Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Akibat dari Gerakan Bulan? Temukan Jawabannya Di Sini!

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Bulan diduga pernah memiliki cincin.
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Gerakan Bulan bukan hanya sekadar perjalanan orbitnya mengelilingi Bumi, namun juga memengaruhi banyak aspek kehidupan kita di Bumi.

Sebagai satelit alami Bumi, gerakan bulan memiliki dampak besar yang terlihat dalam berbagai fenomena alam, seperti pasang surut air laut, gerhana, fase-fase Bulan, hingga penentuan kalender Hijriah.

Yuk, simak lebih lanjut apa saja akibat dari gerakan bulan bagi memengaruhi kehidupan kita!

Terjadinya pasang surut air laut

Salah satu dampak paling nyata dari gerakan Bulan adalah terjadinya pasang surut air laut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari NOAA Scijinks, proses ini terjadi karena tarikan gravitasi Bulan yang menciptakan gaya pasang surut.

Baca juga: Pasang Surut Air Laut: Pengertian, Jenis, Penyebab, dan Manfaatnya

Gaya ini menyebabkan permukaan air laut menonjol keluar di dua tempat, yaitu di sisi yang paling dekat dengan Bulan dan di sisi yang paling jauh dari Bulan.

Ketika Bumi berotasi, wilayah yang berada di bawah tonjolan air ini akan mengalami pasang naik, sementara wilayah lainnya mengalami pasang surut.

Hal ini terjadi dua kali dalam sehari, seiring rotasi Bumi yang melewati kedua tonjolan air tersebut.

Menariknya, meskipun Bulan memiliki massa sekitar 1/100 dari Bumi, karena jaraknya yang dekat, gravitasi Bulan cukup kuat untuk mempengaruhi gerakan air laut.

Di sisi Bumi yang dekat dengan Bulan, gravitasi Bulan menarik air laut lebih kuat, menciptakan tonjolan pertama.

Namun, di sisi Bumi yang lebih jauh, meskipun gravitasi Bulan lebih lemah, gaya diferensial menyebabkan air juga tertarik ke arah yang berlawanan, menciptakan tonjolan kedua.

Inilah yang menyebabkan dua kali pasang naik dan dua kali pasang surut setiap harinya di sebagian besar garis pantai dunia.

Baca juga: Pasang Surut: Akibat Gravitasi Matahari dan Bulan terhadap Bumi

Terjadinya gerhana

Gerakan Bulan juga menyebabkan terjadinya gerhana, yang terjadi ketika bagian dari Bumi atau Bulan memasuki bayangan yang lainnya.

Dilansir dari Lumen Learning, ketika Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, Bulan akan menghalangi sebagian atau seluruh cahaya Matahari, yang menyebabkan terjadinya gerhana Matahari.

Gerhana Matahari hanya terlihat di daerah tertentu di Bumi, tergantung di mana bayangan Bulan jatuh. Ada juga jenis gerhana Matahari yang disebut "gerhana cincin", di mana Bulan tampak lebih kecil dari Matahari, menciptakan cincin cahaya di sekelilingnya.

Sementara itu, gerhana Bulan terjadi ketika Bulan memasuki bayangan Bumi. Berbeda dengan gerhana Matahari yang hanya terlihat di tempat tertentu, gerhana Bulan dapat dilihat oleh siapa saja yang berada di sisi malam Bumi.

Sehingga, gerhana Bulan lebih sering disaksikan oleh banyak orang. Saat gerhana Bulan terjadi, Bulan akan tampak gelap karena terhalang oleh bayangan Bumi, menciptakan pemandangan yang menakjubkan.

Baca juga: 4 Jenis Gerhana Matahari

Adanya fase Bulan dan sistem penanggalan Hijriah

Gerakan Bulan juga menghasilkan perubahan bentuk yang kita kenal sebagai fase-fase Bulan.

Dilansir dari NASA Science, fase-fase ini terjadi karena perubahan sudut cahaya Matahari yang diterima oleh Bulan saat mengorbit Bumi.

Ada delapan fase Bulan yang dikenal, yaitu:

  1. Bulan Baru
  2. Bulan Sabit Muda
  3. Bulan Seperempat Pertama
  4. Bulan Cembung Muda
  5. Bulan Purnama
  6. Bulan Cembung Tua
  7. Bulan Seperempat Ketiga
  8. Bulan Sabit Tua

Siklus ini berlangsung setiap 29,5 hari dan berulang setiap bulan.

Baca juga: 8 Fase Bulan dan Penjelasannya

Selain itu, gerakan Bulan yang terkait dengan fase-fase tersebut menjadi dasar penentuan waktu dalam kalender Hijriah, yang merupakan kalender lunar.

Dalam sistem penanggalan ini, setiap bulan dihitung berdasarkan satu siklus Bulan penuh, yaitu periode dari satu Bulan Baru ke Bulan Baru berikutnya.

Bulan Baru dimulai dengan pengamatan Bulan Sabit Muda, yang muncul sesaat setelah Matahari terbenam.

Setiap bulan dalam kalender Hijriah memiliki 29 atau 30 hari, tergantung pada pengamatan Bulan Sabit Muda.

Jika Bulan Sabit Muda terlihat pada malam ke-29, hari berikutnya adalah awal bulan baru, namun jika tidak terlihat, bulan saat ini akan memiliki 30 hari.

Baca juga: Apa itu Kalender Lunar?

Sehingga, gerakan Bulan menyebabkan pasang surut air laut, gerhana, perubahan fase Bulan, dan penentuan kalender Hijriah.

Dengan memahami gerakan Bulan, kita bisa lebih menghargai keajaiban alam semesta yang terus bergerak dinamis.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi