Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sunan Ampel dalam Menyebarkan Agama Islam

Baca di App
Lihat Foto
KMNU
Wali Songo.
|
Editor: Retia Kartika Dewi

KOMPAS.com - Ulama berjasa besar dalam menyiarkan agama Islam kepada penduduk Indonesia.

Hal itulah yang membuat agama Islam dipeluk oleh mayoritas masyarakat Indonesia.

Dilansir dari buku Walisongo: Sebuah  Biografi (2021) oleh Asti Musman, para penyebar agama Islam di Jawa dikenal dengan sebutan wali songo atau sembilan wali. Berikut nama-nama tokoh wali songo:

  1. Sunan Gresik
  2. Sunan Ampel
  3. Sunan Bonang
  4. Sunan Drajat
  5. Sunan Kudus
  6. Sunan Giri
  7. Sunan Kalijaga
  8. Sunan Muria
  9. Sunan Gunung jati

Kali ini, kita akan membahas kisah Sunan Ampel dalam menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Peran Walisongo dalam Penyebaran Islam di Tanah Jawa

Sunan Ampel

Dikutip dari buku Sejarah Wali Songo (2019) oleh Zulham Farobi, Sunan Ampel adalah putra tertua dari Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim).

Beliau lahir di Kerajaan Champa pada 1401 SM. Sedangkan nama Ampel mengacu pada nama sebuah tempat di mana dulu beliau bermukim lama di sana, yaitu di daerah Ampel atau Ampel Denta yang kini masuk wilayah Surabaya bagian utara.

Sunan Ampel kemudian datang ke Pulau Jawa sekitar tahun 1443. Beliau kemudian tinggal di Surabaya dan menikah dengan Nyai Ageng Manila, dan membangun sebuah pondok untuk melakukan dakwah.

Sunan Ampel datang ke Jawa bersama ayahnya, Sunan Gresik. Mereka mendarat di Tuban yang saat itu menjadi kota pelabuhan, dan berdakwah untuk beberapa waktu.

Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan dakwahnya ke kota Trowulan yang saat itu merupakan pusat dari Kerajaan Majapahit, untuk menemui Kertawijaya.

Baca juga: Wali Songo: Penyebar Islam di Tanah Jawa

Sunan Ampel kemudian melanjutkan perjalanan hidupnya menuju ke Ampel, Jawa Timur.

Beliau bergerak dari Trowulan melewati desa-desa ataupun kota-kota sambil tetap melakukan dakwah.

Sunan Ampel menyebarkan agama Islam tanpa pernah sekalipun memaksakan kehendaknya kepada masyarakat. Tapi, rupanya justru dengan begitulah masyarakat memiliki rasa empati yang besar terhadap Sunan Ampel. Mereka dengan sendirinya datang kepada Sunan Ampel dan meminta untuk diislamkan.

Saat tiba di Ampel, Jawa Timur, Sunan Ampel membangun sebuah langgar atau masjid untuk memberikan tempat bagi ia dan pengikutnya melaksanakan ibadah.

Sunan Ampel juga menjadikan masjid sebagai tempat untuk kegiatan dakwah. Semakin berkembangnya Islam di Ampel, maka Sunan Ampel membangun sebuah pesantren sebagai tempat mendidik para penerus ajaran Islam.

Pada masa berdakwahnya, Sunan Ampel tidak pernah memaksakan unsur-unsur lama yang telah dikenal masyarakat untuk dihapuskan.

Sunan Ampel justru menjadikannya sebuah sarana untuk memperkenalkan Islam, seperti penamaan tempat ibadah yang mengambil kata "sanggar" menjadi "langgar". Kemudian, kata "shastri" yang merujuk pada orang-orang yang membaca kitab suci agama Hindu diganti menjadi "santri" sebagai mereka yang belajar mengenai Islam.

Baca juga: Sunan Ampel, Berdakwah dengan Ajaran Moh Limo

Ajaran Moh Limo

Selain itu, ajaran dari Sunan Ampel yang terkenal adalah Moh Limo.

Moh Limo berasal dari kata "emoh" atau tidak mau, dan "limo" atau lima. Jadi, Moh Limo artinya adalah tidak mau melakukan lima hal tercela.

Kelima hal tersebut yaitu "moh main" atau tidak mau bermain judi, "moh ngombe" artinya tidak mau mabuk, "moh maling" artinya tidak mau mencuri, "moh madat" yang artinya tidak mau mencandu obat-obatan, dan "moh madon" artinya tidak mau main perempuan.

Adapun ajaran ini sesuai dengan permasalahan kemerosotan moral masyarakat Majapahit yang dikeluhkan oleh Kertawijaya.

Itulah kisah dari Sunan Ampel dalam menyebarkan agama Islam di Jawa.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi