Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

50 Contoh Paribasa Sunda dan Artinya

Baca di App
Lihat Foto
freepik.com
Ilustrasi membaca buku
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Bahasa Sunda merupakan bahasa terbesar kedua setelah bahasa Jawa di Indonesia. Sebagian besar penduduk yang bermukim di Provinsi Jawa Barat menguasai bahasa Sunda.

Bahasa Sunda memiliki banyak peribahasa yang merupakan warisan kearifan lokal yang tersimpan dalam bahasa.

Baca juga: Peribahasa: Pengertian, Ciri-ciri, Fungsi, dan Contohnya

Paribasa adalah perbandingan yang menjadi perlambang kehidupan, dibuat dalam satu runtutan kata dan sudah tetap aturan bahasanya. Paribasa mengandung nasehat, petuah, atau filosofi hidup.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti peribahasa dalam bahasa lainnya, paribasa Sunda berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan nilai-nilai kebijaksanaan, etika, dan budaya melalui kalimat-kalimat yang padat makna.

Contoh-contoh paribasa sunda

Berikut contoh paribasa Sunda, yaitu: 

1. Mihapé hayam ka heulang.

Artinya menitipkan barang atau sesuatu kepada seseorang yang tidak jujur atau membahayakan. Paribasa ini menjelaskan bahwa kita harus berhati-hati menitipkan sesuatu hal kepada orang yang belum kita ketahui.

Baca juga: 25 Peribahasa Bahasa Sunda dan Artinya

2. Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok.

Arti paribasa tersebut, yaitu bila sesuatu dilakukan dengan sungguh-sungguh, meskipun sulit pasti bisa dilakukan. Usaha yang dilakukan sedikit demi sedikit lama-lama akan membuahkan hasil.

3. Mending kendor ngagembol, tibatan gancang pincang.

Paribasa tersebut berarti lebih baik lama tetapi hasilnya memuaskan, dibandingkan cepat tetapi hasilnya jelek dan kurang memuaskan.

4. Adat kakurung ku iga.

Paribasa tersebut memiliki arti, yaitu adat yang sulit untuk diubah. Dari paribasa ini kita bisa melihat bahwa terkadang kebiasaan manusia sulit diubah.

5. Ka hareup ngala sajeujeuh, ka tukang ngala sajeungkal.

Paribasa ini berarti hidup harus berhati-hati dan penuh perhitungan.

Baca juga: Buah Jatuh Tidak Jauh dari Pohonnya, Peribahasa Cocok bagi Mahasiswi UMM Ini

6. Ulah pupulur méméh mantun.

Paribasa tersebut berarti jangan meminta upah sebelum kita bekerja.

7. Ulah meungpeun carang ku ayakan.

Artinya jangan berpura-pura tidak tahu, membiarkan seseorang melakukan hal tindakan yang salah.

8. Ulah cul dogdog tinggal igel.

Artinya, jangan tinggalkan pekerjaan tetap, untuk pekerjaan yang tidak jelas penghasilannya.

9. Tiis ceuli herang mata.

Artinya, sejuk pendengaran, bening penglihatan. Ungkapan paribasa ini menghendaki agar dalam kehidupan ini situasinya tenang, damai, tentram, dan tidak mendengar atau melihat sesuatu yang jelek atau kacau.

Baca juga: 50 Peribahasa Indonesia dan Artinya

10. Kudu bisa mihapekeun maneh.

Artinya, harus dapat menitipkan diri. Maksud dari paribasa ini, yaitu sebagai manusia harus berperilaku baik agar banyak orang yang menyukainya.

11. Abong biwir teu diwengku.

Artinya, orang yang bicaranya tidak diatur atau asal bicara. Paribasa ini digunakan untuk sindiran kepada orang yang dalam berpendapatnya tidak bisa mengatur omongannya.

12. Hade ku omong goreng ku omong.

Artinya, segala sesuatu bisa disebut baik atau buruk disebabkan omongannya. Baik buruknya seseorang dilihat dari apa yang dikatakannya.

13. Ulah ngalajur nafsu.

Paribasa ini artinya jangan mengikuti nafsu ataupun keinginan sesaat. Paribasa ini berisi nasihat, ketika kita hidup jangan terlalu mengikuti nafsu, karena bisa mengakibatkan kesalahan yang fatal.

Baca juga: Peribahasa: Jenis, Fungsi, Ciri, dan Contohnya

14. Ka luhur sieun ku gugur, ka handap sieun ku cacing.

Artinya, ke atas takut gemuruh, ke bawah takut cacing. Paribasa ini menggambarkan orang yang mengalami fobia, jiwanya sulit berkembang karena selalu dihantui perasaan was-was, sehingga tidak pernah berani mengambil resiko apapun dalam hidupnya.

15. Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak.

Artinya, ke air jadi satu lubuk, ke darat jadi satu lembah. Maksudnya, sikap seia sekata dalam adat Sunda, di mana kebersamaan sosial sangat dijunjung tinggi oleh warganya.

16. Neukteuk curuk dina pingping.

Arti dari paribasa ini, yaitu memotong jari di atas paha. Paribasa ini menceritakan kejelekan atau kesalahan keluarga sendiri kepada orang lain, sehingga yang bersangkutan memperoleh penilaian buruk.

17. Mapatahan ngojay ka meri.

Paribasa ini berarti mengajar berenang pada itik, berisi sindiran kepada orang yang melakukan pekerjaan atau memberi petunjuk yang sia-sia, karena yang diberi petunjuk telah mahir melakukannya.

Baca juga: Menghayati Peribahasa Indonesia yang Kenyataannya Tak Lagi Sama

18. Mapatahan naik ka monyet.

Artinya, mengajari monyet memanjat. Paribasa ini juga berisi sindiran kepada orang yang melakukan pekerjaan atau memberi petunjuk yang sia-sia, karena yang diberi petunjuk telah mahir melakukannya.

19. Dibéré sabuku ménta sajeungkal, dibéré sajeungkal ménta sadeupa.

Artinya, diberi seruas minta sejengkal, diberi sejengkal minta sedepa. Ungkapan paribasa ini ditujukan pada orang yang tidak tahu diri. Sudah dikasih hati, malah berani minta yang lebih.

20. Ngusik-usik ula mandi, ngagugahkeun macan turu.

Arti paribasa ini, yaitu mengusik ular berbisa, membangunkan harimau tidur. Maksudnya mengungkit-ungkit masalah yang telah lalu hanya akan menimbulkan masalah.

21. Nu tani kari daki, nu dagang kari hutang.

Artinya, bertani tinggal daki, berdagang tinggal hutang. Paribasa ini menggambarkan orang yang bernasib sial, setiap usaha yang dilakukan selalu mendatangkan kesulitan, bukannya membawa keuntungan.

Baca juga: Tantangan Literasi Era Digital dan Peribahasa Kebo Nyusu Gudel

22. Landung kandungan laer aisan.

Artinya, memanjang ke bawah kandungan jauh gendongan. Paribasa ini menggambarkan sifat orang bijak yang banyak memiliki pertimbangan. Dalam menyelesaikan persoalan dia tidak akan gegabah.

23. Ka luhur teu sirungan, ka handap teu akaran.

Berarti ke atas tak bertunas, ke bawah tak berakar. Menggambarkan orang yang tidak pernah jujur dalam segala tindakan. Semua yang dikatakan atau diperbuat hanyalah untuk menutupi maksud yang sesungguhnya.

24. Kawas nanggeuy endog beubeureumna.

Arti paribasa ini, yaitu seperti menyangga merah telur. Maksudnya pencerminan dari besarnya rasa kasih sayang seseorang terhadap sesuatu, di mana ia benar-benar merawat dan menjaganya dengan hati-hati, seperti membawa kuning telur di telapak tangannya.

25. Banda sesampiran nyawa gagaduhan.

Artinya harta benda hanya hiasan, nyawa hanya pemberian. Menyatakan bahwa harta dan nyawa adalah pemberian Tuhan, dan kita harus pasrah jika sewaktu-waktu diambil kembali.

Baca juga: 10 Peribahasa Jawa dan Artinya, Salah Satunya Jer Basuki Mawa Bea

26. Sato busana daging, jalma busana élmu.

Artinya, binatang pakaiannya daging, manusia pakaiannya ilmu. Maksudnya, harga binatang ditentukan berdasarkan dagingnya. Sedangkan nilai manusia ditentukan oleh ilmu yang dimiliki.

27. Nyeungeut damar di suhunan.

Artinya, menyalakan lampu di puncak rumah. Paribasa ini merupakan sindiran bagi orang yang suka pamer kekayaan dengan cara banyak memberi pada orang lain agar mendapat pujian, tetapi pada keluarga sendiri sangat pelit.

