Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sunan Kudus dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Baca di App
Lihat Foto
KMNU
Wali Songo.
|
Editor: Retia Kartika Dewi

KOMPAS.com - Kisah seputar wali songo atau sembilan wali merupakan kisah yang penting untuk disimak baik dari anak-anak maupun orang dewasa.

Kali ini, kita akan membahas mengenai Sunan Kudus.

Asal mula Sunan Kudus

Dilansir dari buku Atlas Wali Songo (2020) oleh Agus Sunyoto, dibanding para wali penyebar Islam lain, kisah Sunan Kudus menuntut ilmu tidak cukup banyak ditulis oleh sumber historiografi lokal.

Sunan Kudus memiliki nama asli Raden Jakfar Shadiq.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikisahkan, Sunan Kudus belajar ilmu agama kepada ayahnya , yaitu Raden Usman Haji atau Sunan Ngudung.

Baca juga: Kisah Sunan Gresik dalam Menyebarkan Agama Islam

Selain berguru kepada ayahnya, Sunan Kudus juga berguru kepada seorang ulama bernama Kyai The Ling Sing, seorang bangsa China yang beragama Islam.

Kedatangannya ke Pulau Jawa dikaitkan dengan kunjungan Laksamana Cheng Ho, selain untuk mengadakan tali persahabatan juga menyebarkan Agama Islam melalui anak buahnya yang ditinggalkan di sejumlah daerah.

Pada suatu hari, Kyai Telingsing ingin mencari penggantinya untuk menyebarkan agama Islam, karena beliau sudah lanjut usia.

Saat itu dikisahkan muncul Sunan Kudus dari arah selatan. Mereka berbincang dan memutuskan untuk membangun masjid sebagai tempat untuk berdakwah.

Lalu didirikanlah masjid yang dalam pembangunannya tidak membutuhkan waktu banyak. Oleh masyarakat masjid itu disebut sebagai Masjid Tiban (yang bermakna jatuh dari langit). 

Baca juga: Kisah Sunan Ampel dalam Menyebarkan Agama Islam

Cara dakwah Sunan Kudus

Sunan Kudus dikisahkan menyebarkan agama Islam dengan cara yang bijak. Ia berusaha mendekati masyarakat melalui jalur seni dan budaya serta teknologi terapan yang bersifat tepat guna, yang dibutuhkan masyarakat.

Dalam menjalankan dakwahnya, Sunan Kudus mendapat tugas memberi bimbingan dan keteladanan kepada masyarakat sebagai berikut:

"Kangjeng Susuhunan Kudus/ hamewahi dapuripun dadamel/ waos duwung sapanunggalanipun/ hutawi hamewahi parabotipun bekakasing pande/ kaliyan kemasan/ saha hadamel hangger-hanggeripun hingga pangadilan hukum hingkang kenging kalampahan hinf titiyang jawi//"

"Sunan Kudus menyempurnakan alat-alat pertukangan yang berguna untuk bekerja/ membuat keris pusaka dan sejenisnya/ menyempurnakan perkakas pande besi/ menyempurnakan perkakas untuk tukang emas/ menyusun peraturan perundang-undangan yang bisa diterapkan sebagai produk hukum di pengadilan//"

Baca juga: Kisah Sunan Bonang dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Usaha tersebut kemudian memberikan dampak dalam arsitektur yang berkembang di tengah masyarakat.

Misalnya, bangunan rumah Kudus yang sampai sekarang dianggap sebagai bangunan khas Kudus, yang tampaknya arsitekturnya berkembang pada amsa Sunan Kudus karena relief-relief yang terdapat pada candi-candi di Jawa Tengah tidak satupun yang menunjukkan arsitektur yang sama dengan bangunan rumah Kudus.

Bangunan Menara Masjid Kudus dan Lawang Kembar Masjid Kudus, menunjukkan kompromi arsitektur Islam dengan arsitektur setempat yang berciri Hindu.

Lawang Kembar Masjid Kudus sedikitnya diabadikan dalam cerita legenda yang menyatakan bahwa Sunan Kudus membawa masing-masing bangunan itu dalam bungkus sapu tangan. Menara dibawa dari tanah Arab, sedangkan lawang (pintu) kembar dibawa dari Majapahit.

Baca juga: Kisah Sunan Drajat dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

Larangan makan daging sapi

Selain itu, dikisahkan pula bahwa Sunan Kudus melarang masyarakat untuk menyembelih dan memakan daging sapi. Sebab, sapi merupakan hewan yang dimuliakan dan dihormati oleh umat Hindu.

Bahkanm saat Idul Qurban pun dikisahkan yang disembelih Sunan Kudus bukan sapi melainkan kerbau. Demikianlah, hingga saat ini di daerah Kudus tidak ditemukan penduduk yang menjual makanan terbuat dari daging sapi, dengan alasan tidak berani melanggar larangan Sunan Kudus.

Sebagai salah seorang tokoh wali songo, Sunan Kudus selalu dikaitkan dengan tiga peristiwa besar.

Baca juga: Sunan Kudus, Menghormati Ajaran Hindu

Pertama, bertempur melawan sisa kekuatan Majapahit di Kediri dalam rangka meneruskan tugas ayahnya yang gagal dalam pertempuran menaklukkan sisa-sisa kekuatan Majapahit di Wirasabha.

Kedua, menumpas gerakan Ki Ageng Pengging beserta gurunya, Syaikh Siti Jenar, yang dianggap makar oleh Sultan Demak.

Ketiga, keterlibatan Sunan Kudus dalam mengatur suksesi tahta Demak pascawafatnya Sultan Trenggana, di mana Sunan Kudus dikisahkan memihak seorang muridnya yang setia, Arya Penangsang, Adipati Jipang Panolan.

Itulah kisah Sunan Kudus dalam menyebarkan agama Islam di Jawa.

Baca juga: Sunan Giri, Menyebarkan Islam Lewat Permainan Kanak-kanak

 

        

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi