KOMPAS.com – Tokoh Sadewa dalam pewayangan Jawa adalah salah satu tokoh cerita Mahabarata. Ia termasuk dalam anggota Pandhawa.
Sadewa merupakan tokoh termuda di antara para Pandhawa. Pandhawa sebutan untuk kelima putra Pandu, Raja Kerajaan Hastinapura.
Sejarah Sadewa
Sadewa dan saudara kembarnya, Nakula, lahir dari Rahim putri Kerajaan Madra yang Bernama Dewi Madrim. Sementara ketiga kakak mereka, yaitu Yudistira, Bima, dan Arjuna lahir dari Rahim Dewi Kunthi.
Kelahiran Sadewa bersamaan dengan peristiwa perang antara Pandu melawan Tremboko yang merupakan raja rasaksa dari Kerajaan Pringgadani. Sewaktu kecil, Sadewa memiliki nama panggilan Tangsen.
Sadewa mendapatkan Kasatrian di Bumiretawu sebagai tempat tinggalnya. Istri Sadewa dalam pewayangan Bernama Tambrapetra.
Dari perkawinan itu, lahir dua orang anak Bernama Niken Sayekti dan Bambang Sabekti. Masing-masing menikah dengan anak-anak Nakula yang Bernama Pramusinta dan Pramuwati.
Nama lain Sadewa
Nama lain Sadewa antara lain, yaitu:
- Tangsen
- Damagrontika
Bentuk fisik Sadewa
Bentuk fisik dari tokoh Sadewa tidak ada yang unik. Bentuk fisiknya hampir sama dengan Nakula. Akan tetapi, Nakula dikisahkan parasnya lebih tampan daripada Sadewa.
Baca juga: Mengenal Tokoh Wayang Nakula
Watak
Sifat-sifat yang dimiliki Sadewa, yaitu:
- Mempunyai sifat yang jujur
- Sadewa mempunyai sifat yang setia
- Berbakti kepada orang tuanya dan orang-orang yang lebih tua
- Memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi
- Terpercaya untuk menyimpan rahasia
- Selalu berhati-hati dalam bertindak
Senjata
Adapun senjata Sadewa, sebagai berikut:
- Ajian Purnamajati yang merupakan pemberian Ditya Sapulebu. Senjatanya berkhasiat untuk mengingat peristiwa yang dia ketahui dan alami
- Pedang
Keistimewaan Sadewa
Sadewa mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki tokoh pewayangan lain, yaitu:
- Mempunyai sifat bijak melebihi Wrehaspati, guru para dewa.
- Sadewa mempunyai keahlian dalam perbintangan atau astronomi melebihi tokoh pewayangan yang lain
- Sadewa mampu mengetahui kejadian yang akan datang. Namun, ia akan dikutuk jika sampai membeberkan rahasia takdir, kepalanya akan terbelah menjadi dua.
Baca juga: Mengenal Tokoh Wayang Semar
Referensi:
- Harsrinuksmo, B. (1998). Ensiklopedia Wayang. Jakarta: PT. Sakanindo Printama.
- M.H, N. (2010). Wayang. Yogyakarta: Bintang Cemerlang.
- Wiharjo, K. S. (2010). Kempalan Balungan Lampahan Wayang Kulit Purwa. Surakarta: CV. Cendrawasih.