan mood konsumen serta memicu kenangan dan asosiasi tertentu. Perusahaan parfum, spa, atau restoran sering menggunakan aroma khusus untuk menciptakan pengalaman yang memikat bagi konsumen.
Misalnya, Starbucks menggunakan aroma kopi segar untuk menciptakan suasana yang nyaman dan mengundang di toko-toko mereka.
Taste (perasa)Perasa dapat dipengaruhi melalui tekstur, kelembutan, atau kehangatan produk. Produk makanan, kosmetik, atau pakaian sering menggunakan perasa untuk menciptakan pengalaman sensori yang unik bagi konsumen.
Sebagai contoh, Dove dikenal karena produk perawatan kulitnya yang lembut dan menenangkan, yang memberikan pengalaman menyenangkan bagi pengguna.
Baca juga: 5 Kekurangan Digital Marketing dan Penjelasannya
Sound (pendengaran)Pendengaran dapat dipengaruhi melalui musik, suara, atau narasi dalam iklan. Musik toko, jingle iklan, atau suara alam dalam iklan adalah contoh penerapan pendengaran dalam sensory marketing.
Sebagai contoh, Coca-Cola sering menggunakan lagu-lagu yang ceria dan menarik perhatian dalam iklan mereka, yang menciptakan asosiasi positif dengan merek tersebut.
Touch (sentuhan)Sentuhan mengacu pada tekstur atau rasa fisik produk. Misalnya, bahan yang berkualitas tinggi, desain ergonomis, atau kemasan yang nyaman dipegang dapat menciptakan pengalaman sentuhan yang menyenangkan bagi konsumen.
Contohnya, produk-produk Apple sering menggunakan material yang berkualitas dan desain yang ergonomis untuk memberikan pengalaman sentuhan yang premium bagi penggunanya.
Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.