KOMPAS.com - Apa yang dimaksud dengan hukum Ohm? Bunyi hukum Ohm adalah kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian.
Dilansir dari buku Teori Umum Teknik Elektronika (2023) karya Daryanto, hukum Ohm merupakan salah satu ilmu dasar dari ilmu elektronika.
Hukum Ohm berguna untuk menghitung arus, tegangan, atau resistansi dari suatu rangkaian listrik. Hukum Ohm menyatakan hubungan matematis antara kuat arus, tegangan, dan resistansi jaringan.
Nama hukum Ohm diambil dari nama seorang ahli fisika dan matematika asal Jerman, Georg Simon Ohm. Ohm menjadi orang pertama yang meneliti hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial di sebuah penghantar.
Dalam Kamus Collins, hukum Ohm merupakan prinsip arus listrik yang mengalir melalui suatu konduktor yang sebanding dengan beda potensial, tetapi suhu tetap bernilai konstan.
Baca juga: Hukum Ohm: Pengertian, Bunyi, dan Hambatannya
Rumus hukum Ohm
Rumus hukum Ohm ditulis sebagai berikut:
V = I.R
Keterangan:
- I = arus listrik yang mengalir di dalam sebuah penghantar dalam satuan Ampere
- V = tegangan listrik yang ada di kedua ujung penghantar dalam satuan Volt
- R = nilai hambatan listrik atau resistensi yang terdapat di suatau penghantar dalam satuan Ohm
Dari rumus hukum Ohm tersebut, didapat persamaan-persamaan sebagai berikut:
- Rumus menghitung kuat arus listrik
I = V/R
- Rumus menghitung nilai resistansi dari sebuah hambatan
R = V/I
Baca juga: Hukum Ohm: Pengertian, Bunyi, dan Hambatannya
Contoh soal hukum Ohm
Disadur dari Buku Ajar Teori Dasar Listrik dan Elektronika (2022) oleh Muhammad Naim, berikut beberapa contoh soal hukum Ohm, yaitu:
Contoh soal 1Rancangan sebuah rangkaian listrik tertutup yang terdiri dari sumber daya berupa baterai dan beban berupa lampu pijar. Kabel pada rangkaian mampu menghantarkan arus listrik sebesar 2 ampere dan baterai yang digunakan menghasilkan tegangan sebesar 35 Volt.
Tetapi lampu pijar pada rangkaian tersebut hanya menyala jika dialiri listrik sebesar 24 Volt sehingga kamu harus memasang resistor menurunkan tegangan dari baterai.
Berapa besar resistansi yang diperlukan pada resistor yang digunakan?
Jawaban:
Diketahuo bahwa diperlukan penurunan tegangan sebesar:
V = 36 - 24
V = 12 Volt
Berikut nilai resistansi:
R = V/I
= 12/2
= 6 Ohm
Jadi, pada rangkaian tersebut harus dipasang resistor sebesar 6 Ohm agar lampu pijar dapat menyala.
Baca juga: Contoh Larutan yang Dapat Menghantarkan Arus Listrik
Contoh soal 2Pada sebuah rangkaian listrik sederhana terdapat penyuplai daya tegangan dengan tegangan 10 Volt dan beban hambatan 10 Ohm. Berapa besar kuat arus pada rangkaian tersebut?
Jawaban:
I = V/R
= 10/10
= 1 A
Jadi, kuat arus pada rangkaian tersebut sebesar 1 Ampere.
Contoh soal 3Diketahui tegangan pada suatu rangkaian sebesar 24 Volt dan nilai arus yang terbaca pada amperemeter sebesar 10 mA. Berapa nilai resistansinya?
Jawaban:
Samakan terlebih dahulu semua nilai dengan satuan sesuai standar. Diketahui besar arus:
I = 10 mA = 0,01 Ampere
Besar resistansi yaitu:
R = V/I
= 24/0,01
= 2400 Ohm
Jadi, resistansi pada rangkaian tersebut sebesar 2400 Ohm atau 2,4 kilo Ohm.
Baca juga: Contoh Larutan yang Dapat Menghantarkan Arus Listrik
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.