Kompas.com - Pernahkah kamu mengenal istilah gempa vulkanik? Ya, jika dibandingkan gempa bumi tektonik gempa jenis ini memang jarang terjadi di Indonesia.
Dikutip dari Buku Ensiklopedia Bencana 2: Gempa Bumi (2017) karya Rani Siti Fitriani dan kawan-kawan, gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi akibat adanya aktivitas magma dan umumnya terjadi sebelum gunung berapi meletus.
Ketika terjadi letusan, maka getaran dan guncangan dapat terasa hingga sejauh 20 mil atau sekitar 32 kilometer.
Baca juga: Apa Penyebab Gempa Myanmar 2025?
Contoh gempa vulkanik di Indonesia
Berikut contoh gempa vulkanik yang pernah terjadi di Indonesia:
- Letusan Gunung Krakatau 1883
Aktivitas terjadi sejak Mei 1883 dimulai dengan pelepasan uap dan abu vulkanik setinggi 6 kilometer di kawah Perboewatan.
Letusan kembali terjadi pada Juni 1883, Agustus 1883, dan puncak letusan terjadi pada 27 Agustus 1883 menyertakan ledakan besar pada pukul 05.30, 06.44, 10.02, dan 10.41 waktu setempat.
Ledakan tersebut terdengar hingga 4.800 kilometer dan mengakibatkan tsunami setinggi 30-42 meter menyapu pesisir Jawa dan Sumatera.
Baca juga: Dapatkah Gempa Tektonik Diprediksi?
- Letusan Gunung Merapi 2010
Melansir Buku Pintar Penanggulangan Erupsi Gunung Merapi (2021) karya Indah Arohmawati, pada 20 Oktober 2010 lalu, Gununung Merapi menaikkan status menjadi waspada setelah mengalami aktivitas gempa fase 38 kali per hari, gempa vulkanik 11 kali per hari, dan gempa guguran 3 kali per hari.
Baik gempa fase, gempa vulkanik, maupun gempa guguran terus bertambah di tanggal 20-25 Oktober 2010, dan pada 26 Oktober 2010 pukul 17.02 WIB mengalami letusan pertama yang bersifat eksplosif disertai awan panas dan dentuman.
Baca juga: Apa Itu Gempa Tektonik? Mengenal Penyebab dan Proses Pembentukannya
- Letusan Gunung Anak Krakatau 2019
Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada 31 Desember 2019 dengan tinggi kolom abu sekitar 1.000 meter di atas puncak atau 1.157 meter dari atas permukaan laut.
Peningkatan aktivitas vulkanik telah terjadi sejak Juni 2018 dan terus mengalami rangkaian erupsi pada September 2018 hingga Februari 2019.
Sebelumnya pada 13 November 2019 juga telah mengalami letusan dan menghasilkan tinggi kolom erupsi 200 meter.
Kemudian pada April 2020, Gunung Anak Krakatau kembali erupsi dengan kolom abu setinggi 657 mdpl namun tidak memicu tsunami.
Baca juga: Apa itu Megathrust? Sumber Gempa Besar yang Mengancam Indonesia
- Gunung Gede 2025
Melansir Kompas.com, Gunung Gede yang terletak di Jawa Barat sempat mengalami gempa vulkanik tipe Volcanic A pada 1 April 2025.
Kemudian pada 3 April 2025 aktivitas kawah Gunung Gede terpantau normal atau berada di Level 1.
Tipe gempa vulkanik
Mengutip Buku Seismik Vulkanologi (2016) karya Sukir Maryanto, menurut Minakami (1974), gempa bumi vulkanik dibagi ke dalam empat tipe, yaitu:
- Gempa vulkanik tipe A
- Gempa vulkanik tipe B
- Gempa letusan
- Gempa tremor
Lebih lengkapnya, yuk kita simak penjelasan masing-masing tipe gempa vulkanik lewat rincian di bawah ini!
Baca juga: Bacaan Doa Ketika Ada Gempa, Lengkap dengan Artinya
- Gempa vulkanik tipe A
Gempa ini bersumber di bawah gunung api pada kedalaman 1-20 kilometer dan biasanya akan muncul pada gunung api aktif.
Penyebab adanya gempa vulkanik tipe A adalah magma yang naik ke permukaan dan disertai rekahan-rekahan.
Umumnya, gempa tipe ini datang langsung sekaligus secara bergerombolan, bukan seperti gempa susulan.
Ciri utamanya yaitu memiliki frekuensi sekitar 5-8 Hz yang dicatat pada ketinggian 2.645 meter.
Baca juga: Pengertian Gempa Susulan dan Mitigasi Bencana
- Gempa vulkanik tipe B
Sumber gempa ini berada di kedalaman kurang dari 1 kilometer dari kawah gunung api yang aktif.
Penyebabnya yaitu adanya pergerakan magma yang menuju atas dan memiliki frekuensi dominan 1-5 Hz.
- Gempa letusan
Merupakan gempa yang diakibatkan terjadinya letusan, di mana amplitudo maksimal dari jenis gempa ini adalah magnitudo letusannya sendiri.
Baca juga: Apa Nama Gempa Akibat Kegiatan Gunung Berapi?
- Gempa tremor gunung api
Ini adalah gempa yang terjadi secara terus menerus di sekitar gunung api dengan durasi dua menit atau bisa lebih lama.
Ada dua tipe gempa tremor gunung api, yaitu tremor harmonik dan tremor spasmodik.
Tipe tremor harmonik yaitu getaran terus menerus dengan kedalaman sumber gempa sekitar 5-15 kilometer.
Sedangkan tremor spasmodik adalah getaran terus menerus namun tidak beraturan dan sumber gempanya diperkirakan berada di kedalaman 45-60 kilometer.
Baca juga: 3 Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Kedalamannya
(Sumber: Kompas.com/ Firman Taufiqurrahman / Editor: Ferril Dennys)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.