Apa yang Dimaksud dengan Takhayul? Ini Jenis dan Contohnya!

Kompas.com - Takhayul merupakan bagian yang tak terpisahkan dari budaya masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Meski sering dianggap sebagai kepercayaan kuno, namun takhayul tetap bertahan di era modern yang penuh dengan teknologi canggih seperti sekarang ini.

Lantas apa yang dimaksud dengan takhayul dan apa saja contohnya di kehidupan sehari-hari? Simak info lengkap di bawah ini!

Baca juga: Teks Negosiasi: Pengertian, Struktur, dan Contoh Kalimat

Pengertian takhayul

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, takhayul adalah sesuatu yang hanya ada dalam khayalan belaka atau bisa juga merupakan kepercayaan kepada sesuatu yang dianggap ada satu sakti tetapi sebenarnya tidak ada atau tidak sakti.

Sementara, jika melansir dari Jurnal Struktur, Makna, dan Jenis Takhayul Masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur (2023) karya Purnawarman dan Nurul Hikmah, takhayul adalah khayalan belaka dan sesuatu yang hanya diangan-angankan saja walaupun sebenarnya tidak ada.

Baca juga: Aliran Seni Lukis Kubisme: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lukisannya

Sejumlah masyarakat juga beranggapan bahwa takhayul memiliki makna, struktur, dan jenis tersendiri yang dipraktikkan kemudian tumbuh menjadi kebiasaan atau budaya di wilayah setempat.

Takhayul juga sering digunakan untuk memberikan maksud dan penafsiran di luar nalar, seperti menggunakan benda, hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya.

Contoh yang kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu untuk menakut-nakuti atau menghibur seseorang.

Baca juga: 100 Contoh Kata Kerja dalam Bahasa Inggris

Jenis-jenis takhayul

Takhayul memiliki beberapa jenis yang dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

• Takhayul tentang kelahiran, masa bayi, dan kanak-kanak

Hal ini sering ditemui ketika menegur seorang anak atau saat melihat hal yang tidak sesuai di lingkungan masyarakat yang dilakukan oleh ibu kepada bayinya.

• Takhayul tentang tubuh manusia dan obat-obatan rakyat

Pada jenis takhayul ini, masyarakat memiliki kepercayaan bahwa tubuh manusia itu sangat penting, jadi tidak boleh melakukan hal yang melanggar norma atau kepercayaan setempat.

Di sisi lain, ada juga yang percaya bahwa suatu hal atau benda tertentu dapat menjadi penyembuh ketika sakit.

Baca juga: 6 Contoh Definisi Usaha dalam Fisika 

• Takhayul tentang perjalanan dan hubungan dengan sesama

Takhayul ini berhubungan dengan rencana seseorang ketika akan bepergian atau menjalin hubungan dengan orang lain, seperti pekerjaan maupun percintaan.

• Takhayul mengenai alam gaib

Ini adalah jenis takhayul yang paling sering dijumpai di kehidupan sehari-hari. Tujuannya ada banyak, salah satunya untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan serta berhati-hati dalam bertindak.

Baca juga: Gas Rumah Kaca: Pengertian, Contoh, Sumber, dan Dampaknya

Contoh-contoh takhayul

Dikutip dari Jurnal Tahayul Sebagai Pendidikan Karakter Anak: Kajian Etnopedagogik (2022) karya I Nyoman Daging dan I Nengah Adi Widana, berikut sejumlah contoh takhayul di kehidupan bermasyarakat:

• Tidak boleh menduduki bantal agar tidak bisul pantantnya
• Tidak boleh makan di bawah lampu
• Tidak boleh memotong kuku malam-malam
• Tiadk boleh meludahi orang lain agar tidak kutilan
• Tidak boleh memegang kepala orang yang lebih besar (orang tua) agar tidak durhaka
• Tidak boleh melempar sesuatu ke tebing agar ibu tidak cepat meninggal
• Tidak boleh mengencingi api nanti tidak bisa kencing
• Tidak boleh menduduki talenan agar tidak bisulan
• Tidak boleh menyapu setengah-tengah agat tidak memiliki anak setengah
• Jangan main petak umpet di malam hari agar tidak disembunyikan oleh genderuwo
• Tidak boleh banyak makan kelapa agar tidak gatal-gatal
• Tidak boleh makan pisang dempet agar tidak memiliki anak yang dempet
• Jangan memeluk lutut kalau sedang berjualan nanti jualan kita tidak laki
• Jangan menggendong anak kecil saat menyapu nanti anaknya jadi suka rewel
• Kalau mata kiri kedutan maka sedang ada yang membicarakan kita

Meski zaman telah berubah namun banyak takhayul yang masih bertahan, hal ini dikarenakan masih dibicarakan turun temurun dan masih melekat pada tradidi masyarakat.

Baca juga: Paragraf Analogi: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh