Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Amonia Sangat Beracun?

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/SILMI NURUL UTAMI
Mengapa amonia sangat beracun?
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Amonia dapat ditemukan sebagai zat sisa dalam tubuh manusia dan dalam pupuk juga peralatan sehari-hari. Namun, tahukah kamu bahwa amonia sangat beracun?

Mengapa amonia sangat beracun? Berikut adalah penjelasannya!

Menurut Braissant O, dkk dalam Ammonia Toxicity to The Brain (2013), tingkat amonia dalam darah orang dewasa sehat berada dalam kisaran 15 hinngga 45 mikrogram/dL. 

Di atas angka tersebut, maka akan terjadi keracunan amonia karena kapasitas hati kurang untuk dapat menghilangkannya. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keracunan amonia dapat terjadi jika seseorang menghirup gas atau uap, menelan cairan, atau bersentuhan langsung dengan amonia anhidrat. 

Baca juga: Jenis Zat Sisa Tubuh Manusia

Dilansir dari New York State Department of Health, amonia yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan air dan menghasilkan amonium hidroksida. 

Amonium hidroksida ini adalah ion yang bersifat korosif, sehingga dappat merusak sel-sel tubuh yang bersentuhan dengannya. 

Menurut Rana Prathap P. dan Judith Borger dalam Ammonia Toxicity (2023), paparan amonia menyebabkan cedera kornea, luka bakar pada kulit, dan cedera epitel pernapasan. 

Adapun, jika amonia tertelan maka akan menyebabkan cedera di sepanjang saluran pencernaan. 

Baca juga: Pertolongan Pertama saat Tangan Terkena Bahan Kimia Berbahaya

Amonia yang masuk ke dalam tubuh akan memasuki membran plasma dan tersebaar ke berbagai organ tubuh.

Hal tersebut akan memicu gejala keracunan amonia seperti sakit perut, batuk, nyeri, melepuhnya kulit, mual, muntah, dan rasa terbakar. 

Jika dibiarkan, keracunan amonia dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, gangguan sistem saraf pusat dan otak, kebutaan, kejang, koma, serta kematian.  

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi