KOMPAS.com - Ketika melihat berita kriminal di TV atau membaca laporan kejahatan di media online, kita sering mendengar kata “autopsi”. Biasanya dikatakan bahwa jenazah korban akan diautopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.
Namun, tahukah kamu apa sebenarnya yang dimaksud dengan autopsi? Autopsi artinya lebih dari sekadar "membedah tubuh". Autopsi adalah prosedur ilmiah dan legal yang memiliki peran sangat penting dalam dunia kedokteran dan hukum.
Banyak dari kita mungkin merasa ngeri atau tidak nyaman mendengar kata itu, tetapi di balik prosedurnya yang rumit, autopsi menyimpan peran vital dalam mencari kebenaran.
Autopsi adalah prosedur medis untuk memeriksa jenazah guna mengungkap penyebab kematian, baik untuk tujuan medis, hukum, maupun pendidikan.
Yuk kita bahas lebih lengkap kenapa mayat diautopsi, apa saja jenisnya, siapa yang berwenang melakukannya, dan apa saja yang bisa ditemukan dari prosedur ini.
Baca juga: Apa Itu Patofisiologi dan Mengapa Penting dalam Dunia Kedokteran?
Pengertian autopsi
Autopsi adalah prosedur pembedahan khusus yang dilakukan pada jenazah untuk memeriksa bagian luar dan dalam tubuh. Tujuannya? Untuk mendokumentasikan kondisi tubuh, mencari kelainan, dan menentukan penyebab kematian.
Menurut Rady S. Tashjian, dkk dalam Autopsy Biobanking: Biospecimen Procurement, Integrity, Storage, and Utilization (2019), autopsi adalah prosedur bedah yang dilakukan secara khusus dengan mencakup pemeriksaan luar dan dalam tubuh seseorang yang telah meninggal.
Tujuan utamanya adalah untuk mencatat adanya kelainan serta memastikan atau menegaskan diagnosis medis yang diduga menjadi penyebab kematian.
Selain itu, autopsi juga memberikan peluang untuk mengumpulkan dan menyimpan sampel biologis (biospesimen) yang dapat dimanfaatkan dalam biobank.
Baca juga: Binomial Nomenklatur: Sistem Tata Nama Ganda dalam Biologi
Biasanya, autopsi dilakukan sesegera mungkin setelah kematian. Idealnya dalam 24 jam, karena setelah itu organ mulai membusuk dan menyulitkan analisis.
Namun jangan salah, autopsi masih bisa dilakukan pada jenazah yang telah membusuk atau bahkan telah dikubur dan kemudian digali kembali. Walaupun, tentu saja, tingkat akurasi dan kelengkapan informasinya akan jauh lebih terbatas.
Kenapa mayat diautopsi?
Pertanyaan ini sering muncul: kenapa mayat diautopsi? Jawabannya, tergantung pada tujuan autopsi itu sendiri.
Menurut Nabil Bahasuan dalam Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik Medikolegal (2023), autopsi dibagi menjadi tiga jenis utama:
1. Autopsi anatomikDilakukan untuk kepentingan pendidikan, biasanya di fakultas kedokteran. Ini membantu mahasiswa mempelajari anatomi tubuh manusia secara langsung. Yang melakukan adalah dokter spesialis anatomi.
Baca juga: Anatomi dan Fungsi Hati
2. Autopsi klinikIni dilakukan terhadap pasien yang meninggal saat perawatan di rumah sakit. Tujuannya mencakup:
- Menentukan diagnosis penyakit yang belum sempat ditegakkan saat pasien masih hidup.
- Mengevaluasi keakuratan diagnosis dokter sebelumnya.
- Memahami perjalanan penyakit dari awal hingga akhir.
- Menilai efektivitas pengobatan yang diberikan.
Jika selama autopsi klinik ditemukan dugaan tindak pidana, maka dokter wajib melaporkannya ke penyidik.
3. Autopsi forensikJenis ini paling sering digunakan dalam proses hukum. Autopsi dilakukan atas perintah penyidik karena ada dugaan kematian akibat tindak pidana. Dalam hal ini, penyidik harus memberikan surat resmi berupa permintaan visum et repertum (SPVR).
Baca juga: Contoh Bioteknologi dalam Bidang Forensik
Menurut Ritesh G. Menezes dan Francis N. Monteiro dalam Forensic Autopsy (2023), tujuan autopsi forensik tidak hanya satu. Berikut beberapa di antaranya:
- Menetapkan identitas jenazah, terutama jika tidak dikenal.
- Menentukan penyebab kematian, apakah karena penyakit atau cedera.
- Mengonfirmasi atau menolak dugaan penyebab kematian.
- Memperkirakan waktu kematian (postmortem interval).
- Menganalisis cara kematian: alami, kecelakaan, bunuh diri, atau pembunuhan.
Contohnya, seseorang meninggal karena pendarahan otak. Pendarahan ini bisa terjadi secara alami (misalnya karena aneurisma) atau karena kekerasan fisik (seperti pukulan benda tumpul).
Di sinilah peran autopsi sangat penting untuk mengetahui apakah kematian tersebut wajar atau hasil tindak kejahatan.
Baca juga: Tipe Kematian Sel berdasarkan Prosesnya
Siapa yang boleh melakukan autopsi?
Berdasarkan Pasal 133 ayat 1 KUHAP, penyidik berwenang meminta keterangan dari tenaga medis bila ada dugaan tindak pidana. Beberapa pihak yang berwenang melakukan autopsi , antara lain:
- Ahli kedokteran kehakiman / forensik medikolegal
- Dokter umum atau spesialis
- Ahli lain yang kompeten dan memiliki otorisasi hukum
Bagaimana proses autopsi dilakukan?
Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut adalah tahapan umum dalam proses autopsi:
- Jenazah diletakkan di meja pemeriksaan dan diperiksa bagian luarnya.
- Tanda luka, bekas pembedahan, atau kondisi mencurigakan didokumentasikan.
- Foto dan rontgen bisa diambil untuk dokumentasi lebih lanjut.
- Sayatan dibuat dari dada hingga perut untuk mengeksplorasi organ dalam.
- Organ dalam seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan otak diperiksa secara menyeluruh.
- Sampel jaringan diambil untuk diperiksa di bawah mikroskop.
- Tes toksikologi dilakukan untuk mendeteksi racun, obat, atau alkohol.
- Jika autopsi forensik, bahan asing seperti peluru atau serpihan juga dianalisis.
- Setelah semua prosedur selesai, organ biasanya dikembalikan ke tubuh dan jenazah dijahit kembali. Khusus untuk autopsi klinis, organ bisa disimpan untuk penelitian lebih lanjut sesuai persetujuan keluarga.
Baca juga: Tipe Kematian Sel berdasarkan Prosesnya
Apa saja yang bisa ditemukan dalam hasil autopsi?
Menurut Healthline, hasil autopsi bisa menunjukkan berbagai informasi, antara lain:
- Cedera luar dan dalam tubuh, seperti luka, memar, atau patah tulang.
- Kondisi organ vital: apakah sehat atau rusak karena penyakit.
- Penyakit kronis seperti kanker, gagal jantung, atau sirosis hati.
- Kejadian medis akut seperti serangan jantung atau infeksi parah.
- Akumulasi cairan dalam tubuh yang mengindikasikan masalah medis.
- Hasil toksikologi: racun, obat-obatan, alkohol.
- Tanda-tanda malnutrisi atau dehidrasi.
- Jejak tindakan medis sebelumnya (seperti bekas infus atau operasi).
Kini kamu tahu bahwa autopsi adalah prosedur penting yang menyelamatkan banyak kasus dari simpang siur informasi. Lewat autopsi, kebenaran bisa ditemukan, keadilan ditegakkan, dan keluarga korban mendapatkan kejelasan.
Jadi, jika kamu bertanya kenapa mayat diautopsi, jawabannya jelas: demi mencari kepastian, bukan hanya untuk ilmu, tapi juga untuk hukum dan kemanusiaan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.