KOMPAS.com - Deindustrialisasi merupakan fenomena yang memengaruhi struktur ekonomi suatu negara, dengan menurunnya kontribusi sektor industri dalam produksi dan lapangan kerja.
Dilansir dari Penpoin, deindustrialisasi adalah fenomena di mana ekonomi berevolusi dari berbasis manufaktur ke berbasis layanan. Dengan kata lain, ekonomi sedang bertransisi dari mengandalkan sektor sekunder ke sektor tersier.
Artikel ini akan membahas lebih mendalam mengenai penyebab dan dampak dari fenomena deindustrialisasi.
Penyebab deindustrialisasi
Deindustrialisasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari fenomena alam, maupun masalah struktural ekonomi. Berikut beberapa faktor penyebab deindustrialisasi:
- Penurunan daya saing
Penurunan daya saing dalam industri dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk biaya produksi yang tinggi, kurangnya inovasi teknologi, atau kurangnya keahlian tenaga kerja.
Hal ini membuat produk dari negara tersebut kurang bersaing di pasar global, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penurunan produksi dan lapangan kerja dalam industri tersebut.
Baca juga: Industrialisasi: Pengertian, Faktor, Ciri-ciri dan Proses
- Investasi baru rendah
Ketika investor melihat peluang yang lebih menguntungkan di sektor lain, mereka mungkin cenderung mengalihkan investasi mereka dari sektor manufaktur ke sektor lain yang dianggap lebih menjanjikan.
Hal ini dapat menghambat pertumbuhan industri dan mengurangi jumlah pekerjaan yang tersedia dalam sektor tersebut.
- Pola belanja konsumen berubah
Jika konsumen beralih dari produk manufaktur lokal ke produk impor yang lebih murah, permintaan untuk produk lokal dapat menurun.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan produksi dalam industri domestik dan, akibatnya, penurunan lapangan kerja.
- Offshoring meningkat
Ketika perusahaan memindahkan produksi mereka ke luar negeri, hal ini dapat mengakibatkan penutupan pabrik di dalam negeri dan penurunan lapangan kerja dalam industri manufaktur.
Baca juga: Pengertian Manufaktur dan Perusahaan Manufaktur
Dampak deindustrialisasi
Deindustrialisasi membawa dampak positif dan negatif terhadap ekonomi dan masyarakat. Ini memengaruhi pekerjaan, pendapatan masyarakat, dan lingkungan.
Dampak positif deindustrialisasiBerikut merupakan dampak positif dari deindustrialisasi:
- Lebih banyak penghasilan
Deindustrialisasi dapat memaksa suatu negara atau wilayah untuk beralih ke sektor ekonomi yang lebih maju, seperti sektor jasa, teknologi, atau industri kreatif.
Sektor-sektor ini cenderung memberikan kesempatan kerja yang lebih berkualitas dan berpotensi untuk penghasilan yang lebih tinggi bagi pekerja.
- Mengurangi degradasi lingkungan
Proses manufaktur sering kali terkait dengan polusi udara, pencemaran air, dan limbah industri. Dengan menurunnya aktivitas manufaktur, tingkat polusi dapat berkurang, sehingga memperbaiki kualitas udara dan air serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
Baca juga: Produksi Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier
- Barang yang lebih murah
Dengan membuka akses terhadap produk-produk impor dari negara-negara dengan biaya produksi lebih rendah, konsumen dapat memiliki akses ke barang-barang yang lebih murah dan bervariasi.
Hal ini dapat meningkatkan daya beli konsumen dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Dampak negatif deindustrialisasiSementara itu, berikut dampak negatif dari deindustrialisasi:
- Peningkatan pengangguran struktural
Ketika perusahaan-perusahaan menutup pabrik atau pindah ke negara-negara dengan biaya produksi yang lebih rendah, jumlah lapangan kerja di sektor manufaktur berkurang secara signifikan.
Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya pengangguran struktural di masyarakat, di mana pekerja yang kehilangan pekerjaan tidak memiliki keterampilan yang sesuai untuk menyesuaikan diri dengan pasar kerja yang berubah.
Baca juga: Macam-Macam Pengangguran dan Cara Mengatasinya
- Defisit transaksi berjalan
Ketika negara lebih bergantung pada impor barang-barang yang dulunya diproduksi secara domestik, hal ini dapat menyebabkan pengeluaran lebih banyak untuk impor dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dari ekspor, yang menghasilkan defisit transaksi berjalan.
- Pengurangan wajib pajak
Ketika industri manufaktur merosot atau menutup, pendapatan pajak dari sektor ini juga turun.
Akibatnya, pemerintah dapat menghadapi tekanan untuk mengurangi layanan publik atau meningkatkan pajak di sektor lain untuk mengimbangi kekurangan pendapatan, yang dapat menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat.
Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.