KOMPAS.com - Pernahkah kamu melihat video seorang astronot yang kesulitan berjalan di Bumi setelah kembali dari misi luar angkasa? Bahkan, dalam beberapa video, astronot yang baru mendarat sering terlihat dibopong oleh rekan mereka. Kenapa ya hal ini bisa terjadi?
Astronot kesulitan berjalan setelah kembali ke Bumi karena tubuh mereka harus beradaptasi kembali dengan gravitasi setelah berbulan-bulan dalam kondisi mikrogavitasi.
Untuk lebih memahami mengapa astronot kesulitan berjalan setelah kembali dari luar angkasa, simaklah penjelasan di bawah ini!
Adanya perbedaan gravitasi
Salah satu alasan utama mengapa astronot kesulitan berjalan setelah kembali ke Bumi adalah perbedaan gaya gravitasi.
Ketika mereka berada di luar angkasa, mereka berada dalam kondisi mikrogavitasi (gravitasi rendah) yang membuat tubuh mereka tidak merasakan gaya tarik gravitasi Bumi.
Baca juga: Mengapa Astronot Melayang-layang di Luar Angkasa?
Di luar angkasa, otot-otot dan tulang mereka bekerja lebih sedikit, karena mereka tidak perlu menopang berat tubuh seperti di Bumi.
Setelah mendarat, tubuh mereka harus kembali merasakan gaya gravitasi Bumi yang cukup besar, dan hal ini bisa sangat membingungkan bagi tubuh yang sudah terbiasa mengapung tanpa beban.
Menurut Arizona State University, sesaat setelah mendarat, para astronot merasakan gravitasi Bumi menarik mereka ke bawah, sesuatu yang belum mereka rasakan selama berbulan-bulan.
Hal ini membuat mereka menyadari betapa tubuh mereka telah berubah, dan sering kali mereka harus dibopong agar tidak mengalami cedera serius seperti patah tulang.
Massa otot dan kepadatan tulang berkurang
Karena otot dan tulang tidak perlu bekerja keras di luar angkasa, massa otot dan kepadatan tulang astronot berkurang drastis.
Baylor College Medicine menjelaskan bahwa tanpa pengaruh gravitasi, tulang-tulang di bagian bawah tubuh seperti kaki, pinggul, dan tulang belakang tidak berfungsi secara maksimal.
Baca juga: Akibat Gaya Gravitasi pada Benda yang Ada di Bumi
Akibatnya, tulang-tulang ini kehilangan kepadatannya dan otot-ototnya menjadi lebih lemah, yang disebut dengan atrofi otot. Hal ini membuat astronot merasa sangat lemah dan kesulitan untuk berjalan setelah kembali ke Bumi.
NASA sendiri mewajibkan astronot untuk berolahraga dua jam setiap hari selama di luar angkasa menggunakan alat seperti treadmill atau sepeda statis. Tujuannya adalah untuk menghindari kerusakan otot dan tulang akibat kurangnya gravitasi.
Jika mereka tidak berolahraga secara rutin, mereka akan kesulitan untuk berdiri dan berjalan saat kembali ke Bumi, karena tubuh mereka tidak terbiasa menahan berat badan mereka sendiri.
Baca juga: Gaya Gravitasi: Pengertian, Hukum, Medan, dan Fungsinya
3. Gangguan keseimbangan dan koordinasi
Gravitasi rendah di luar angkasa juga menyebabkan astronot mengalami gangguan keseimbangan dan koordinasi.
NASA menjelaskan bahwa transisi kembali ke gravitasi Bumi mempengaruhi keseimbangan astronot, yang bisa mengganggu koordinasi tangan-mata dan stabilitas tubuh mereka.
Selain itu, mereka juga bisa mengalami masalah penglihatan dan persepsi, serta mabuk perjalanan.
Kondisi ini disebut sebagai "space sickness" atau mabuk perjalanan luar angkasa, yang sering terjadi pada beberapa hari pertama saat mereka berada di luar angkasa.
Dilansir dari Starlust, ketika kembali ke Bumi, organ otolith yang membantu kita menjaga keseimbangan harus menyesuaikan diri dengan tarikan gravitasi Bumi.
Proses adaptasi ini bisa memakan waktu beberapa hari, sehingga astronot mungkin akan merasa pusing dan kesulitan untuk berjalan.
Baca juga: Telinga: Bagian, Fungsi dan Cara Merawatnya
4. Kondisi fisik yang membutuhkan pemulihan
Meskipun astronot telah menjalani pelatihan fisik dan rutinitas olahraga di luar angkasa, mereka tetap membutuhkan waktu untuk memulihkan kekuatan tubuh mereka setelah kembali ke Bumi.
Baylor College Medicine menambahkan bahwa kehilangan massa otot dan tulang yang signifikan membuat astronot membutuhkan waktu untuk kembali beradaptasi dengan aktivitas sehari-hari di Bumi.
Beberapa bulan pertama setelah kembali dari luar angkasa biasanya menjadi masa pemulihan bagi astronot untuk mendapatkan kembali kekuatan fisik mereka.
Jadi, kesulitan yang dialami astronot dalam berjalan setelah kembali ke Bumi disebabkan karena tubuh mereka harus beradaptasi kembali dengan gravitasi Bumi setelah berbulan-bulan dalam kondisi mikrogavitasi.
Proses ini mempengaruhi keseimbangan, kekuatan otot, dan kepadatan tulang mereka.
Hal ini menunjukkan betapa luar biasa tubuh manusia dalam beradaptasi dengan lingkungan, namun juga betapa pentingnya waktu pemulihan setelah mengalami kondisi ekstrem di luar angkasa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.