Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Gempa Tektonik? Mengenal Penyebab dan Proses Pembentukannya

Baca di App
Lihat Foto
wikimedia.org/Scott Nash
Lempeng bumi
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Indonesia adalah negara yang sering merasakan dampak dari gempa bumi, dan salah satu jenis gempa yang paling sering terjadi adalah gempa tektonik.

Sebagai negara yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik, Indonesia sering kali menjadi lokasi pertemuan lempeng-lempeng tektonik, yang menyebabkan pergeseran yang menghasilkan gempa.

Jadi, apa sebenarnya yang menjadi penyebab gempa tektonik? Gempa tektonik terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik yang melepaskan energi. 

Mari kita telusuri lebih dalam mengenai gempa tektonik, proses terjadinya, serta perbedaannya dengan gempa vulkanik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Apa Itu Lempeng Bumi? Penjelasan Lengkap dan Proses Pergerakannya

Apa itu gempa tektonik?

Gempa tektonik adalah jenis gempa yang terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik yang ada di permukaan bumi.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, gempa bumi tektonik terjadi ketika regangan pada massa batuan telah terakumulasi hingga ke titik di mana tekanan yang dihasilkan melebihi kekuatan batuan, dan terjadilah rekahan tiba-tiba. 

Lempeng-lempeng ini bergerak secara perlahan, dengan kecepatan rata-rata 3 hingga 5 cm per tahun, meskipun pergerakannya tidak selalu terasa.

Ketika lempeng-lempeng tersebut bertabrakan, bergeser, atau saling menjauh, terjadilah ketegangan di zona pertemuan lempeng.

Ketegangan yang terakumulasi ini kemudian bisa memicu rekahan pada batuan di kerak bumi, dan pelepasan energi dalam bentuk gelombang seismik inilah yang kita rasakan sebagai gempa tektonik.

Baca juga: Teori Lempeng Tektonik, Apa Itu?

Gempa tektonik terjadi ketika regangan pada massa batuan telah terakumulasi hingga tekanannya melebihi kekuatan batuan tersebut, yang menyebabkan rekahan tiba-tiba.

Rekahan ini kemudian merambat cepat melalui batuan, biasanya menuju arah yang sama, dan terkadang bisa meluas hingga beberapa kilometer sepanjang zona kelemahan lokal.

Penyebab gempa tektonik

Penyebab gempa tektonik pada dasarnya adalah pergeseran lempeng-lempeng tektonik di kerak bumi. Pergeseran ini terjadi karena adanya pelepasan energi yang terakumulasi di zona penujaman atau zona pertemuan lempeng.

Menurut Mirza Desfandi dalam bukunya Kearifan Lokal Smong dalam Konteks Pendidikan (2019), gempa tektonik terjadi akibat pergeseran lapisan kulit bumi yang menimbulkan energi yang sangat besar.

Energi yang terakumulasi ini bisa dianalogikan seperti gelang karet yang ditarik dan dilepaskan secara tiba-tiba, yang menimbulkan getaran.

Ketika lempeng tektonik bergerak, tenaga yang dilepaskan bisa sangat besar, sehingga menimbulkan gempa yang cukup dahsyat.

Baca juga: Mengapa Lempeng Bumi Dapat Bergerak? Ini Penjelasannya ....

Di Indonesia, penyebab gempa tektonik yang kerap terjadi adalah pergerakan lempeng-lempeng tektonik yang sering bertemu dan saling bergesekan, seperti Lempeng Indo-Australia yang bergerak menuju Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik.

Di samping itu, gempa tektonik yang terjadi di dasar laut dapat menimbulkan tsunami, terutama ketika kekuatan gempa cukup besar dan terjadi di zona subduksi.

Bahkan gempa tektonik yang terjadi di daratan juga dapat memicu tsunami jika kekuatan gempa sangat besar.

Proses terjadinya gempa tektonik

Bagaimana sebenarnya proses terjadinya gempa tektonik? Proses ini bisa dibagi menjadi beberapa tahapan yang saling berhubungan.

Lempeng tektonik yang bergerak mendekat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lempeng-lempeng tektonik bergerak dengan kecepatan yang relatif lambat (sekitar 3-5 cm per tahun).

