KOMPAS.com - Dunia baru-baru ini dikejutkan dengan temuan terbaru tentang Lapisan Es Greenland, bongkahan es terbesar kedua di dunia, yang kini retak lebih cepat dari yang diperkirakan para ilmuwan.
Cepatnya es Greenland retak akan menyebabkan mencairnya es tersebut dan berdampak naiknya permukaan laut, hilangnya habitat, kepunahan, juga migrasi penduduk.
Untuk lebih memahami dampaknya, simaklah penjelasan berikut ini!
Es Greenland retak lebih cepat
Penelitian yang dipimpin oleh Thomas Chudley, asisten profesor di Universitas Durham, ini mengungkapkan sebuah fakta mengkhawatirkan tentang perubahan cepat di wilayah kutub.
Hasil penelitian yang dipublikasikan pada 3 Februari 2025 dalam jurnal berjudul Increased Crevassing Across Accelerating Greenland Ice Sheet Margins.
Baca juga: Mengapa Es Bisa Mengapung?
Dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa retakan berbentuk baji di permukaan es telah berkembang lebih besar dan lebih dalam sejak 2016 hingga 2021.
Penyebab utama fenomena ini adalah perubahan iklim yang mempercepat aliran es, sehingga celah-celah es di Greenland semakin melebar dan dalam.
Dampaknya? Kehilangan es dari Greenland dapat terjadi lebih cepat dari yang kita kira, dan tentu saja, ini akan membawa konsekuensi besar bagi Bumi.
1. Naiknya permukaan air Laut
Dilansir darri UCAR Center for Science Education, jika seluruh es di Greenland mencair, permukaan laut global diperkirakan akan naik hingga 7,2 meter!
Meskipun mencairnya es Greenland hanya meningkatkan permukaan laut sekitar 0,5 milimeter setiap tahunnya, riset menunjukkan angka ini bisa terus meningkat. Mengapa ini penting?
Karena naiknya permukaan air laut mengancam infrastruktur vital yang terletak di sepanjang garis pantai.
Baca juga: Infrastruktur Politik di Indonesia
Jalan raya, jembatan, sistem transportasi umum, hingga pembangkit listrik semua berisiko terendam air, mengancam lapangan pekerjaan dan industri yang bergantung pada wilayah pesisir.
2. Meningkatnya frekuensi badai dan banjir
Dengan naiknya permukaan laut, gelombang badai akan menjadi semakin kuat dan merusak.
Selain itu, fenomena banjir pasang yang lebih sering terjadi, sering disebut sebagai flooding nuisance, bisa menjadi masalah yang mahal dan mengganggu kehidupan sehari-hari.
Dalam beberapa dekade ke depan, frekuensi dan dampak bencana ini diperkirakan akan semakin parah, memperburuk kualitas hidup bagi jutaan orang.
Baca juga: 9 Penyebab Banjir Rob
3. Kepunahan spesies
Perubahan besar ini tidak hanya mengancam manusia, tetapi juga spesies lain yang bergantung pada habitat es yang semakin hilang.
Beruang kutub, penguin, anjing laut, dan walrus adalah beberapa contoh makhluk hidup yang terancam punah akibat mencairnya es di Kutub Utara.
Menurut data dari World Wildlife, populasi beruang kutub telah berkurang hingga 40% dalam beberapa dekade terakhir.
Jika pemanasan global terus berlangsung, ilmuwan memperkirakan bahwa beruang kutub akan punah pada tahun 2100.
Selain itu, wilayah pesisir yang tenggelam juga akan mengurangi daratan yang menjadi rumah bagi berbagai spesies laut dan darat, meningkatkan risiko kepunahan lebih lanjut.
Baca juga: 6 Perbedaan antara Pesisir dan Pantai
4. Intrusi air laut
Mencairnya es Greenland juga dapat menyebabkan intrusi air laut ke dalam akuifer air tawar di pesisir.
Dilansir dari National Geographic, air asin yang masuk ke dalam sumber air bersih ini mengancam ketersediaan air minum untuk miliaran orang di seluruh dunia.
Tanpa air tawar yang cukup, krisis air bersih akan menjadi masalah besar, yang pada gilirannya mengancam kesehatan dan kelangsungan hidup banyak komunitas.
Tak hanya itu, tanah yang tercemar air laut juga dapat merusak pertanian dan ekosistem yang bergantung pada tanah segar.
5. Migrasi iklim
Perubahan ini akan memaksa jutaan orang untuk meninggalkan rumah mereka. Negara-negara pesisir yang terendam akan menghadapi krisis pengungsi yang semakin memburuk.
Dilansir dari NRDC, lebih dari 50.000 orang di wilayah Pasifik terpaksa mengungsi setiap tahun akibat naiknya permukaan laut.
Negara-negara seperti Kiribati bahkan telah membeli tanah di Fiji sebagai tempat pemukiman baru untuk warganya.
Sebuah kenyataan yang memilukan, namun sangat nyata, bahwa perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga masalah sosial yang memengaruhi kehidupan banyak orang di seluruh dunia.
Baca juga: Pengaruh Pusat Keunggulan Ekonomi terhadap Migrasi Penduduk
Sehingga, kabar tentang cepatnya retakan di Lapisan Es Greenland adalah peringatan keras bagi kita semua.
Dengan adanya bukti bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan bencana yang tak terelakkan, kini saatnya untuk bertindak.
Mengurangi emisi gas rumah kaca, beralih ke energi terbarukan, dan melindungi lingkungan adalah langkah-langkah penting untuk menghindari konsekuensi yang lebih buruk bagi Bumi dan seluruh penghuninya.
Lapisan es Greenland yang retak lebih cepat bukan hanya masalah ilmiah, ini adalah krisis global yang membutuhkan perhatian dan tindakan bersama. Apakah kita siap untuk menghadapi tantangan besar ini?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.