KOMPAS.com - Kalimat analogi sering digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk memberikan perbandingan atau kiasan. Berikut penjelasan lengkap tentang pengertian, jenis, dan contoh kalimat analogi.
Pengertian kalimat analogi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), analogi adalah persamaan atau kesesuaian antara dua hal yang berbeda. Analogi juga sering disebut sebagai kiasan, karena menggunakan perbandingan tidak langsung untuk menggambarkan kesamaan antara dua obyek atau konsep.
Secara umum, analogi berarti membandingkan dua hal yang memiliki kesamaan bentuk, sifat, atau fungsi, dengan cara kiasan atau perbandingan tidak langsung.
Baca juga: Perbedaan Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
Jenis-jenis analogi
Berdasarkan isi dan penggunaannya, analogi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Analogi deklaratif
Jenis analogi ini menjelaskan suatu obyek yang belum dikenal dengan membandingkannya dengan obyek yang sudah dikenal.
Biasanya menggunakan kata-kata seperti bagaikan, laksana, seperti, bagai.
Contoh: Gadis itu bagaikan bunga mawar di kelas kami.
- Analogi induktif
Jenis ini memberikan pengetahuan baru dengan membandingkan obyek yang memiliki kesamaan ciri utama dengan obyek yang sudah diketahui.
Kata-kata yang sering digunakan antara lain maka, dengan demikian, dengan begitu.
Contoh: Dengan begitu, mencintai lingkungan berarti menjaga rumah kita sendiri.
Baca juga: Kalimat Denotasi: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya
Contoh kalimat analogi
Beberapa contoh kalimat analogi, sebagai berikut:
- Gadis itu bagaikan bunga mawar di kelas kami.
- Daya pikir mahasiswa itu tajam.
- Membicarakan fasilitas untuk peserta didik difabel cukup rumit, bak mencari jarum dalam jerami.
- Bagi peserta didik difabel, menaiki tangga sekolah laksana mendaki gunung yang sangat tinggi.
- Pemerintah harus menyediakan fasilitas bagi kaum difabel seumpama menyediakan fasilitas bagi rumah sendiri.
- Hidup itu seperti roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah.
- Menulis buku ibarat menanam pohon, perlu waktu dan kesabaran untuk melihat hasilnya.
- Kehilangan teman dekat bagaikan kehilangan sebelah sayap, kita tetap bisa berjalan, tetapi sulit untuk terbang.
- Pendidikan seperti cahaya, semakin terang, semakin jelas kita melihat jalan di depan.
- Waktu itu seperti sungai, terus mengalir tanpa pernah kembali ke hulu.
Baca juga: 9 Ciri-ciri Kalimat Opini yang Perlu Diketahui
Referensi:
- Gusfritri, ML, dkk. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Kemendikbud
- widjono, HS. (2007). Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Grasindo