Komunikasi Asertif: Pengertian dan Contohnya

KOMPAS.com - Komunikasi asertif adalah salah satu jenis komunikasi yang dilakukan secara tenang dan santai, namun tetap tegas.

Umumnya, komunikasi asertif digunakan dalam lingkup organisasi, perusahaan, hingga pelayanan kesehatan.

Apa itu komunikasi asertif?

Pengertian komunikasi asertif

Menurut Alo Liliweri dalam buku Komunikasi Antarpersonal (2017), berikut pengertian komunikasi asertif:

"Komunikasi asertif adalah gaya komunikasi di mana individu mampu menyatakan pendapat dan perasaannya, namun, dengan tegas membela hak tanpa melanggar hak orang lain."

Baca juga: 5 Tujuan Komunikasi yang Wajib untuk Diketahui

Dikutip dari situs Coursera, komunikasi asertif sering juga disebut assertive communication.

Komunikasi asertif adalah komunikasi yang memungkinkan komunikator (pembicara) untuk mengutarakan perasaannya dengan baik dan terhormat.

Meski begitu, gaya komunikasi asertif sering kali dipandang agresif. Karena tak jarang, komunikatornya akan berbicara terus terang, dan secara agresif memaksakan kehendaknya.

Agresivitas pembicara ini, tetap pada ukurannya. Karena prinsip utama komunikasi asertif adalah menghormati perasaan, pemikiran, juga pendapat lawan bicaranya.

Jadi, pengertian komunikasi asertif ialah gaya komunikasi yang memungkinkan pembicaranya untuk berbicara terus terang, namun tetap menghormati lawan bicaranya.

Baca juga: Komunikasi Massa: Definisi dan Contohnya

Contoh komunikasi asertif

Berikut lima contoh komunikasi asertif yang bisa kita terapkan dalam situasi tertentu:

• "Maaf, saya kurang setuju dengan pendapat anda. Saya memiliki pandangan berbeda terkait permasalahan ini."
• "Terima kasih, saya menghargai bantuan anda. Namun, saya akan lebih menghargainya, jika anda bersedia membiarkan saya menyelesaikan tugas ini sendiri."
• "Maaf, menurut saya, saran yang anda berikan kurang masuk akal. Bagaimana jika kita merevisinya terlebih dahulu?"
• "Jangan lakukan hal itu lagi! Kalau kamu melakukannya lagi, ayah dan ibu tidak akan membelikanmu mainan lagi."
• "Terima kasih untuk pertanyaannya. Tetapi bisakah anda mengulanginya kembali?"