KOMPAS.com - Kata terdiri dari komponen penyusun supaya menjadi sebuah kata yang bermakna dan dapat dipahami. Salah satu komponen penyusun kata adalah morfem. Pernahkah kamu mendengar istilah morfem?
Morfem adalah unit linguistik terkecil dari sebuah kata yang memiliki makna leksikal dan makna gramatikal.
Dalam bahasa, morfem dapat digambarkan sebagai sebuah kata atau imbuhan yang menempel pada kata untuk membentuk makna baru.
Imbuhan tersebut meliputi prefiks, sufiks, infiks, maupun konfiks.
Baca juga: Pengertian Imbuhan Prefiks, Sufiks, dan Infiks
Morfem berfungsi untuk memberikan makna terhadap sebuah kata, sehingga kata tersebut memiliki peran yang berguna dalam susunan kalimat.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai morfem, simaklah contoh berikut ini:
- Kata "kursi" terdiri dari satu morfem.
- Kata "cair" terdiri dari satu morfem.
- Kata "buka" terdiri dari satu morfem.
- Kata "mencair" terdiri dari dua morfem, yaitu imbuhan "men-" dan kata "cair". Imbuhan tersebut menunjukkan sebuah proses dari sifat "cair".
- Kata "terbuka" terdiri dari dua morfem, yaitu imbuhan "ter-" dan kata "buka". Imbuhan tersebut berfungsi untuk menjelaskan sifat dari kata kerja "buka".
- Kata "kekecilan" terdiri dari tiga morfem, yaitu prefiks "ke-", kata sifat "kecil", dan sufiks "-an". Kedua imbuhan tersebut berfungsi untuk memberi makna melampaui dari kata sifat "kecil".
Baca juga: Klasifikasi Bunyi Bahasa: Fonem, Fon, dan Alofon
Secara umum, morfem dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
- Morfem bebas
- Morfem terikat
Morfem bebas
Morfem bebas adalah morfem yang bisa berdiri sendiri sebagai satu kata yang bermakna. Artinya, kata tersebut sudah dapat dipahami maknanya tanpa kehadiran morfem-morfem lain.
Morfem bebas meliputi semua kata dasar yang memiliki makna. Kata-kata tersebut menjadi sebuah dasar untuk membentuk morfem terikat.
Contoh dari morfem bebas adalah kata "keluarga" yang merupakan kata dasar. Begitu pula dengan kata "kekeluargaan" yang hanya terdiri dari satu morfem bebas, yaitu kata "keluarga".
Contoh morfem bebas lainnya, yaitu kata "kursi", "meja", "panas", "dingin", "damai", dan yang lainnya.
Baca juga: Pengertian Fonem, Morfem, Kata, dan Frasa beserta Contohnya
Morfem terikat
Morfem terikat adalah jenis morfem yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa kata dasar. Morfem terikat meliputi imbuhan-imbuhan, seperti prefiks (awalan), sufiks (akhiran), infiks (sisipan), dan konfiks (apitan).
Karena morfem ini hanya sebuah imbuhan, morfem terikat harus menempel pada kata dasar menjadi sebuah kata yang bermakna.
Morfem terikat berfungsi untuk memberi fungsi gramatikal pada sebuah kata dasar.
Misalnya, kata "telur" dapat menjadi sebuah proses jika ditambahkan morfem "ber-", menjadi "bertelur".
Kata "bertelur" terdiri dari dua morfem, yaitu morfem terikat "ber-" dan morfem bebas "telur".
Baca juga: Pengertian Imbuhan Prefiks, Sufiks, dan Infiks
Contoh morfem terikat lainnya, yaitu:
- Morfem "di-" untuk menjelaskan sesuatu menjadi dikenai tindakan, misalnya "dimakan", "disentuh", "dipukul", dan "ditendang"
- Morfem "-an" pada kata "catatan" berfungsi untuk membentuk nomina dari morfem "catat".
- Morfem "-el-" pada kata "gemerlap" berfungsi sebagai pembentuk nomina dari morfem "gelap"
- Morfem "ber- -an" pada kata "berlarian" berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pada morfem "lari".
Baca juga: Makna dan Fungsi Imbuhan Ber-
Referensi:
- Lieber, R. (2009). Introducing Morphology. Cambridge: Cambridge University Press.
- Yule, G. (2020). The Study of Language (7th Ed.). Cambridge: Cambridge University Press.