Kompas.com - Setiap tanggal 1 Maret, Republik Indonesia memperingati peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.
Ada sejarah penting yang menjadi latar belakang Serangan Umum 1 Maret 1949 ini, karena dianggap menjadi titik balik perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat itu.
Sejumlah tokoh juga menjadi pahlawan sekaligus saksi pada peristiwa yang terjadi di Yogyakarta tahun 1949.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Kediri dari Awal Berdiri Hingga Runtuh pada 1222
Selengkapnya, inilah sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 lengkap dengan apa yang menjadi latar belakang peristiwa ini beserta daftar tokohnya!
Dilansir dari Buku Peperangan dan Serangan (2017) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Serangan Umum 1 Maret 1949 ini untuk merebut kembali Yogyakarta dan membuktikan kekuatan besar Tentara Nasional Indonesia saat itu.
Berikut penjelasannya:
Latar belakang Serangan Umum 1 Maret 1949
Pada Desember 1948, saat itu Kota Yogyakarta menjadi Ibu Kota Republik Indonesia dan terdapat Agresi Militer Belanda II.
Belanda menduduki Kota Yogyakarta dan berusaha menduduki Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul.
Kondisi yang tidak kondusif karena penjajahan Belanda inilah yang menjadi latar belakang Serangan Umum 1 Maret 1949 oleh Divisi III/Gubernur Militer III.
Tujuannya yaitu untuk merebut kembali Yogyakarta, membuktikan kekuatan TNI dan Republik Indonesia, serta memperkuat posisi Indonesia di kancah Persatuan Bangsa-Bangsa.
Baca juga: Monas Jadi Lokasi Pemantauan Hilal di Jakarta, Kemenag: Pertama Kali Dalam Sejarah
Kronologi Serangan Umum 1 Maret 1949
Adalah Letkol dr Wiliater Hutagalung, ia adalah penasehat Gubernur Militer III yang mengawali pemikiran bahwa dunia Internasional harus mengetahui kekuatan Negera Republik Indonesia.
Maka diperlukan serangan yang besar dan mudah diketahui United Nations Commission for Indonesia atau UNCI hingga wartawan asing.
Setelah mengutarakan pemikirannya, dr Wliater Hutagalung lantas mengangkat Panglima Besar Sudirman menjadi Perwira Teritorial, usai pengangkatan lantas mengkoordinasikan pelaksanaan di Divisi II dan III.
Usaha untuk mempertahankan Negara Republik Indonesia ini berlangsung hampir delapan bulan yang dimulai dari 19 Desember 1948.
Pada peristiwa tersebut, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh Hatta, dan jajaran pemimpin lainnya diasingkan Belanda ke Sumatera.
Belanda lantas mengumandangkan pemberitahuan bahwa Republik Indonesia sudah tidak ada. Karena hal inilah TNI lantas berulang kali melakukan penyerangan di pos-pos penjagaan Belanda.
Pada 26 Desember 1948, Kolonel Bambang Sugeng sebagai Panglima Divisi III Nomor 1/HD/1948 mengeluarkan perintah untuk membentuk daerah gerilya atau wilayah pertahanan.
Pada 1 Maret 1949 pukul 06.00, setelah perencanaan panjang, serangan dilancarkan, TNI berhasil menaklukkan pos demi pos, dan pada pukul 12.00 pasukan mulai menarik diri dari pusat kota.
Usai penyerangan tersebut, berita lantas menyebar di jaringan radio dalam negeri hingga Amerika Serikat dan New York.
Baca juga: Sejarah Takjil dan Tradisi Berbuka Puasa di Beberapa Negara Islam
Tokoh Serangan Umum 1 Maret 1949
Inilah sederet tokoh Serangan Umum 1 Maret 1949 yang berhasil mempertahankan Ibu Kota Indonesia saat itu Yogyakarta dan kekuatan Republik Indonesia:
- Letkol dr Wiliater Hutagalung
- Panglima Besar Sudirman
- Kol Bambang Sugeng
- Letkol T B Simatupang
- Gatot Subroto
- Letkol Soeharto
- Sultan Hamengku Buwono IX
Perang yang dilangsungkan dari pukul 06.00 - 12.00 tersebut juga sering disebut dengan "Peristiwa 6 Jam di Jogja".
Kini, sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 dapat disaksikan di diorama III Museum Vredeburg yang terletak di Yogyakarta.
Baca juga: 5 Krisis Keuangan Paling Parah dalam Sejarah, Satu Terjadi di Asia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.