Beberapa lempeng saling bergerak mendekat dan saling bertumbukan, sementara yang lainnya bergerak menjauh. Ketika lempeng-lempeng ini saling mendekat, terbentuklah ketegangan atau tegangan yang besar di antara mereka.

Terjadinya rekahan batuan lempeng tektonik Ketika tegangan ini mencapai titik tertentu, maka batuan di sepanjang zona pertemuan lempeng akan pecah atau retak. Inilah yang disebut rekahan.

Baca juga: Contoh Hasil Subduksi

Dilansir dari U.S. Geological Survey, rekahan ini terjadi secara tiba-tiba, melepaskan energi yang telah terakumulasi selama bertahun-tahun.

Gelombang seismik yang merambat Energi yang dilepaskan akibat rekahan batuan akan membentuk gelombang seismik yang merambat melalui kerak bumi.

Gelombang ini bergerak dengan kecepatan tinggi dan mentransfer energi mekanik dari pusat gempa ke berbagai arah.

Gelombang seismik ini terdiri dari dua jenis, yaitu gelombang longitudinal (gelombang P) dan gelombang transversal (gelombang S).

Gelombang P merambat lebih cepat daripada gelombang S, sehingga gelombang P akan sampai lebih dulu dan diikuti oleh gelombang S yang menyusul beberapa detik kemudian.

Baca juga: Apa itu Megathrust? Sumber Gempa Besar yang Mengancam Indonesia

Gelombang seismik ini akan menyebar dan menyebabkan getaran di seluruh wilayah yang terkena dampaknya.

Makin jauh jarak dari pusat gempa, maka makin lemah juga getaran yang dirasakan, karena gelombang seismik kehilangan energi seiring dengan jarak tempuhnya.

perbedaan gempa vulkanik dan gempa tektonik

Selain gempa tektonik, kamu mungkin juga sering mendengar tentang gempa vulkanik. Walaupun keduanya sama-sama menyebabkan getaran, keduanya memiliki penyebab yang berbeda.

Dilansir dari The University of the West Indies Seismic Research Centre, 

empa vulkanik terjadi ketika magma bergerak ke permukaan bumi dan menembus kerak bumi.

Proses ini menyebabkan batuan di sekitar gunung berapi pecah dan menghasilkan getaran. Biasanya, gempa vulkanik merupakan tanda bahwa sebuah gunung berapi sedang aktif dan berpotensi meletus.

Sementara itu, gempa tektonik disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik yang terjadi di sepanjang batas lempeng atau patahan.

Gempa tektonik biasanya lebih besar dan lebih kuat dibandingkan dengan gempa vulkanik, dan dapat terjadi di daerah yang jauh dari gunung berapi.

Baca juga: Perbedaan Gempa Vulkanik dan Tektonik

Mengapa gempa tektonik sering terjadi di indonesia?

Penyebab gempa tektonik yang sering terjadi di Indonesia berhubungan erat dengan posisi geografis negara ini yang berada di jalur pertemuan lempeng-lempeng besar dunia.

Indonesia berada di antara tiga lempeng tektonik utama: Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Interaksi antara lempeng-lempeng ini menciptakan zona-zona subduksi yang rawan terjadi gempa.

Karena itulah, gempa tektonik sering terjadi di Indonesia, baik di daratan maupun di dasar laut. Proses pergeseran lempeng yang terjadi di bawah laut juga dapat memicu terjadinya tsunami, yang memperburuk dampak dari gempa tektonik itu sendiri.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa gempa tektonik adalah fenomena alam yang terjadi akibat pergerakan lempeng-lempeng tektonik yang saling bertumbukan, bergerak menjauh, atau bergesekan.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Gempa Bumi, Jenis, dan Penyebabnya

Proses ini mengakibatkan terjadinya rekahan batuan dan pelepasan energi dalam bentuk gelombang seismik, yang kita rasakan sebagai getaran gempa.

Di Indonesia, penyebab gempa tektonik yang sering terjadi berkaitan dengan posisi geologis negara ini yang berada di jalur pertemuan beberapa lempeng besar.

Dengan memahami lebih dalam tentang proses terjadinya gempa tektonik, serta perbedaan gempa vulkanik dan tektonik, kita bisa lebih siap menghadapi potensi bencana alam yang bisa terjadi kapan saja.

Jangan lupa untuk selalu waspada dan mengikuti informasi dari pihak berwenang untuk menjaga keselamatan diri dan orang sekitar!

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi