KOMPAS.com - Pernahkah kamu membeli barang dari luar negeri,entah itu fashion branded atau gadget? Lalu, saat barang itu tiba di Indonesia, kamu harus membayar pajak tambahan. Nah, inilah yang dikenal sebagai tarif impor.
Tarif impor adalah pajak yang dikenakan pada barang dari luar negeri dengan tujuan utama melindungi industri dalam negeri, mengatur perdagangan, meningkatkan pendapatan negara, serta berdampak pada harga, konsumsi, dan kesejahteraan ekonomi.
Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan tarif impor, yuk kita simak penjelasan di bawah ini!
Baca juga: Komoditas Impor: Pengertian dan Contohnya
Pengertian tarif impor
Secara resmi, apa yang dimaksud dengan tarif impor dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 sebagai pungutan negara terhadap barang-barang yang masuk dari luar negeri, atau disebut juga dengan bea masuk.
Tarif ini diterapkan berdasarkan hukum nasional dan perjanjian dagang internasional, seperti Common Effective Preferential Tariff for ASEAN Free Trade Area (CEPT for AFTA).
Sederhananya, tarif impor adalah pajak yang dikenakan pada produk luar negeri yang masuk ke dalam negeri.
Tapi, lebih dari sekadar pajak, tarif ini adalah alat strategis dalam mengatur lalu lintas perdagangan dan melindungi industri domestik dari tekanan barang asing yang lebih murah.
Baca juga: Jenis-jenis Kuota Impor, Apa Saja?
Tujuan utama dari pemberlakuan tarif impor
Meskipun banyak negara saat ini cenderung mendorong perdagangan bebas, tarif impor tetap menjadi alat vital dalam menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.
Menurut Maharani Tristi, dkk dalam jurnal berjudul Dampak Kebijakan Tarif dan Non-tarif Negara-Negara Importir atas Ekspor Tuna Olahan Indonesia (2021), tarif impor sering kali dikaitkan dengan proteksionisme, yaitu strategi ekonomi yang bertujuan membatasi perdagangan antarnegara.
Meski berbagai perjanjian multilateral dan negosiasi internasional telah dilakukan untuk mengurangi hambatan tarif, beberapa komoditas seperti hasil perikanan masih dianggap perlu dilindungi.
Karena itu, kebijakan tarif impor tetap diterapkan pada produk tertentu. Selain itu, besarnya tarif yang dikenakan juga dapat bervariasi tergantung pada asal negara produk tersebut.
Adapun menurut Julia Forcina Sinuraya, dkk dalam Dampak Kebijakan Pajak Ekspor dan Tarif Impor terhadap Kesejahteraan Produsen dan Konsumen kakao di Indonesia (2017), tujuan utama dari pemberlakuan tarif impor adalah melindungi produsen lokal dari persaingan yang tidak seimbang dengan produk asing yang murah.
Tarif impor bisa menaikkan harga barang asing di pasar domestik, membuat produk lokal lebih kompetitif. Akibatnya, produsen dalam negeri menerima harga jual yang lebih baik, produksi meningkat, dan ketergantungan terhadap barang luar bisa ditekan.
Baca juga: Surplus Produsen: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya
Namun, konsekuensinya, konsumsi masyarakat terhadap barang impor bisa menurun, karena harga barang menjadi lebih mahal.
Pada akhirnya, volume impor juga akan menurun. Hal ini sesuai dengan prinsip proteksionisme, di mana negara melindungi industri dalam negerinya dari gempuran pasar global.
Jenis tarif impor
Tarif impor tidak hanya satu jenis. Menurut Qomarudin dalam Kajian Tarif Impor dan Kinerja Kebijakan Harga Dasar terhadap Daya Saing di Pasar Dunia (2010), ada tiga jenis tarif impor yang umum diterapkan dalam sistem perdagangan global:
1. Tarif spesifikTarif ini diberlakukan sebagai beban tetap per unit barang. Misalnya, Rp10.000 per kilogram beras impor.
Tarif ini cenderung stabil dan tidak tergantung pada harga barang. Keunggulannya, importir sulit memanipulasi nilai barang, tapi tarif ini dianggap kurang adil karena tidak memperhitungkan kualitas barang.
Baca juga: 5 Jenis Importir dalam Industri Perdagangan
2. Tarif ad valoremJenis ini dikenakan berdasarkan persentase dari nilai barang. Misalnya, tarif 15% dari harga sepatu impor senilai Rp1 juta, maka bea masuknya adalah Rp150.000.
Namun, karena bergantung pada harga barang, tarif ini rawan dimanipulasi dan membutuhkan aparat yang jujur dan kompeten untuk menghitungnya secara akurat.
3. Tarif campuranIni adalah gabungan dari dua jenis sebelumnya. Misalnya, sebuah barang bisa dikenakan tarif tetap per unit plus persentase dari nilainya. Jenis tarif ini mencoba mengambil keunggulan dari kedua sistem.
Fungsi tarif perdagangan dalam ekonomi nasional
Lebih dari sekadar pungutan, fungsi tarif perdagangan sangat luas dan strategis.
Menurut Rikky Herdiyansyah dalam kebijakan Ekonomi dan Perdagangan Internasional (2017), tarif perdagangan memiliki empat fungsi utama:
1. Fungsi mengaturMengontrol arus masuk barang dan melindungi industri dalam negeri dari persaingan yang tidak sehat.
2. Fungsi budgeterMenjadi sumber pendapatan negara. Bea masuk dari barang impor menyumbang banyak bagi kas negara, terutama dari barang-barang konsumsi populer.
Baca juga: Cara Importir Melakukan Pembayaran
3. Fungsi demokrasiPenetapan tarif impor tidak bisa dilakukan sembarangan. Ia harus disetujui oleh lembaga legislatif seperti DPR, menjadikannya bagian dari proses demokratis.
4. Fungsi pemerataanTarif tinggi bisa dikenakan pada barang-barang mewah sebagai upaya distribusi pendapatan yang lebih adil di masyarakat.
Dampak tarif impor terhadap ekonomi dan masyarakat
Penerapan tarif impor membawa dampak tarif impor yang kompleks, baik bagi negara pengimpor maupun pengekspor.
Baca juga: 14 Komoditas Ekspor Perikanan Indonesia
Dampak tarif impor:
- Harga barang impor naik karena adanya tambahan bea masuk
- Konsumen harus membayar lebih mahal untuk barang impor
- Produsen dalam negeri diuntungkan, karena produk lokal menjadi lebih kompetitif
- Volume impor menurun, karena barang dari luar tidak lagi seatraktif sebelumnya
- Pendapatan negara bertambah dari bea masuk
- Permintaan barang impor dari luar negeri turun
- Harga jual menurun agar bisa bersaing di negara tujuan
- Ekspor berkurang, yang bisa memengaruhi pertumbuhan ekonomi mereka
Adapun menurut Julia Forcina Sinuraya, dkk dalam Dampak Kebijakan Pajak Ekspor dan Tarif Impor terhadap Kesejahteraan Produsen dan Konsumen kakao di Indonesia (2017), semua efek ini bisa dianalisis dari sudut kesejahteraan konsumen dan produsen, serta penerimaan pemerintah.
Bahkan dampaknya bisa meluas ke kesejahteraan nasional dan global, jika tidak dikelola dengan bijak.
Baca juga: Ekspor dan Impor: Pengertian, Tujuan, dan Contoh Komoditasnya
Kini kamu sudah tahu bahwa tarif impor lebih dari sekadar biaya tambahan saat belanja barang luar negeri. Ini adalah alat kebijakan perdagangan internasional yang sangat penting bagi pemerintah.
Mulai dari jenis tarif impor, fungsi tarif perdagangan, hingga dampak tarif impor, semuanya saling terkait dan berperan dalam menjaga keseimbangan ekonomi suatu negara.
Meskipun perdagangan bebas menjadi arus utama dunia, kebijakan tarif masih sangat relevan, terutama untuk sektor-sektor strategis dan industri dalam negeri yang sedang berkembang.
Jadi, lain kali saat kamu membayar bea masuk untuk barang luar negeri, ingatlah bahwa di balik angka itu, ada strategi besar negara untuk melindungi dan membangun masa depan ekonominya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.