KOMPAS.com - Indonesia memiliki beberapa taman nasional, salah satunya adalah Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way Kambas (TNWK) adalah kawasan konservasi yang penting di Provinsi Lampung.
Taman nasional ini memiliki luas sekitar 125.631,31 hektar dan berfungsi sebagai habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna yang terancam punah.
Kawasan ini tidak hanya memiliki peran dalam melindungi satwa langka, tetapi juga menjaga kelestarian ekosistem yang sangat beragam.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kawasan konservasi ini dan apa yang dilindungi di dalamnya? Simak penjelasan berikut!
Baca juga: Daftar Taman Nasional di Indonesia
Sejarah dan perkembangan Taman Nasional Way Kambas
Menurut Mona Fijriani dalam Revitalisasi Pusat Konservasi Gajah di Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur (2017), Taman Nasional Way Kambas pertama kali ditetapkan sebagai kawasan pelestarian alam pada tahun 1936 oleh Resident Lampung, Mr. Rookmaker.
Yang kemudian diresmikan menjadi taman nasional pada 1 April 1989.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 444/Menhut-II/1989, kawasan ini dikelola oleh Balai Taman Nasional Way Kambas yang bertanggung jawab terhadap pelestarian sumber daya alam.
Taman ini terletak di bagian tenggara Pulau Sumatera, dengan batas wilayah antara 40°37’ – 50°16’ Lintang Selatan dan 105°33’ – 105°54’ Bujur Timur.
Pada awalnya, kawasan hutan Way Kambas dan sekitarnya disisihkan sebagai daerah hutan lindung pada tahun 1924, yang kemudian pada tahun 1978 diubah menjadi Kawasan Pelestarian Alam.
Taman Nasional Way Kambas secara resmi mendapat statusnya pada 12 Oktober 1985 sebagai Kawasan Konservasi Sumber Daya Alam dan, akhirnya, pada 1989 menjadi Taman Nasional Way Kambas sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan.
Baca juga: Perbedaan Suaka Margasatwa, Hutan Lindung, dan Taman Nasional
Luas taman nasional way kambas secara keseluruhan mencapai 125,631,31 hektar
Secara keseluruhan, taman nasional ini memiliki luas sekitar 125.631,31 hektar yang terbagi dalam beberapa zona pengelolaan yang telah ditetapkan berdasarkan derajat kepekaan ekologis kawasan.
Luas yang besar ini memberikan tempat bagi berbagai ekosistem yang sangat bervariasi, mulai dari hutan hujan dataran rendah, ekosistem rawa, hutan payau/mangrove, ekosistem pantai, hingga ekosistem riparian.
Taman Nasional Way Kambas melindungi berbagai spesies langka
Menurut Asti Sasmitha dalam Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur dalam Pengembangan Objek Wisata di Taman Nasional Way Kambas 52PEM2022 (2022), Taman Nasional Way Kambas merupakan tempat pelestarian bagi banyak spesies langka, yang meliputi berbagai jenis mamalia, burung, reptil, amfibi, dan ikan.
Salah satu daya tarik utama taman nasional ini adalah keberadaan gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), dan harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae).
Baca juga: Hewan Langka dan Terancam Punah di Indonesia
Selain itu, kawasan ini juga merupakan rumah bagi lebih dari 50 jenis mamalia, 406 jenis burung, dan berbagai jenis reptil serta serangga.
Vegetasi di taman nasional ini juga sangat kaya dan terdiri dari berbagai macam tumbuhan seperti api-api (Avicennia marina), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca leucadendron), dan ramin (Gonystylus bancanus).
Keanekaragaman hayati yang luar biasa ini membuat Taman Nasional Way Kambas menjadi tempat yang sangat penting untuk konservasi.
Sistem zonasi pengelolaan Taman Nasional Way Kambas
Untuk menjaga kelestarian ekosistem dan satwa di dalamnya, Taman Nasional Way Kambas telah diterapkan sistem zonasi yang membagi kawasan ini menjadi beberapa bagian berdasarkan tujuan pemanfaatan dan tingkat kepekaan ekologis.
Baca juga: Taman Nasional Betung Kerihun, Menyimpan Keanekaragaman Hayati
Menurut YOSL/OIC-PILI dalam Rencana Pengelolaan Kolaboratif Taman Nasional Way Kambas, Provinsi Lampung Tahun 2018-2023 (2018), sistem zonasi ini terdiri dari beberapa zona yang berbeda, yaitu:
- Zona inti (core zone): Zona yang dilindungi sepenuhnya dan tidak boleh ada perubahan baik pada tumbuhan maupun satwa yang ada di kawasan tersebut. Zona inti ini meliputi wilayah tengah taman nasional dengan luas 56.731,219 hektar.
- Zona rimba (wilderness zone): Merupakan kawasan yang mendukung pelestarian ekosistem dan satwa. Zona ini mencakup 52.501,632 hektar.
- Zona konservasi khusus (specific conservation zone): Fokus pada pelestarian spesies langka, seperti badak Sumatera, dengan luas 9.254,589 hektar.
- Zona pemanfaatan intensif (intensive use zone): Area yang dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata alam, dengan luas 7.133,293 hektar.
- Zona pemanfaatan khusus (TPU): Merupakan area yang digunakan untuk pemakaman tradisional sebelum status taman nasional ditetapkan, dengan luas 0.5625 hektar.
Baca juga: Taman Nasional: Definisi, Fungsi, dan Daftarnya
Peran Taman Nasional Way Kambas dalam konservasi satwa dan ekosistem
Taman Nasional Way Kambas memiliki peran yang sangat besar dalam upaya pelestarian alam, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional.
Keberadaannya sebagai kawasan konservasi sangat penting untuk melindungi berbagai jenis satwa langka dan ekosistem yang terancam punah.
Taman ini juga menyediakan ruang bagi penelitian ilmiah mengenai konservasi satwa, serta edukasi kepada masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya menjaga kelestarian alam.
Dengan sistem zonasi yang efektif, taman nasional ini dapat terus berfungsi sebagai kawasan konservasi untuk melindungi flora dan fauna yang ada, sambil tetap memungkinkan pemanfaatan secara berkelanjutan, seperti pariwisata alam dan penelitian ekologi.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Ekologi?
Sehingga, dpaat disimpulkan bahwa Taman Nasional Way Kambas bukan hanya sekedar tempat wisata alam yang menakjubkan, tetapi juga merupakan benteng utama dalam melindungi keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.
Dengan luas lebih dari 125.000 hektar dan berbagai spesies langka yang dilindungi, Taman Nasional Way Kambas memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan kelestarian satwa langka, serta mendukung upaya konservasi global.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.