KOMPAS.com - Dilansir dari buku Bukan Penggerak Tapi Tergerak (2024) oleh Sulaiman, guru penggerak adalah pemimpin yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif.
Perannya juga ikut serta mendorong tenaga pendidik lainnya agar menerapkan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Guru penggerak juga diartikan sebagai guru-guru terpilih yang sudah melewati serangkaian seleksi yang ketat yang datang dari seluruh penjuru Indonesia.
Baca juga: 10 Pengertian Guru Menurut Ahli
Paradigma pengambilan keputusan
Dirangkum dari buku Menatap Guru Penggerak (2021) karya Yasser A. Amiruddin, secara umum ada empat paradigma yang terjadi, yaitu:
- Individu lawan masyarakat (individu vs community)
Seorang Guru Penggerak harus mampu menyeimbangkan antara memberikan perhatian pada pengembangan individu (seperti potensi seorang siswa) dan kepentingan komunitas sekolah, seperti menjaga harmoni dan keberhasilan pembelajaran untuk semua siswa.
- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Seorang Guru Penggerak sering dihadapkan pada dilema antara menegakkan keadilan secara tegas terhadap aturan dan kebijakan sekolah, dan menunjukkan belas kasihan terhadap siswa atau guru yang mengalami kesulitan
- Kebenaran awan kesetiaan (truth vs loyalty)
Guru Penggerak harus mempertimbangkan bagaimana menyampaikan kebenaran secara konstruktif tanpa mengorbankan hubungan baik dan kolaborasi di lingkungan sekolah.
- Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Guru Penggerak juga harus menimbang antara mengambil keputusan yang memberikan hasil cepat (jangka pendek) seperti menyelesaikan masalah pembelajaran sesaat, dengan tujuan jangka panjang seperti menciptakan perubahan budaya belajar di sekolah yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: Mengenal Guru Pembimbing Khusus (GPK) dalam Pendidikan Inklusi
Prinsip pengambilan keputusan
Etika atau paradigma bersifat relatif dan bergantung pada kondisi dan situasi dan tidak ada aturan baku yang berlaku.
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip ini yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika.
Tiga prinsip tersebut adalah:
- Berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking)
Guru Penggerak yang menggunakan pendekatan ini akan fokus pada hasil akhir yang diinginkan atau konsekuensi dari sebuah keputusan.
Keputusan diambil berdasarkan pertimbangan tentang apa yang akan memberikan dampak terbaik bagi sebagian besar orang.
Dalam konteks pendidikan, Guru Penggerak akan memprioritaskan tindakan yang bisa memberikan manfaat terbesar bagi siswa atau komunitas sekolah, meskipun mungkin ada pengorbanan dalam prosesnya.
- Berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking)
Seorang Guru Penggerak dengan pola pikir ini akan membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai atau kebijakan yang sudah ada, terlepas dari hasilnya.
Mereka berpegang pada aturan yang telah ditetapkan, baik dari kebijakan pendidikan nasional, sekolah, maupun prinsip etika profesional, sehingga keputusan dapat dipertanggungjawabkan dan adil untuk semua.
- Berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking)
Guru Penggerak yang menggunakan pendekatan ini akan mendasarkan keputusan pada empati dan rasa peduli.
Mereka berusaha untuk memperlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan, dengan memperhatikan kebutuhan emosional, situasi pribadi, dan rasa kemanusiaan.
Dalam konteks pendidikan, ini berarti mengutamakan kepedulian terhadap siswa, rekan guru, atau komunitas, memastikan setiap tindakan mempertimbangkan dampak emosional dan kesejahteraan individu.
Baca juga: Mengapa Sejarah Disebut sebagai Guru Kehidupan?
9 langkah pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan juga melakukan 9 langkah pengambilan keputusan, yaitu:
- Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi yang dihadapi.
- Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut.
- Kumpulkan fakta-fakta yang reevan dengan situasi tersebut.
- Lakukan pengujian benar atau salah
- Lakukan pengujian paradigma benar lawan benar
- Melakukan prinsip resolusi
- Investigasi opsi Trilema, solusi lain yang tak terduga.
- Buat keputusan
- Melihat lagi keputusa itu, lalu refkleksikan