28. Mun kiruh ti girang komo ka hilirna.

Artinya, apabila sudah keruh sejak hulu, di hilir akan lebih keruh lagi. Paribasa ini merupakan perumpamaan terhadap kehidupan sosial politik sebuah negara atau lingkungan tertentu, jika pemimpinnya tidak baik, rakyat yang dipimpinnya akan berbuat jauh lebih tidak baik lagi.

29. Kudu ngukur kana jujur, nimbang kana awak.

Artinya, mengukur dengan jujur, menimbang sesuai badan. Maksud dari paribasa ini adalah, segala tingkah laku disesuaikan dengan keadaan diri sendiri. Jangan berlebihan, karena sikap seperti itu akan mengundang kecaman banyak orang.

Baca juga: Mengenal Pantun Betawi: Sejarah, Ciri-ciri, dan Contohnya

30. Gunung luhur beunang diukur, laut jero beunang dijugjugan, tapi haté jelema najan déét teu kakobét.

Artinya, tinggi gunung serta dalamnya laut dapat diukur, tapi hati orang tak dapat diduga. Maksudnya, mengetahui isi hati yang terpendam dalam diri seseorang sangat sulit, karena apa yang tampak dalam perilaku mereka dengan apa yang dirasakan bisa berbeda.

31. Sakuru-kuruna lembu, sarengréng-réngréngna banteng.

Arti dari paribasa ini, yaitu sekurus- kurusnya lembu, selemah-lemahnya banteng. Maksudnya, orang yang tadinya kaya, jika suatu saat mengalami kekurangan tentu tidak akan begitu sengsara, karena masih menyimpan harta yang lebih besar dari apa yang dimiliki orang lain.

32. Ngindung ka waktu mibapa ka zaman.

Artinya, menganggap ibu kepada waktu, menganggap bapak kepada zaman. Paribasa ini berisi ungkapan yang menggambarkan sikap orang yang selalu berpikir dan bertindak menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi zaman.

33. Ka hareup ngala sajeujeuh, ka tukang ngala salengkah.

Artinya, ke depan mengambil sepanjang tapak kaki, ke belakang mengambil selangkah. Paribasa ini menggambarkan orang yang bersikap hati-hati dalam menjalani kehidupan.

Baca juga: [TREN BAHASA KOMPASIANA] Masihkan Peribahasa Relevan dengan Kondisi Saat Ini?

34. Selenting bawaning angin, kolépat bawaning kilat.

Artinya, selentingan angin sekejap mata terbawa-bawa petir. Maksud dari paribasa ini, yaitu informasi atau kabar berita tidak bisa dipercaya kebenarannya karena tidak ada buktinya.

35. Nu geulis jadi werejit nu lenjang jadi baruan.

Artinya, yang cantik jadi hantu menakutkan, yang semok jadi racun.Maksud dari paribasa ini, yaitu kecantikan perempuan dapat membahayakan dan menimbulkan malapetaka, bagi laki-laki.

36. Ngingu kuda kuru, ari geus lintuh nyépak.

Artinya, memelihara kuda kurus, begitu lengah menyepak. Berisi ungkapan yang menggambarkan bagaimana seseorang yang tulus membantu mengangkat kehidupan orang yang sangat miskin, namun ketika kehidupannya sudah membaik malah berani kurang ajar terhadap orang yang dulu menolongnya.

37. Uncal tara ridu ku tanduk.

Artinya, kancil tak direpotkan dengan tanduk. Maksudnya, segala ilmu pengetahuan maupun keterampilan tidak akan merepotkan atau memberatkan manusia.

Baca juga: 30 Contoh Parikan, Pantun Berbahasa Jawa yang Berisi Nasihat hingga Candaan

38. Bentik curuk balas nunjuk.

Artinya, lentik telunjuk balas tunjuk. Maksudnya, alasan yang ditujukan pada orang yang biasanya memerintah, tetapi tidak bisa mengerjakan sendiri.

39. Pipilih nyiar nu leuwih, kocéplak meunang nu pécak.

Artinya, memilih- milih mencari yang terbaik, mendapat lebih jelek dari yang pernah ditolak. Maksudnya, jangan terlampau memilih untuk mendapatkan apa yang diidamkan, sebab lama-lama akan bingung sendiri menentukan mana yang terbaik, lantaran banyaknya pilihan yang dihadapi.

40. Pur kuntul kari tunggul, lar gagak kari tunggak.

Artinya, setelah burung kuntul atau gagak terbang, yang tinggal hanyalah tunggul. Paribasa ini berisi perumpamaan orang yang bernasib sial karena tiba- tiba dijadikan kambing hitam atas permasalahan yang tidak diketahui atau diperbuatnya.

41. Ninggalkeun hayam dudutaneun.

Artinya, meninggalkan ayam yang telah disembelih belum dicabuti bulunya. Berisi nasehat agar jangan suka meninggalkan pekerjaan yang belum selesai. Pekerjaan apapun sebaiknya diselesaikan secepatnya, karena dengan mengulur-ngulur waktu hasilnya kurang sempurna.

Baca juga: Pantun “Masak Aer” Disukai Banyak Orang, Opie Kumis Terinspirasi dari Candaan Hansip

42. Suku dijieun hulu, hulu dijieun suku.

Artinya, kaki dibuat kepala, kepala dibuat kaki. Menggambarkan orang yang bekerja keras untuk mencari nafkah sampai tidak mengenal waktu dan tidak mengenal lelah. Ibarat kaki dibuat kepala, kepala dibuat kaki.

43. Sireum ogé ditincak-tincak teuing mah tangtu ngégél.

Artinya, semut diinjak-injak pasti menggigit. Maksud dari paribasa ini, yaitu orang miskin atau cacat sekalipun, kalau terus-terusan dianiaya atau dihina akhirnya akan melawan.

44. Bébék ngoyor di sagara, rék nginum néangan cai.

Artinya, itik berkeliaran di laut, kalau minum tidak mendapatkan air. Berisi perumpamaan terhadap seseorang yang tidak bisa menggunakan segala sesuatu yang ada di sekitarnya, karena semua itu bukan haknya.

45. Teu unggut kalinduan, teu gedag kaanginan.

Paribasa ini memiliki arti, tidak mengangguk terkena gempa, tidak bergoyang terkena angin. Menggambarkan orang yang teguh memegang prinsip, tidak mudah tergoda oleh gangguan dari mana pun.

46. Kujang dua pangadekna.

Artinya, yaitu perkataan atau perbuatan memiliki dua arti Ungkapan ini bermakna bahwa suatu pekerjaan, tantangan, atau permasalahan membutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam dua sisi atau dua aspek yang berbeda.

Baca juga: 5 Puisi Karya Joko Pinurbo yang Mendalam

47. Lamun keyeng tangtu pareng.

Artinya kalau kita tekun dan gigih, pasti akan berhasil. Pesan utama dari paribasa ini adalah bahwa ketekunan, kesabaran, dan kerja keras dalam menghadapi tantangan atau mencapai tujuan pada akhirnya akan membawa hasil yang diharapkan.

48. Puasa manggih lebaran.

Artinya, orang yang bahagia, dari tiada menjadi segalanya. Maknanya adalah bahwa setelah seseorang melalui kesulitan, pengorbanan, atau masa-masa penuh tantangan, akan datang masa kebahagiaan, kemenangan, atau hasil yang baik.

49. Kudu ngukur ka kujur, nimbang ka awak.

Artinya, harus ngukur ke badan, nimbang ke tubuh. Makna dari peribahasa ini adalah bahwa sebelum melakukan sesuatu atau membuat keputusan, seseorang harus mempertimbangkan kemampuan, potensi, dan keterbatasan dirinya sendiri terlebih dahulu.

50. Kudu bodo aléwoh.

Artinya, kita harus mau belajar. Paribasa ini berisi pesan untuk kita harus bersikap rendah hati dan tidak merasa sombong atas pengetahuannya, serta tetap ramah dan menghormati orang lain.

 

Referensi:

  • Djajawiguna, H. I. B., Kadarisman, U. (1983). Kumpulan babasan jeung paribasa Sunda. Indonesia: Pustaka Buana.
  • Kebijaksanaan Hidup Orang Sunda: Nilai-Nilai Keteladanan & Kearifan Lokal Budaya Sunda Dalam Membangun Manusia Cerdas, Berkarakter, dan Sehat. (2022). (n.p.): Penerbit Yayasan Miftahul Huda al-Musri (MHM).
  • Gandasudirdja, R. Maskar. 700 paribasa Sunda: dibereskeun djeung diterangkeun kalawan etjes pisan. Indonesia, Economie.
  • Budhi Santosa, I. (2009). Kumpulan peribahasa Indonesia dari Aceh sampai Papua: untuk SD, SMP, SMA & umum. Indonesia: IndonesiaTera.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi