Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macam-Macam Puisi Baru berdasarkan Bentuknya

Baca di App
Lihat Foto
Canva.com
Ilustrasi teks
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Puisi merupakan salah satu karya sastra yang sangat digemari, baik oleh penyair berpengalaman maupun yang baru mulai mendalami dunia sastra. 

Salah satu jenis puisi adakah puisi baru. Puisi baru juga memiliki jenis, puisi inkonvensional. Artinya puisi ini memiliki ciri khas berbeda dari puisi lama karena tidak terikat pada aturan formal, baik dalam penulisan maupun pembacaan.

Baca juga: Apa Saja Unsur Fisik dan Unsur Batin dalam Puisi?

Puisi baru dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori utama, yaitu berdasarkan isi dan bentuknya. Puisi baru berdasarkan bentuknya, terbagi menjadi: 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis puisi yang pertama berdasarkan bentuknya adalah distikon. Distikon merupakan puisi yang setiap baitnya terdiri dari dua baris atau sering disebut sebagai puisi dua seuntai.

Contoh:

Di tepi pantai senja, ombak berlari
Langit merah menyapa sang mentari.

Jenis puisi berdasarkan bentuknya berikutnya adalah terzina. Puisi ini memiliki ciri khas di mana setiap baitnya terdiri dari tiga baris, yang juga dapat disebut sebagai puisi tiga seuntai.

Contoh:

Rintik hujan meresap di tanah basah
Waktu berlalu, membawa gelisah
Semesta tenang, tanpa keluh dan resah.

Kuatrain merupakan puisi terdiri dari setiap bait yang berisi empat baris, sehingga sering disebut sebagai puisi empat seuntai.

Contoh:

Dalam senyap malam terdengar bisikan
Langit bertabur bintang sejuta harapan
Angin malam membawa kisah kebenaran
Mengalir pelan di setiap hembusan.

Baca juga: 5 Puisi Karya Joko Pinurbo yang Mendalam

Selanjutanya, puisi yang mengikuti bentuknya dikenal sebagai kuint. Kuint itu berarti puisi dengan setiap bait terdiri dari lima baris. Puisi ini juga bisa disebut puisi lima jalin.

Contoh:

Daun gugur di kala pagi
Menyentuh tanah dengan pelan
Embun berlalu tanpa jejak
Menyapa sang mentari
Dengan hati penuh harapan.

  • Oktaf atau stanza

Oktaf atau stanza merupakan bentuk puisi yang memiliki ciri khas di setiap baitnya yang terdiri dari delapan baris. Puisi oktaf atau stanza sering disebut juga sebagai double kuatrain atau puisi yang terdiri dari delapan seuntai.

Contoh:

Malam larut dalam keheningan
Bintang-bintang berbisik dalam damai
Angin malam menyapu dedaunan
Menyisakan dingin yang tak bertepi
Waktu berjalan membawa penantian
Hati merindu pada cinta sejati
Dalam gelap, bayangan menemani
Hingga pagi datang membawa cahaya.

Baca juga: Majas Epifora dalam Puisi

  • Sektet

Puisi ini bisa dikenali dari setiap baitnya yang terdiri atas enam baris. Sebutan lain untuk puisi sektet adalah puisi enam seuntai.

Contoh:

Ombak berkejaran di pantai
Menerjang karang tanpa henti
Langit biru tersenyum tenang
Burung camar berkelana sendiri
Alam bernyanyi dalam damai
Mengiringi langkah yang sunyi.

  • Septime

Septime atau puisi tujuh seuntai ini merupakan puisi yang setiap baitnya terdiri dari tujuh baris.

Contoh:

Kabut pagi menyelimuti kota
Jalan-jalan sunyi tak bernyawa
Pohon-pohon merunduk lelah
Menunggu sinar matahari cerah
Roda berputar di atas aspal basah
Kehidupan berjalan tanpa arah
Namun harapan tetap bersinar megah.

  • Soneta

Jenis puisi terakhir adalah soneta. Puisi ini terdiri dari empat baris yang terpisah menjadi dua. Bait pertama memiliki empat baris, sedangkan dua bait berikutnya masing-masing terdiri dari tiga baris.

Contoh:

Mentari pagi menyapa wajah dunia
Menembus kabut yang perlahan sirna
Burung berkicau di ranting tua
Membawa kisah cinta yang tak pernah pudar.

Ombak berbisik di telinga laut
Mengguratkan jejak takdir yang terpahat
Langit memeluk bumi dalam hangat
Tanpa lelah waktu tetap melaju.

Dalam hati ada harapan yang tertanam
Meski badai kerap menghantam
Jiwa tetap berdiri tegar dan kokoh.

Baca juga: Makna Puisi Gadis Peminta-minta Karya Toto Sudarto

 

Referensi:

  • Rofiq, A. (2023). Analisis Penggunaan Gaya Bahasa Komparatif pada Kelompok Puisi Perjamuan Hilang Karya Diana Puteri Zahro. Jurnal PENEROKA: Kajian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia , 3 (2), 279-293.
  • Yuliantoro, A. (2024). Mengajar Apresiasi Puisi . Produser Andi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi