KOMPAS.com - Pernahkah kamu menyaksikan angin yang berputar dengan cepat, membentuk pusaran dari langit hingga ke tanah, disertai dengan awan gelap, petir, dan hujan lebat? Fenomena tersebut adalah badai tornado.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan badai tornado?
Badai tornado adalah fenomena alam dahsyat yang terbentuk dari pertemuan udara hangat dan dingin, menghasilkan angin berputar dengan kecepatan sangat tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan besar.
Bagaimana fenomena ini bisa terjadi, dan apa perbedaan antara tornado dan angin puting beliung? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Baca juga: Apa itu Tornado Api?
Pengertian badai tornado
Apa yang dimaksud badai tornado? Dilansir dari National Weather Service, badai tornado adalah kolom udara yang berputar dengan sangat cepat dan menyentuh permukaan bumi.
Badai tornado biasanya terbentuk dari badai petir yang sangat kuat, dan menjadi salah satu bencana alam yang paling mematikan dan merusak. Tornado terbentuk ketika udara yang bergerak dengan kecepatan tinggi bertemu dengan angin yang lebih lemah.
Angin tornado bisa mencapai kecepatan hingga 300 mil per jam (sekitar 480 km/jam), sementara jalur kerusakan yang dihasilkan bisa mencapai lebar lebih dari satu mil dan panjang hingga 50 mil (80 km).
Dalam hitungan detik, badai tornado dapat menghancurkan bangunan, merobohkan pohon, dan memporak-porandakan lingkungan sekitar.
Baca juga: Tornado: Pengertian, Ciri-ciri, dan Proses Terjadinya
Kenapa bisa terjadi badai rornado?
Dilansir dari National Geographic, badai tornado terbentuk ketika udara hangat dan lembap bertabrakan dengan udara dingin dan kering. Udara dingin yang lebih padat mendorong udara hangat ke atas, menghasilkan badai petir.
Selama badai ini, udara hangat yang naik melalui udara dingin menyebabkan aliran udara ke atas. Jika angin berubah kecepatan atau arahnya secara drastis, aliran udara ini dapat berputar dan membentuk rotasi yang lebih besar.
Proses ini disebut mesosiklus, yang semakin mempercepat rotasi udara dan menarik lebih banyak udara hangat dari badai petir yang bergerak. Semakin cepat rotasi ini, semakin besar peluang terbentuknya tornado.
Tetesan air dari udara lembap yang disedot oleh mesosiklon membentuk awan corong. Awan corong ini makin membesar hingga akhirnya turun dan menyentuh tanah, yang menandakan terbentuknya badai tornado.
Baca juga: Mengenal Cumulonimbus, Awan yang Menyebabkan Cuaca Ekstrem
Waktu dan tempat terjadinya badai tornado
Dilansir dari NOAA National Severe Stroms Laboratory (NSSL), secara global, badai tornado dapat terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Australia, Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika Selatan.
Amerika Serikat tercatat sebagai negara yang paling banyak dilanda tornado, dengan lebih dari 1.200 tornado terjadi setiap tahunnya.
Meskipun tornado bisa terjadi kapan saja, puncak musim tornado di Dataran Selatan Amerika biasanya terjadi antara bulan Mei hingga awal Juni.
Di pesisir Teluk, musim tornado datang lebih awal pada musim semi, sedangkan di wilayah Dataran Utara dan Midwest, musim tornado berlangsung pada bulan Juni atau Juli.
Tornado paling sering terjadi pada sore hari, saat sinar matahari telah memanaskan tanah dan atmosfer hingga cukup panas untuk menghasilkan badai petir.
Baca juga: 7 Jenis Badai di Dunia
Apa bedanya tornado dan angin puting beliung?
Fenomena tornado sangat jarang terjadi di Indonesia, karena Indonesia terletak di wilayah tropis yang memiliki iklim lebih stabil dan lebih lembap.
Tornado biasanya terjadi di daerah dengan perbedaan suhu yang lebih besar antara udara dingin dan udara hangat, seperti di Amerika Serikat, terutama di Dataran Tengah dan Selatan.
Di Indonesia, kita lebih sering mendengar tentang puting beliung, yang merupakan fenomena alam yang mirip dengan tornado. Meskipun keduanya terlihat serupa, ada beberapa perbedaan penting yang perlu diketahui.
Baca juga: 2 Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung
Dilansir dari situs resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), tornado terbentuk di wilayah dengan lintang menengah (seperti di Amerika Serikat) yang memiliki perbedaan temperatur yang tinggi antara udara dingin dan udara hangat.
Sedangkan puting beliung lebih sering terbentuk di wilayah tropis, seperti Indonesia, di mana konveksi atmosfer sangat aktif karena suhu yang hangat dan lembap.
Dari segi skala, tornado jauh lebih besar dan lebih kuat dibandingkan puting beliung. Angin tornado bisa berkecepatan sangat tinggi, bahkan mencapai 300 mil per jam, dengan diameter yang lebih besar dan kerusakan yang lebih luas.
Sebaliknya, puting beliung cenderung lebih kecil dengan kecepatan angin yang lebih rendah, meskipun masih bisa menyebabkan kerusakan lokal yang cukup serius, terutama di wilayah padat penduduk.
Tornado dapat berlangsung beberapa jam, sementara puting beliung hanya terjadi dalam waktu yang lebih singkat, biasanya hanya beberapa menit.
Baca juga: Bagaimana Arus Konveksi Terjadi?
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa badai tornado adalah fenomena alam yang sangat dahsyat, yang bisa menyebabkan kerusakan besar dan mengancam keselamatan.
Badai tornado terbentuk dari interaksi antara udara hangat dan dingin, menghasilkan badai petir yang dapat berkembang menjadi pusaran angin dengan kecepatan angin yang luar biasa.
Meskipun tornado jarang terjadi di Indonesia, kita tetap perlu waspada terhadap fenomena serupa seperti puting beliung, yang meski lebih kecil, tetap dapat menyebabkan kerusakan.
Mengenali perbedaan antara tornado dan angin puting beliung dapat membantu kita lebih siap dalam menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi kapan saja.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.