Kompas.com - Zat aditif alami dan buatan kerap ditemukan pada makanan sehari-hari, baik yang terbungkus dalam kemasan maupun olahan rumahan.
Dilansir dari Buku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas X SMA-LB (2016) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , zat aditif yaitu bahan yang ditambahkan ke makanan dan minuman.
Tujuannya untuk menambah warna, memperbaiki rasa, tekstur, serta memperpanjang waktu simpan.
Baca juga: Mengapa Zat Padat Mempunyai Bentuk dan Volume Tetap?
Apabila digunakan dengan benar dan sesuai takaran, maka zat aditif mampu meningkatkan nilai gizi pada setiap makanan atau minuman.
Sebelum mengonsumsi ada baiknya kenali terlebih dahulu apa perbedaan zat aditif alami dan zat aditif buatan yang terkandundung di makanan atau minuman.
Perbedaan zat aditif alami dan buatan
Perbedaan zat aditif alami dan buatan dapat dilihat dari bahan yang digunakan, proses yang dilakukan, hingga hasil yang diberikan pada makanan maupun minuman.
Lebih jelasnya, simak tabel perbedaan zat aditif alami dan buatan di bawah ini:
Baca juga: Mengapa Zat Dapat Mengalami Perubahan Bentuk atau Wujudnya?
Keterangan | Zat aditif alami | Zat aditif buatan |
Bahan yang digunakan |
Berasal dari makhluk hidup, seperti tumbuhan atau hewan |
Berasal dari proses reaksi kimia |
Contoh |
|
|
Risiko yang ditimbulkan | Minim masalah kesehatan yang ditimbulkan. |
Memiliki efek bagi kesehatan dalam jangka panjang |
Pengertian zat aditif alami
Dikutip dari Buku Ilmu Pengetahuan Alam SMP MTs kelas VIII (2013) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kurikulum 2013, pengertian zat aditif alami yaitu zat tambahan yang bersumber dari makhluk hidup.
Zat aditif ini paling mudah ditemukan pada tumbuhan atau hewan. Seperti contoh, pewarna alami dari bayam, wortel, buah naga, dan stroberi.
Kemudian ada juga pemanis alami dari gula pasir, gula aren, dan gula kelapa, serta pemberi aroma dari daun suji, daun pandang, jeruk, lemon, dan daun mint.
Baca juga: Zat Besi, Mineral yang Berperan dalam Pembentukan Sel Darah Merah
Penyedap alami juga banyak digunakan masyarakat untuk kebutuhan dapur, seperti kaldu dari daging ayam, daging sapi, serta rempah-rempah mulai dari cabai, lengkuas, hingga jahe.
Zat aditif alami bisa didapatkan dengan mudah, murah, serta minim efek samping bagi tubuh.
Pengertian zat aditif buatan
Semakin berkembangnya teknologi dan pengetahuan, muncul zat aditif buatan yang dalam pengolahannya menggunakan bahan dan proses reaksi kimia. Dipilihnya penggunaan zat aditif buatan dikarenakan keterbatasan zat aditif alami.
Baca juga: Feromon, Zat Kimia yang Menghubungkan Makhluk Hidup
Contoh zat aditif buatan pada pewarna seperti brilliant blue FCF, sunset yellow FCF, allura red AC, dan tartrazine.
Pemanis buatan ada, kalium asesulfam, sakarin, siklamat, dan sukrosa, serta pengawet yaitu asam benzoat, kalium benzoat, natrium nitrat, dan butil hidroksianisol.
Bahan pengawet pada zat aditif buatan bertujuan untuk menghambat kerusakan mikrobiologis sert tidak cepat rusak saat disimpan atau didistribusikan.
Perlu dijadikan perhatian masyarakat bahwa konsumsi makanan atau minuman dengan kandungan zat aditif buatan secara terus menerus akan memberikan efek samping yang buruk pada tubuh.
Baca juga: Zat dalam Rokok yang Bersifat Karsinogenik
Dilansir dari Jurnal Peningkatan Kesadaran Masyarakat terhadap Bahaya Penggunaan Zat Aditif dalam Makanan Universitas Negeri Gorontalo (2023) karya Nurhayati Bialangi, dan kawan - kawan, contoh efek samping dalam jangka panjang seperti mengganggu reproduksi dan kesuburan, iritasi saluran pencernaan, hingga kanker.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.