KOMPAS.com - Pernahkah kamu membaca novel terkenal seperti Harry Potter, To Kill a Mockingbird, atau Laskar Pelangi? Jika iya, berarti kamu sedang menikmati buku fiksi.
Buku fiksi merupakan buku yang berisi kisah atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarangnya.
Bukan berdasarkan kejadian nyata, buku fiksi sering kali membawa pembaca ke dalam dunia yang hanya ada dalam pikiran sang penulis.
Lantas, apa saja ciri-ciri buku fiksi? Yuk, kita simak penjelasan tentang ciri dan unsur buku fiksi berikut ini!
Baca juga: Buku Fiksi: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Pengertian buku fiksi
Sebelum membahas lebih jauh tentang ciri-ciri buku fiksi, penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu buku fiksi.
Menurut Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN dalam buku Analisis Buku Fiksi dan Nonfiksi Bahasa Indonesia Kelas 10 (2020), fiksi adalah prosa naratif yang bersifat imajinatif atau karangan non-ilmiah dari penulis, yang tidak didasarkan pada kenyataan.
Dengan kata lain, fiksi tidak terjadi di dunia nyata, melainkan hasil dari imajinasi atau pemikiran penulis.
Meskipun fiksi hanya merupakan karya imajinasi, cerita tersebut tetap bisa masuk akal dan menyampaikan kebenaran yang bisa menggambarkan hubungan antar manusia.
Kata "fiksi" sendiri berasal dari bahasa Inggris "fiction," yang berarti rekaan atau khayalan.
Jadi, buku fiksi adalah karya tulis yang diciptakan berdasarkan imajinasi penulis, yang merupakan hasil olah pikir yang menghasilkan khayalan dan ide-ide kreatif.
Baca juga: Membedah Nilai Kehidupan dalam Buku Fiksi
Apa saja ciri-ciri buku fiksi?
Lalu, apa saja ciri-ciri buku fiksi yang membedakannya dari jenis buku lain, seperti buku nonfiksi?
Menurut Indra Azis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII Semester 1 Merujuk Kurikulum Merdeka (2022), berikut adalah empat ciri khas yang membedakan buku fiksi:
- Imajinatif
- Kebenaran yang relatif
- Bahasa konotatif
- Tidak memiliki sistem baku
Buku fiksi ditulis berdasarkan imajinasi, khayalan, atau rekaan penulis. Cerita yang ada dalam buku fiksi tidak terjadi di dunia nyata dan sering kali melibatkan elemen yang tidak mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, meskipun bersifat rekaan, cerita dalam buku fiksi tetap terasa nyata dan mengena bagi pembaca.
Baca juga: Mengenal Cerita Fiksi dan Nonfiksi
2. Kebenaran yang relatifSalah satu ciri buku fiksi adalah bahwa kebenaran dalam cerita bersifat relatif. Ini berarti, benar atau salahnya sebuah peristiwa dalam buku fiksi tergantung pada pandangan pembaca.
Penulis dapat mengungkapkan kebenaran yang bersifat subjektif, dan bagaimana pembaca memaknai cerita tersebut sangat bergantung pada interpretasi masing-masing.
3. Bahasa konotatifBuku fiksi sering menggunakan bahasa konotatif, yaitu bahasa yang tidak memiliki makna sebenarnya.
Bahasa konotatif digunakan untuk menambah daya imajinasi pembaca dan memberikan kesan yang lebih mendalam dalam cerita.
Misalnya, penggunaan kata-kata yang memiliki makna lebih dari sekadar arti harfiah, yang membuat cerita terasa lebih hidup dan penuh makna.
Baca juga: Makna Waktu secara Denotatif dan Konotatif: Pengertian dan Contohnya
3. Tidak memiliki sistem bakuSalah satu ciri buku fiksi yang menonjol adalah bahwa gaya penulisannya lebih bebas. Tidak seperti buku nonfiksi yang memiliki aturan yang lebih ketat, buku fiksi memberikan kebebasan bagi penulis dalam menentukan gaya bahasa dan struktur ceritanya.
Ini memungkinkan penulis untuk bereksperimen dengan berbagai bentuk narasi dan ekspresi dalam karya mereka.
Unsur-unsur dalam buku fiksi
Setiap buku fiksi, baik itu novel, cerpen, atau dongeng, dibangun oleh dua unsur utama, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Menurut Wiwik Dwi Hastuti dalam buku Pesan dalam Buku Fiksi Bahasa Indonesia Kelas XI (2020), berikut adalah unsur-unsur buku fiksi:
1. Unsur intrinsik- Tema: Pokok persoalan yang menjadi inti cerita, seperti tema persahabatan, perjuangan, atau cinta.
- Alur atau plot: Jalinan peristiwa dalam cerita yang mencakup perkenalan, konflik, klimaks, dan anti-klimaks.
- Amanat atau pesan: Pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.
- Sudut pandang: Posisi pengarang dalam bercerita, apakah menggunakan sudut pandang orang pertama (saya/aku) atau orang ketiga.
- Latar: Keterangan tentang tempat, waktu, dan suasana dalam cerita.
- Tokoh: Pelaku dalam cerita yang bisa berupa tokoh protagonis (baik), antagonis (jahat), atau tritagonis (campuran).
- Gaya bahasa: Cara pengarang menyampaikan cerita, termasuk penggunaan bahasa konotatif atau denotatif.
Baca juga: Jenis-jenis Gaya Bahasa dalam Sastra dan Contohnya
2. Unsur ekstrinsikUnsur ekstrinsik adalah elemen yang memengaruhi karya sastra dari luar.
Misalnya, latar belakang penciptaan karya, kondisi sosial budaya penulis, serta pengaruh politik atau ekonomi yang ada pada saat penulisan buku.
Apa saja yang termasuk buku fiksi?
Apa saja yang termasuk buku fiksi? Buku fiksi mencakup berbagai bentuk karya sastra, seperti novel, cerpen, puisi, dan naskah drama.
Karya-karya ini disusun berdasarkan imajinasi penulis dan tidak terikat pada kejadian nyata, meskipun tetap bisa mencerminkan nilai-nilai kehidupan atau kebenaran yang bersifat universal.
Baca juga: Unsur Ekstrinsik Cerpen dan Penjelasannya
Buku fiksi merupakan buku yang berisi kisah atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarangnya, dengan ciri-ciri khas seperti bersifat imajinatif, menggunakan bahasa konotatif, dan tidak memiliki aturan baku dalam penulisannya.
Melalui buku fiksi, pembaca dapat menikmati dunia yang penuh imajinasi dan merenung tentang pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Jika kamu ingin menikmati cerita yang membawa kamu ke dunia baru, buku fiksi adalah pilihan yang tepat!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.