KOMPAS.com - Konjungsi antarkalimat adalah kata penghubung yang menghubungkan dua kalimat utuh.
Konjungsi antarkalimat terletak di bagian awal kalimat baru dan konjungsi tersebut selalu diakhiri dengan tanda koma. Oleh karena itu, konjungsi ini selalu ditulis dengan huruf kapital.
Jadi, walaupun kalimat-kalimat tersebut bergabung, tanda titik tetap digunakan di bagian akhir dari masing-masing kalimat.
Karena kalimat yang bergabung adalah kalimat utuh, subjek pada kalimat baru tetap dipertahankan walaupun subjeknya sama dengan kalimat sebelumnya.
Baca juga: Pengertian Konjungsi, Jenis-jenis, dan Contohnya
Gabungan dari kalimat-kalimat tersebut nantinya akan membentuk sebuah paragraf. Paragaf adalah gabungan dari kalimat-kalimat yang memiliki suatu tema tertentu.
Fungsi utama dari konjungsi antarkalimat adalah menggabungkan dua kalimat untuk membentuk sebuah paragaraf.
Setiap gabungan kata menunjukkan hubungan tertentu, bergantung pada konjungsi yang menggabungkannya.
Dalam bahasa Indonesia, terdapat beberapa konjungsi antarkalimat yang umum digunakan. Berikut ini adalah konjungsi antakalimat beserta penanda hubungannya.
Konjungsi antarkalimat | Fungsi |
Biarpun begitu | Menyatakan pertentangan |
Walaupun demikian | Menyatakan pertentangan |
Kemudian | Menyatakan kelanjutan |
Setelah itu | Menyatakan kelanjutan |
Selain itu | Menyatakan adanya hal atau peristiwa lain |
Sebaliknya | Menyatakan kebalikan |
Sesungguhnya | Menyatakan keadaan sebenarnya |
Dengan demikian | Menyatakan konsekuensi |
Oleh karena itu | Menyatakan akibat |
Oleh sebab itu | Menyatakan akibat |
Baca juga: 10 Contoh dari Konjungsi Sebab Akibat
Supaya makin paham dengan penggunaan konjungsi antarkalimat, berikut disajikan contoh kalimat yang menggunakan konjungsi antarkalimat!
- Ibu melarang adik tidur terlalu malam. Biarpun begitu, adik tetap tidur lewat dari tengah malam.
- Sri mendapat nilai jelek dalam ujiannya karena tidak belajar. Walaupun demikian, Santi tetap malas belajar.
- Nyalakan api kecil pada kompor. Kemudian, masukkan bawang merah dan bawang putih ke dalam panci.
- Doni mengunci pintu kamarnya. Setelah itu, Doni mulai menangis sendirian.
- Michelle sangat jago dalam bernyanyi. Selain itu, dia juga jago menggambar.
- Para murid tidak mendengarkan guru ketika jam pelajaran berlangsung. Sebaliknya, mereka saling mengobrol bersama teman sebangkunya.
- Yuni terlihat tenang saat tampil di atas panggung. Sesungguhnya, hatinya sangat berdebar-debar.
- Hari ini, cuaca sangat buruk. Dengan demikian, penerbangan pesawat ditunda hingga cuaca membaik.
- Peminat buku fiksi makin bertambah. Oleh sebab itu, pihak perpustakaan menambah jumlah buku fiksi di rak perpustakaan.
Baca juga: Subordinating Conjunction: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Referensi:
- Moeliono, A. M., Lapoliwa, H., Alwi, H., Sasangka, S. S., & Sugiyono. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Shalima, I. (2014). Ensiklopedia Bahasa dan Sastra Indonesia: Tata Bahasa. Klaten: PT Intan Pariwara.