Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Abu Vulkanik: Penyebab dan Dampaknya bagi Lingkungan

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/SKIVO MARCELINO MANDEY
HUJAN ABU: Tampak kendaraan mobil yang diparkir di parkiran Bandara Sam Ratulangi, Manado, dipenuhi abu vulkanik Gunung Ruang, Selasa (30/4/2024) pukul 15.17 Wita.
|
Editor: Mufit Apriliani

Kompas.com - Indonesia adalah wilayah yang tercatat memiliki banyak gunung api aktif, bahkan dilansir dari laman Magma Indonesia ada 127 yang masih aktif dan hanya 69 yang dipantau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Salah satu dampak letusan gunung api yaitu terjadinya hujan abu vulkanik di wilayah sekitar.

Seperti dilansir dari Kompas.com, pada Selasa, 8 April 2025 malam Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami erupsi.

Akibat erupsi yang berlangsung kurang lebih 56 detik dengan amplitudo 29,6 milimeter ini menyebabkan tinggi kolom abu vulkanik mencapai 500 meter di atas puncak.

Baca juga: Pengertian Etnosentris, Dampak Negatif, dan Positif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emanuel selaku petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki menghimbau masyarakat yang terdampak hujan abu menggunakan masker atau penutup hidup dan mulut untuk menghindari gangguan sistem pernapasan.

Lalu, apa sih penyebab hujan abu vulkanik dan apa dampaknya bagi lingkungan? Ini penjelasannya!

Baca juga: 12 Dampak Positif Perkembangan Teknologi

Mengapa terjadi hujan abu vulkanik?

Mengutip The U.S Geological Survey’s (USGS) Amerika Serikat, penyebab adanya abu vulkanik karena letusan gunung berapi eksplosif yang kemudian tersebar di lingkungan sekitar.

Nah, hujan abu vulkanik ini berasal dari potongan-potongan kecil batu, mineral, dan kaca vulkanik yang bergerigi.

Abu vulkanik seukuran pasir dengan diameter kurang dari 1/12 inci atau 2 milimeter, bahkan partikel abu yang paling kecil dapat berukuran kurang dari 0,001 milimeter.

Baca juga: Dampak Positif Gunung Meletus untuk Kehidupan Manusia

Jadi, meskipun disebut “abu”, abu vulkanik tidak berbentuk butiran seperti hasil pembakaran kayu, daun, atau kertas.

Sifat abu vulkanik keras, tidak dapat larut dalam air, sangat abrasif dan agak korosif, serta dapat menghantarkan listrik saat basah.

Dampak hujan abu vulkanik 

Hujan abu vulkanik memiliki dampak yang serius bagi lingkungan, mulai dari kesehatan, bangunan, tanaman, pertanian, hingga peternakan.

Berikut penjelasannya:

Mengutip Jurnal Dampak Abu Vulkanik Erupsi Gunung Kelud dan Pupuk Kandang Terhadap Ketersediaan dan Serapan Magnesium Tanaman Jagung di Tanah Alfisol (2014) karya Suntoro dan kawan-kawan, hujan abu vulkanik bisa meningkatkan penyakit mata.

Bahkan dengan terhirupnya 3-7 persen kristal silica bebas dari abu vulkanik tersebut dapat meningkatkan efek psikologis terhadap penderita penyakit asma dan bronchitis.

Baca juga: 3 Dampak Buruk El Nino

  • Dampak hujan abu vulkanik terhadap bangunan

Saat hujan abu vulkanik menumpuk di bangunan bisa menyebabkan atap runtuh hingga melukai orang, terutama ketika kondisi basah maka bobotnya bisa mencapai dua kali lipat.

Selain itu, abu vulkanik yang basah juga dapat menghantarkan listrik, maka dapat menyebabkan korsleting maupun kegagalan komponen elektronik.

Tak heran jika pemadaman listrik sering terjadi di daerah yang dilanda hujan abu, sehingga dibutuhkan daya cadangan yang tinggi di lingkungan umum seperti rumah sakit.

  • Dampak hujan abu vulkanik terhadap peternakan

Bagi hewan ternak, adanya hujan abu bisa menyebabkan dampak kesehatan, keracunan, bahkan hingga kematian ternak.

Hal ini disebabkan karena ternak memakan rumput atau tanaman yang mengandung fluoride sehingga berakibat keracunan flour dan kematian.

Baca juga: Dampak Negatif Globalisasi Bagi Kelangsungan Hidup Manusia

  • Dampak hujan abu vulkanik terhadap tanaman dan pertanian

Pada sektor pertanian, sebaran abu vulkanik yang jatuh di lahan pertanian dengan ketebalan yang beragam dapat menyebabkan kerugian karena merusak tanaman.

Selain itu, karena timbunan hujan abu vulkanik akan mengurangi proses fotosintesis hingga 90 persen.

Meski demikian, dalam jangka panjang abu vulkanik memiliki dampak yang positif bagi lingkungan.

Kandungan unsur hara yang terdapat di abu vulkanik diperlukan tanaman untuk memperbaiki kesuburan tanah.

 

(Sumber: Kompas.com/ Seraphinus Sandi Hayon Jehadu | Editor: Ihsanuddin)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: USGS
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi