Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demand Pull Inflation: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/LIGHTSPRING
Ilustrasi inflasi pangan.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Saat harga barang dan jasa di pasar naik, pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa hal ini terjadi?

Salah satu fenomena yang sering terjadi adalah demand pull inflation. Dalam artikel ini, kita akan memahami apa itu demand pull inflation, penyebabnya, dan strategi untuk mengatasinya.

Pengertian demand pull inflation

Demand pull inflation adalah suatu keadaan di mana harga barang dan jasa naik karena permintaan konsumen yang lebih tinggi daripada penawaran yang tersedia.

Fenomena ini sering terjadi ketika ekonomi sedang berkembang dan masyarakat memiliki daya beli yang tinggi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari laman Investopedia, demand pull inflation adalah prinsip ekonomi Keynesian yang menggambarkan efek ketidakseimbangan dalam penawaran dan permintaan agregat.

Baca juga: Inflasi: Pengertian dan Dampaknya

Ketika permintaan agregat dalam suatu perekonomian sangat melebihi penawaran agregat, harga naik. Ini adalah penyebab inflasi yang paling umum.

Mengutip laman Bank Indonesia, demand pull inflation terjadi ketika inflasi disebabkan oleh tekanan dari sisi permintaan atau meningkatnya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya.

Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate demand) lebih besar dari pada kapasitas perekonomian hal tersebut dapat mendorong kenaikan harga.

Penyebab demand pull inflation

Demand pull inflation dapat terjadi karena beberapa faktor penyebab, yaitu sebagai berikut:

Ketika konsumen merasa percaya diri, mereka menghabiskan lebih banyak dan mengambil lebih banyak utang. Hal ini menyebabkan peningkatan permintaan yang stabil, yang berarti harga lebih tinggi.

Baca juga: Jenis-jenis Inflasi 

Peningkatan ekspor yang tiba-tiba memaksa undervaluation mata uang yang terlibat.

Jika pemerintah memperbesar pengeluarannya, baik melalui proyek infrastruktur besar atau program kesejahteraan yang besar, hal ini dapat meningkatkan permintaan agregat dalam ekonomi.

Jika masyarakat mengantisipasi kenaikan harga di masa depan, mereka mungkin akan berusaha untuk membeli lebih banyak barang dan jasa saat ini untuk menghindari membayar harga yang lebih tinggi di kemudian hari.

Jika jumlah uang yang beredar di masyarakat meningkat, masyarakat akan memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan. Ini dapat menyebabkan peningkatan permintaan agregat, yang pada gilirannya dapat mendorong peningkatan harga barang dan jasa di pasar.

Baca juga: Penyebab Inflasi: Permintaan Barang atau Jasa Tinggi

Cara mengatasi demand pull inflation

Berikut merupakan beberapa cara untuk mengatasi terjadinya demand pull inflation:

  • Kebijakan moneter

Bank sentral dapat mengadopsi kebijakan moneter yang ketat untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menaikkan tingkat suku bunga.

Dengan menaikkan biaya pinjaman, bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dan mendorong tabungan daripada pengeluaran, mengurangi permintaan agregat dan mengendalikan inflasi.

  • Kebijakan fiskal

Pemerintah dapat mengadopsi kebijakan fiskal yang ketat, yaitu mengurangi pengeluaran dan/atau meningkatkan pendapatan agar permintaan agregat turun. Ini bisa dilakukan dengan mengurangi belanja pemerintah, meningkatkan pajak, atau mengurangi subsidi.

Tindakan ini akan mengurangi pengeluaran masyarakat dan mendorong tabungan, yang dapat membantu mengendalikan inflasi.

Baca juga: Inflasi: Konsep, Penyebab, dan Dampaknya

  • Kebijakan pendapatan

Pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk menekan kenaikan upah atau mengurangi keuntungan perusahaan untuk mengendalikan inflasi.

Ini bisa dilakukan melalui perundingan upah yang lebih ketat atau dengan mengeluarkan kebijakan untuk menekan kenaikan harga barang dan jasa.

 

Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi