KOMPAS.com - Pernahkah kamu melihat Candi Borobudur dari ketinggian? Jika dilihat dari udara, bangunan megah ini memperlihatkan pola geometris yang memukau, terdiri dari rangkaian titik, lingkaran, dan persegi yang tersusun rapi.
Pola tersebut bukan sekadar hiasan, melainkan dikenal dengan nama mandala. Tapi sebenarnya, apa yang dimaksud dengan mandala?
Mandala adalah simbol berbentuk lingkaran yang menggambarkan alam semesta dan perjalanan spiritual manusia, digunakan dalam tradisi Hindu, Buddha, dan budaya lain sebagai alat meditasi serta refleksi atas filosofi kehidupan dan keseimbangan kosmik.
Yuk, kita telusuri makna dan filosofi mendalam di balik bentuk indah ini!
Baca juga: Candi Borobudur: Candi Terbesar di Dunia
Apa yang dimaksud dengan mandala?
Secara etimologis, mandala berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “lingkaran.” Namun, pengertiannya tidak berhenti di situ.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, mandala adalah simbol universal yang menggambarkan keteraturan kosmos, keharmonisan, dan siklus kehidupan.
Dalam praktik spiritual, mandala digunakan sebagai alat meditasi yang membawa manusia menuju pencerahan.
Mandala dalam Tantrisme Hindu dan Buddha adalah diagram yang dipakai dalam ritual suci. Ia menjadi ruang suci yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya para dewa dan energi kosmik.
Saat manusia "memasuki" mandala secara mental, mereka menjalani proses spiritual dari disintegrasi hingga reintegrasi, sebuah transformasi jiwa yang menghubungkan mikro dan makrokosmos.
Adapun menurut I Gusti Putu Darmayuda dalam jurnal Analisis Semiotika Terhadap Makna Simbolik Elemen-Elemen Lantai Teras Arupadhatu Pada Candi Borobudur (2020), mandala digambarkan sebagai pola kompleks yang terdiri dari persegi dan lingkaran yang tersusun secara konsentris.
Pola ini melambangkan alam semesta atau kosmos, dan umumnya ditemukan dalam ajaran Buddha aliran Wajrayana-Mahayana.
Baca juga: Mengenal Wihara, Tempat Ibadah Umat Buddha
Mandala dalam konteks buddhisme dan filosofi alam semesta
Dalam filosofi mandala, bentuknya yang terdiri dari lingkaran dan bujur sangkar konsentris melambangkan struktur alam semesta.
I Gusti Putu Darmayuda juga menjelaskan bahwa mandala dalam Buddha aliran Wajrayana-Mahayana mencerminkan tatanan kosmos melalui lima elemen utama yang disebut Pancadhatu.
Kelima elemen mandala adalah anah (prithvi), air (apas), api (agni), udara (vayu), dan ruang (akasha). Perpaduan kelima unsur ini membentuk realitas yang kita kenal.
Mandala juga dapat menggambarkan konsep spiritual lain seperti karma, reinkarnasi, dan enlightenment (pencerahan).
Pola-pola melingkar dalam mandala mencerminkan siklus berulang kehidupan dan kematian, sebagaimana ajaran Buddha tentang hukum sebab-akibat: bahwa setiap tindakan manusia akan berbuah konsekuensi di kehidupan selanjutnya.
Baca juga: Pengaruh Hindu–Buddha terhadap Kebudayaan Masyarakat Indonesia
Makna simbol dan geometri dalam mandala
Setiap bentuk dalam mandala mengandung filosofi tersendiri. Lingkaran menyimbolkan keterkaitan dan ketidakterbatasan waktu serta ruang, sedangkan persegi menggambarkan struktur waktu. Yaitu, awal dan akhir, masa lalu dan masa depan.
Kombinasi bentuk ini menciptakan keseimbangan visual dan spiritual yang membawa ketenangan dalam praktik meditasi.
Titik pusat dalam mandala disebut sebagai inti kekuatan spiritual.
Adapun menurut M. Jazuli dalam jurnal berjudul Mandala Pendidikan Seni (2005), titik ini adalah sumbu simbolik dari garis-garis imajiner yang membentang ke segala arah.
Titik tersebut merupakan kristalisasi energi, pusat kesadaran, dan simbolisasi dari sumber sesuatu yang dianggap suci, dianggap paling tinggi, paling penting, substansial.
Baca juga: 6 Agama di Indonesia beserta Kitab Suci dan Tempat Ibadahnya
Mandala dalam kebudayaan lain
Meski lekat dengan budaya Asia, mandala ternyata ditemukan juga dalam budaya lain di dunia.
Menurut Muhammad khirzan Ulinnuha dalam jurnal Eksplorasi Mandala dalam Seni Drawing (2021), masyarakat suku asli Amerika (Native American) dan suku Maya juga memiliki simbol lingkaran serupa.
Mereka percaya bahwa roh, alam, dan leluhur telah terhubung bahkan sebelum kelahiran manusia. Mandala mereka menggambarkan siklus bulan dan matahari, arah mata angin, serta kelahiran dan kematian.
Simbol seperti dreamcatcher dalam budaya Amerika asli berbentuk lingkaran yang menggambarkan lingkaran kehidupan, dihiasi dengan jaring, bulu, dan batu mulia. Di manasetiap elemen memiliki makna spiritual tersendiri.
Baca juga: Mengenal Penduduk Asli Amerika Serikat: Suku Indian Amerika dan Alaska
Mandala sebagai simbol meditatif modern
Di era modern, mandala tetap relevan. Kini, ia menjadi salah satu simbol meditatif populer dalam terapi seni, yoga, dan mindfulness.
Menurut Monika Irayati dan Saraswati Dewi dalam Buku Panduan Guru Seni Rupa (2021), aktivitas menggambar atau mewarnai mandala dapat meningkatkan konsentrasi, meredakan stres, serta memperkuat koneksi antara tubuh dan pikiran.
Mandala juga digunakan sebagai pengingat akan pentingnya menjaga “ruang”—baik ruang fisik seperti lingkungan, maupun ruang batin seperti kesadaran diri.
Melalui pola, warna, dan filosofi yang terkandung di dalamnya, mandala menjadi cermin dari harmoni alam semesta dan spiritualitas manusia. Ia mengajarkan keseimbangan, siklus hidup, dan kesadaran diri.
Jadi, saat kamu bertanya apa yang dimaksud dengan mandala, ingatlah bahwa ia bukan hanya pola cantik, tapi juga peta perjalanan batin menuju ketenangan, pencerahan, dan pemahaman akan kehidupan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.