KOMPAS.com - Tindak tutur (speech act) adalah aksi yang diekspresikan melalui ucapan. Dengan tindak tutur, pembicara bisa melakukan beberapa tindakan seperti bertanya, meminta, memerintah, atau menolak dalam kalimat yang diucapkan.
Teori tindak tutur ini pertama kali dicetuskan oleh J. L. Austin pada tahun 1962 melalui bukunya yang berjudul How to do Things with Words.
Pada bukunya, Austin menyatakan bahwa bahasa yang kita ucapkan tidak hanya berfungsi untuk mendeksripsikan sesuatu secara harfiah.
Tetapi, bisa digunakan untuk mengungkapkan maksud atau makna lain dari ucapan tersebut.
Baca juga: Linguistik Semantik: Pengertian dan Jenisnya
Tindak tutur dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu:
- Lokusi
- Ilokusi
- Perlokusi
Jenis-jenis tindak tutur
Berikut adalah jenis-jenis tindak tutur beserta penjelasannya. Yuk, disimak dengan baik.
LokusiLokusi adalah tindak tutur yang terdiri dari kata dan tata bahasa yang bermakna. Ucapan pada tindak tutur iloksi adalah ucapan yang maknanya bersifat eksplisit.
IlokusiIlokusi adalah bentuk aksi yang dinyatakan melalui ucapan. Pada tindak tutur iloksi, pembicara menyelipkan aksi secara tidak langsung di dalam ucapannya.
Aksi tersebut dapat berupa permintaan, perjanjian, pernyataan, atau perminta maafan.
Baca juga: Kata Kerja Imperatif: Pengertian dan Contohnya
PerlokusiPerlokusi adalah efek yang dihasilkan dari tindak tutur kepada lawan bicara. Perlokusi melibatkan reaksi dari lawan bicara setelah pembicara menyatakan tindak tuturnya.
Contoh tindak tutur
Untuk menambah pemahaman mengenai tindak tutur, berikut disajikan contoh tindak tutur beserta penjelasannya!
Contoh 1
Rena : “Besok main, yuk!”
Mutia : “Saya ada rapat besok.”
Rena : “Yah, sayang sekali.”
Berdasarkan contoh dialog di atas, tindak tutur dari kalimat Mutia adalah sebagai berikut.
Baca juga: Apa Fungsi Kalimat Penjelas dalam Teks?
- Secara lokusi, kalimat Mutia adalah sebuah pernyataan bahwa dia akan menghadiri rapat besok.
- Secara ilokusi, kalimat mutia adalah sebuah penolakan terhadap ajakan main dari Rena.
- Secara perlokusi, tindak tutur Mutia memberikan efek kekecewaan atau kesedihan kepada Rena. Respons kekecewaan Rena pada kalimat terakhir bukan karena Mutia akan menghadiri rapat, tetapi karena Mutia menolak ajakan Rena.
Contoh 2
Pelanggan : “Bisa tambahkan gula ke kopi saya?”
Pelayan : “Baik, akan saya tambahkan.”
Baca juga: 8 Peran Semantik dan Fungsinya dalam Kalimat
Berdasarkan contoh dialog di atas, berikut tindak tutur yang dilakukan oleh pelanggan.
- Secara lokusi, pelanggan tersebut bertanya kepada pelayan apakah dia bisa menambahkan gula ke dalam kopinya atau tidak.
- Secara ilokusi, pelanggan tersebut memberi intruksi kepada pelayan untuk menambahkan gula ke kopinya.
- Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan oleh ujaran dari pelanggan adalah pelayan menjalankan perintah pelanggan untuk menambahkan gula ke kopi.
Referensi
Clark, B. (2021). Pragmatics: The Basics. London: Routledge.
Yule, G. (2020). The Study of Language (7th ed.). Cambridge: Cambridge University Press.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.