KOMPAS.com - Dalam dunia ekonomi yang semakin terhubung secara global, perdagangan internasional menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Dalam hal ini, konsep keunggulan komparatif memiliki peran yang sangat penting dalam menjelaskan fenomena perdagangan antarnegara.
Melalui artikel ini, kita akan menjelajahi pengertian, manfaat, dan contoh dari keunggulan komparatif.
Pengertian keunggulan komparatif
Konsep keunggulan komparatif pertama kali diperkenalkan oleh ekonom terkenal asal Inggris, David Ricardo, dalam karyanya yang berjudul On the Principles of Political Economy and Taxation (1817).
Baca juga: Konsep Teori Keunggulan Komparatif Milik David Ricardo
Keunggulan komparatif adalah kemampuan suatu negara atau individu untuk memproduksi suatu barang atau jasa dengan biaya opportunity yang lebih rendah dibandingkan dengan negara atau individu lainnya.
Dalam bukunya, Ricardo menjelaskan bahwa konsep ini berkaitan dengan kemampuan suatu negara untuk memproduksi barang atau jasa dengan biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara lain, walaupun negara tersebut memiliki keunggulan absolut dalam produksi semua barang atau jasa.
Manfaat keunggulan komparatif
Keunggulan komparatif membawa sejumlah manfaat yang signifikan bagi perekonomian dan masyarakat. Berikut manfaat dari keunggulan komparatif:
- Peningkatan efisiensi produksi
Dengan memanfaatkan keunggulan komparatif, negara atau individu dapat fokus pada produksi barang atau jasa yang biayanya relatif lebih rendah, sehingga meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
Baca juga: Keunggulan Mutlak dan Komparatif dalam Perdagangan Internasional
- Perluasan pasar dan diversifikasi ekonomi
Keunggulan komparatif memungkinkan terjadinya perdagangan internasional yang saling menguntungkan antarnegara.
Dengan memperluas pasar, negara dapat meningkatkan pilihan konsumen dan melakukan diversifikasi ekonomi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan ketahanan ekonomi.
- Peningkatan kesejahteraan masyarakat
Dengan memanfaatkan keunggulan komparatif, negara dapat meningkatkan output produksi dan pendapatan nasional, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Contoh keunggulan komparatif di Indonesia
Misalnya, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam produksi kopi karena memiliki tanah dan iklim yang cocok untuk pertumbuhan tanaman kopi.
Baca juga: Teori Keunggulan Komparatif
Sementara itu, Jepang memiliki keunggulan komparatif dalam produksi teknologi tinggi karena memiliki sumber daya manusia yang terampil dan teknologi canggih.
Dengan memanfaatkan keunggulan komparatif ini, Indonesia dapat memproduksi kopi dengan biaya yang lebih rendah daripada Jepang, sementara Jepang dapat memproduksi teknologi tinggi dengan biaya yang lebih rendah daripada Indonesia.
Melalui perdagangan internasional, kedua negara dapat saling menukar barang dan jasa yang mereka hasilkan dengan biaya yang lebih rendah, sehingga keduanya dapat saling menguntungkan.
Contoh perhitungan keunggulan komparatif
Untuk menghitung keunggulan komparatif antara dua negara, kita dapat menggunakan konsep biaya kesempatan relatif atau opportunity cost. Berikut contoh mengenai bagaimana cara menghitung keunggulan dari dua negara:
Baca juga: Teori Keunggulan Mutlak
Mari kita ambil contoh perhitungan keunggulan komparatif antara Indonesia dan Jepang dalam produksi dua barang: padi dan mobil.
Misalkan biaya produksi relatif untuk menghasilkan satu ton padi di Indonesia adalah 100 jam tenaga kerja, sedangkan di Jepang adalah 150 jam tenaga kerja.
Di sisi lain, untuk menghasilkan satu mobil di Indonesia memerlukan 2000 jam tenaga kerja, sedangkan di Jepang hanya memerlukan 1000 jam tenaga kerja.
Dengan informasi ini, kita dapat menghitung biaya kesempatan relatif untuk setiap negara:
Padi
- Biaya kesempatan relatif untuk Indonesia: 100 jam tenaga kerja per ton padi.
- Biaya kesempatan relatif untuk Jepang: 150 jam tenaga kerja per ton padi.
Dari perhitungan tersebut, kita dapat melihat bahwa Indonesia memiliki biaya kesempatan relatif yang lebih rendah dalam produksi padi daripada Jepang, sehingga Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam produksi padi.
Mobil
- Biaya kesempatan relatif untuk Indonesia: 2000 jam tenaga kerja per mobil.
- Biaya kesempatan relatif untuk Jepang: 1000 jam tenaga kerja per mobil.
Dalam hal ini, Jepang memiliki biaya kesempatan relatif yang lebih rendah dalam produksi mobil daripada Indonesia, sehingga Jepang memiliki keunggulan komparatif dalam produksi mobil.
Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com