Kompas.com - Tahukah kamu di mana letak perisai Burung Garuda Pancasila? Ya, perisai ini terletak di dada lambang negara Indonesia tersebut.
Perisai berbentuk jantung ini bukan sekadar gambar, melainkan cerminan jiwa dan falsafah hidup bangsa Indonesia.
Lalu, apa makna perisai di Burung Garuda Pancasila? Yuk kita selami simbol dan filosofi lambang negara tersebut!
Baca juga: Pasal Berapa Lambang Garuda Pancasila dalam UUD 1945?
Makna penting perisai dalam Garuda Pancasila
Mengutip Buku Sang Garuda, Teladan Anak Suputra Sejati (2023) karya I Made Sujanayasa, perisai di dada Burung Garuda Pancasila memiliki makna cerminan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara divisualisasikan melalui lambang negara.
Pada perisai terdapat lima bagian yang merupakan simbol dari setiap sila di Pancasila, di mana setiap sila saling berhubungan dan satu-kesatuan.
Sultan Hamid II selaku salah satu perancang lambang negara juga menjelaskan bahwa perisai di dada Burung Garuda Pancasila dibaca dari tengah kemudian melingkar dari simbol rantai melawan arah jarum jam.
Baca juga: Apa yang Diketahui tentang Pancasila? Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Maka setiap warna dan gambar di sila tersebut memiliki makna penting. Seperti dilansir dari Buku Meneroka Garuda Pancasila dari Kisah Garudeya (2019) karya Femi Eka Rahmawati, warna merah putih pada perisai diambil dari warna bendera Indonesia.
Merah adalah lambang keberanian dan putih adalah lambang kesucian atau kejujuran.
Pada perisai Garuda Pancasila juga terdapat warna hijau di pohon beringin yang berarti melambangkan kesuburan pulau-pulau di Nusantara serta keanekaragaman hayati flora fauna.
Warna hitam di dasar bintang adalah simbol alam keabadian yang akan selalu menginsipirasi anak bangsa untuk senantiasa melakukan tindakan utama menuju kesempurnaan hiup.
Pada bagian tengah perisai terdapat garis hitam tebal. Ini adalah penggambaran garis khatulistiwa.
Baca juga: Arti Pancasila Sebagai Dasar Negara
Makna simbol lima sila di perisai Pancasila
Setiap simbol sila di perisai Burung Garuda Pancasila memiliki makna dan filosofi yang mendalam bagi bangsa Indonesia.
- Bintang Emas
Ini adalah simbol sila pertama pancasila, yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang dilambangkan dengan cahaya bintang di bagian tengah perisai.
Lambang bintang memiliki makna cahaya yang dipancarkan Tuhan Yang Maha Esa kepada umat manusia.
Seperti dikutip dari Buku Sang Garuda, Teladan Anak Suputra Sejati (2023) karya I Made Sujanayasa, menurut Mohammad Hatta yang juga turut terlibat dalam perumusan Pancasila, bahwa adanya Ketuhanan Yang Maha Esa, sebuah bangsa akan maju dan membangun generasi penerus yang bermartabat serta berperikemanusiaan.
Baca juga: Siapa yang Menulis Pancasila? Ini Penjelasannya ....
- Rantai Emas
Rantai emas adalah lambang sila kedua, yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Makna dari 17 mata rantai bulat dan persegi yang saling berkaitan yaitu melambangkan kesetaraan gender serta hubungan timbal balik antarmanusia.
- Pohon Beringin
Ini adalah lambang sila ketiga, “Persatuan Indonesia”. Akar tunggal yang dimiliki pohon beringin adalah simbol NKRI.
Sedangkan sulur-sulurnya melambangkan keragaman suku dan budaya di mana meskipun berbeda-beda tetap akan bersatu.
Baca juga: Istilah Pancasila Pertama Kali Disampaikan oleh Siapa?
- Kepala Banteng
Simbol sila keempat, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” ini adalah kepala banteng yang mencerminkan semangat musywarah.
Banteng merupakan hewan sosial yang mengajarkan pentingnya kebersamaan dalam mengambil keputusan untuk kepentingan rakyat.
- Padi dan Kapas
Pada bagian kiri bawah perisai Burung Garuda Pancasila terdapat simbol sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Padi mewakili pangan dan kapas adalah simbol sandang, di mana keduanya adalah kebutuhan dasar yang harus terpenuhi agar masyarakat mencapai kemakmuran.
Baca juga: Bunyi Sila Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima dalam Pancasila
Sejarah lambang negara
Sejarah lambang negara Garuda Pancasila dimulai pada 27 Desember 1949, di mana saat itu Konstitusi Republik Indonesia Serikat merasa perlunya lambang negara untuk Indonesia.
Maka tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lambang Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio, Sultan Hamid II.
Panitia ini memiliki tugas menyeleksi atau memulai usulan lambang negara untuk nantinya diajukan ke pemerintah.
Mengutip Jurnal Proses Penetapan Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara Indonesia Tahun 1949-1951 (2014) karya Puput Virdianti, dari hasil sayembara tersebut dipilihlah gambar rancangan terbaik karya Sultan Hamid II.
Baca juga: Bunyi Sila Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima dalam Pancasila
Rancangan gambar Sultan Hamid II menampilkan simbol-simbol yang melambangkan Pancasila.
Sesuai pesan Presiden Soekarno yang berbunyi, “hendaknya lambang negara melambangkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia atau ide Pancasila”, sejumlah Panitia Lambang Negara juga turut mencoba mengajukan usulan visualisasi simbol soal Pancasila.
Sila pertama berupa bintang emas diusulkan oleh M. Natsir, kemudian sila kedua yang berupa rantai diusulkan Sultan Hamid II.
Simbol pohon beringin diusulkan oleh R.M. Ng. Poerbatjaraka, kepala banteng sebagai sila keempat diusulkan M. Yamin, terakhir simbol padi dan kapas diusulkan oleh Ki Hajar Dewantara.
Baca juga: Nilai-nilai Pancasila dapat Bersifat Imperatif
Pada tanggal 10 Februari 1950 rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II berupa burung Elang Rajawali Garuda Pancasila diterima di sidang Parlemen RIS.
Lalu sehari setelahnya yaitu 11 Februari 1950 pada sidang Kabinet RIS yang dipimpin Mohammad Hatta, lambang negara tersebut diresmikan.
Pada akhir Februari 1950, Presiden Soekarno memberikan saran untuk menyempurnakan kembali bagian kepala burung Elang Rajawali Garuda Pancasila yang saat itu terlihat gundul dengan menambahkan jambul.
Baca juga: Arti Pancasila merupakan Ideologi Berdimensi Fleksibilitas
Jambul di kepala Garuda melambangkan bahwa ini adalah jenis burung Elang Rajawali yang ada di wilayah Jawa dan berbeda dengan Bald Eagle yang merupakan lambang negara Amerika.
Tak hanya kepala Burung Garuda, namun cakar yang mencengkeram pita juga diubah sesuai masukan Presiden saat itu.
Lalu pada 17 Agustus 1951 lambang negara resmi dipakai di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia serta disebarkan ke seluruh pelosok Tanah Air.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.