Kompas.com - Indonesia termasuk negara yang beriklim tropis atau berada di garis khatulistiwa, maka hanya mengenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Nah, kali ini kita akan mengenal lebih jauh lagi tentang musim kemarau, apa saja ciri-cirinya? Yuk kita simak di bawah ini!
- Curah hujan rendah
Mengutip Buku Meteorologi (2022) karya Muhammadin Hamid dan Indri Dayana, musim kemarau ditandai dengan adanya curah hujan rendah di bawah 60 milimeter per bulan.
Jika curah hujan 0 mm selama 30 hari maka wilayah tersebut mengalami puncak musim kemarau.
Baca juga: Contoh Cuaca, Musim, dan Iklim yang Ada di Indonesia
- Sinar matahari terik
Tanda musim kemarau selanjutnya yaitu langit cenderung cerah dengan minim awan, sehingga sinar matahari lebih intens dan suhu udara juga akan meningkat.
- Ketidaknyamanan udara lingkungan
Dilansir dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), ketidaknyamanan ini dipengaruhi oleh suhu udara, kelembapan, dan aliran udara atau angin.
Saat musim kemarau, kondisi kelembapan yang tinggi akan memperlambat proses penguapan keringat sehingga menyebabkan panas dan gerah.
Contohnya di wilayah perkotaan seperti Jabodetabek, ketidaknyamanan akan terjadi sekitar pukul 10.00-18.00 WIB.
Baca juga: Musim Pancaroba: Pengertian dan Ciri-cirinya
- Kekeringan di sumber air
Debit sungai, danau, dan sumur menyusut, serta beberapa daerah mengalami krisis air bersih.
Maka perlu adanya pengelolaan sumber daya air yang efisien melalui pola hemat air dan penyimpanan cadangan air hujan.
Membudayakan pola hidup hemat air dan meningkatkan penampungan air di rumah tangga juga perlu dilakukan.
- Tanah retak
Akibat tanah kehilangan kelembapan, maka akan retak dan mengeras, serta pohon menggurkan daunnya untuk beradaptasi.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Musim Gugur?
- Meningkatnya risiko kebakaran hutan
Terdapat material organik kering di hutan yang mudah terbakar, terutama di kawasan Sumatera dan Kalimantan.
Kapan musim kemarau terjadi di Indonesia?
Musim kemarau di Indonesia umumnya akan terjadi di bulan April hingga Oktober, di mana pada bulan tersebut posisi matahari berada di bumi belahan utara.
Sehingga, benua Asia akan lebih panas jika dibandingkan benua Australia, karena tekanan udara di Asia rendah sedangkan di Australia tinggi.
Setiap tahunnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika merilis prediksi musim kemarau di Indonesia.
Baca juga: Mengapa Garam Dapat Mencairkan Es di Jalan ketika Musim Dingin?
Seperti pada tahun 2025 ini, musim kemarau di Indonesia diprediksi akan berlangsung secara bertahap dan dimulai dari bagian tenggara, yaitu sebagian Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT di bulan Maret 2025.
Kemudian pada Mei 2025 akan bergerak ke barat yaitu Jawa bagian tengah dan barat serta Sumatera, lalu ke utara meliputi Kalimantan dan sebagian Sulawesi di bulan Juni 2025, serta berakhir di timur yaitu Maluku dan Papua pada bulan Agustus 2025.
Puncak musim kemarau 2025 di sebagian besar wilayah Indonesia akan diprediksi pada bulan Juni hingga Agustus 2025.
Baca juga: Jawaban Soal Pada Musim Kemarau, Pohon Jati Menggugurkan Daunnya
Bagaimana musim kemarau terjadi?
Mengutip Buku Metode Klasifikasi Iklim di Indonesia (2019) karya Ariffin, musim kemarau di Indonesia terjadi karena adanya pengaruh angin musim yang bertiup dari Australia yang membawa udara kering.
Udara kering inilah yang bertiup di kawasan tersebut sehingga mengakibatkan uap air di wilayah Indonesia semakin dikit, jadi akan semakin sulit terbentuk awan atau hujan.
Padahal, uap air atau awan adalah komponen penyusun atmosfer yang berperan sebagai selimut bumi terhadap intensitas radiasi matahari.
Baca juga: Jawaban Soal Pada Musim Kemarau, Pohon Jati Menggugurkan Daunnya
Tak hanya itu, atmosfer juga juga berperan sebagai penghalang pelepasan energi dari bumi. Jika uap air di atmosfer sedikit maka pelepasan energi dari bumi juga akan rendah.
Saat proses pelepasan energi yang disimpan bumi cepat habis maka suhu di permukaan bumi pada malam hari sangat rendah.
Inilah yang menyebabkan terjadinya suhu dingin saat malam hari ketika musim kemarau tiba.
Baca juga: Dampak Evaporasi yang Makin Besar pada Musim Kemarau
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.