KOMPAS.com - Unsur dalam "natah" wayang kulit yang dimaksudkan adalah bagian terkecil dari tatahan dalam wayang kulit.
Unsur-unsur tatahan yang telah disusun sesuai dengan aturan-aturan dalam wayang dapat menghasilkan sesuatu yang rumit namun terlihat indah seperti yang dapat kita lihat pada tatahan wayang kulit saat ini.
Unsur-unsur tatahan pada wayang kulit memiliki bentuk atau motif tersendiri dan memiliki nama atau sebutan masing-masing.
Unsur tatahan wayang
Unsur tatahan dalam wayang kulit inilah yang selama ini di pelajari dan dipertahankan secara turun temurun, sehingga tetap dikenal hingga sekarang. Dalam wayang kulit purwa, diketahui ada empat belas unsur tatahan yang dapat diuraikan sebagai berikut:
- Tatahan Bubukan
Adalah bentuk tatahan wayang kulit yang menyerupai rumah bubuk atau binatang perusak kayu yang berbentuk bulat-bulat dengan diameter sekitar 0,2 mm atau lebih.
Jenis tatah ini difungsikan untuk menatah bagian garis pokok dari struktur bentuk busana wayang, terutama untuk tokoh-tokoh wayang yang berukuran kecil-kecil.
- Tatahan Semutdulur
Bentuknya adalah persegi panjang dengan bentuk potongan melengkung kedalam, kemudian bentuk lubang tatahan itu disusun menyamping hingga membentuk suatu garis.
Fungsi tatahan semutdulur adalah untuk menatah bagian yang menggambarkan ujung kain panjang atau sinjang dan bagian lain yang pantas ditatah dengan bentuk yang demikian.
- Tatahan Langgatan
Bentuknya seperti langgat yaitu sebuah alur yang cukup panjang dengan bagian lebar dipotong melengkung keluar. Bentuknya hampir sama dengan tatahan semutdulur tetapi lebih panjang hingga 3-5 kalinya.
Jenis tatahan ini digunakan untuk bagian praba atau bagian lain yang sesuai dengan jenis tatahan ini.
Pada umumnya, tatahan langgatan digunakan untuk keperluan tertentu yaitu untuk bagian yang perlu digambarkan lebih detail, karena pada umumnya bagian yang ditatah dengan tatahan langgatan dikombinasi dengan tatahan yang lembut atau ngrawit dan merata. Agar bentuknya tidak kabur, perlu tatahan yang berkarakter tegas ini.
- Tatahan Bubukiring
Adalah unsur tatahan wayang kulit yang bentuknya bulat setengah lingkaran (setengah bulatan). Jika bagian garis tengahnya dibuat meruncing mendekati lengkungan atau meruncing pada sisi tegaknya dinamakan ceplik.
Unsur tatahan ini difungsikan untuk menggambarkan busana atau perhiasan wayang kulit yang menggambarkan bentuk rantai, untuk menggambarkan ujung sinjang dan sebagainya.
- Tatahan Inten-intenan
Adalah unsur tatahan wayang kulit yang digunakan untuk menggambarkan berbagai perhiasan yang berupa intan maupun permata yang lazim digunakan oleh para raja atau tokoh yang lainnya.
Bentuk tatahan inten-intenan ini adalah bulat atau bentuk lingkaran penuh yang pada bagian sisinya diutuhkan. Jenis unsur tatahan ini merupakan salah satu ciri khas dari wayang kulit purwa gaya Yogyakarta.
- Tatahan Langatbubuk
Merupakan unsur tatahan wayang kulit perpaduan antara tatahan langgatan dan bubukan. Kemudian disusun menyamping secara selang-seling, sehingga membentuk suatu garis. Fungsi dari tatahan ini untuk menatah garis-garis pokok pada wayang kulit, terutama untuk tokoh-tokoh pada wayang yang gagah atau wayang yang berukuran besar.
- Tatahan Sembuliyan
Adalah unsur tatahan wayang kulit yang diperuntukan dalam menggambar lipatan-lipatan kain. Bentuk tatahannya tidak jauh berbeda dengan tatahan langgatbubuk, tetapi pada bagian langgatnya dibuat meruncing. Teknik penyusunannya selang-seling antara langgatan paten dengan langgatan bubukan.
- Tatahan Kawatan
Bentuknya berupa lubang alur yang melengkung dan dibuat berulang-ulang, disusun berjajar menyamping, sehingga membentuk keratan-keratan kulit yang kecil-kecil seperti kawat.
- Tatahan Seritan
Atau tatahan rambut adalah unsur tatahan wayang kulit yang digunakan untuk menggambarkan rambut dari tokoh-tokoh wayang. Bentuknya seperti spiral atau bentuk ikal yang semakin ke tengah semakin kecil.
- Tatahan Patran
Merupakan unsur tatahan wayang kulit yang menggambarkan dedaunan, namun bentuknya telah mengalami stilisasi, sehingga wujud tatahan tidak lagi menggambarkan daun secara realis (nyata).
Kata "patran" berasal dari kata "patra" yang berarti lembaran daun. Jenis tatahan ini fungsinya untuk menatah bagian-bagian wayang yang terkait dengan dedaunan atau tumbuh-tumbuhan.
- Tatatan Semen
Unsur tatahan semen dalam wayang kulit digunakan untuk menggambarkan motif-motif kain dari kampuh atau dodot yang dikenakan oleh tokoh-tokoh wayang, sehingga bentuknya sangat bervariasi.
Ada beberapa motif dalam tatahan semen ini antara lain, semen jrengut, semen ningrat, semen sinom, semen sekar jeruk (semen petruk), semen klithik, kawung dan sebagainya. Tatahan semen ini merupakan hasil kombinasi dari berbagai unsur tatahan seperti rumpilan, langgatan, ceplik dan sebagainya.
- Tatahan Srunen
Adalah unsur tatahan wayang kulit yang berfungsi untuk menggambarkan berbagai jenis bunga.
- Tatahan Wajikan
Adalah unsur tatahan wayang kulit yang berfungsi sebagai pelengkap dari jenis tatahan inten-intenan.
- Tatahan Mas-masan
Merupakan unsur tatahan wayang kulit yang digunakan untuk menggambarkan perhiasan dari emas.
Baca juga: Peralatan dalam Pertunjukan Wayang dalam Bahasa Jawa
Referensi:
- Mukaddas, A. B. (2021). Unsur-unsur seni rupa dalam pertunjukan wayang kulit purwa. BALOLIPA: Jurnal Pendidikan Seni Rupa, 1(1), 1-9.
- Ismana, A., Amiuza, C. B., & Sujudwijono, N. (2014). Tranformasi Bahasa Rupa Wayang Kulit Purwa Pada Perancangan Museum Wayang Kekayon Bantul Yogyakarta. Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur, 2(1).