Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Contoh Puisi Kartini Penuh Makna untuk Peringatan Hari Kartini 2025

Baca di App
Lihat Foto
wikimedia.org/Collectie Wereldmuseum (v/h Tropenmuseum), part of the National Museum of World Cultures
RA Kartini, Siapa Nyonya Abendanon yang Dipanggil Ibu dalam Surat Kartini?
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Hari ini, Senin, 21 April 2025, mungkin kamu bertanya-tanya, 21 April memperingati hari apa? Jawabannya: hari ini adalah Hari Kartini, momen tahunan yang diperingati bangsa Indonesia untuk mengenang jasa Raden Ajeng Kartini.

R.A. Kartini adalah sosok pelopor emansipasi perempuan dan tokoh pendidikan yang membakar semangat perjuangan lewat pikiran dan tulisannya.

Dalam setiap peringatan Hari Kartini, kita biasa melihat para siswa dan guru memakai kebaya, batik, atau pakaian adat lainnya. Ada berbagai lomba, seminar, hingga kegiatan seni.

Namun, satu hal yang tak pernah absen adalah puisi Hari Kartini ungkapan jiwa yang lahir dari kekaguman terhadap semangat Kartini yang tak padam ditelan zaman.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut adalah contoh puisi Kartini dan contoh puisi Hari Kartini sebagai inspirasi untuk merayakan Hari Kartini 2025!

Baca juga: Hari Kartini Dulu dan Kini: Tradisi, Makna, dan Cara Merayakannya

Puisi Kartini

Tak banyak yang tahu bahwa puisi Kartini bukan sekadar karya dari penyair modern.

Menurut Rina Ratih dalam buku Puisi Perempuan Penyair Indonesia dan Proses Kreatifnya (2022), Kartini pernah menulis sajak dengan menggunakan nama samaran “Jiwa”.

Kartini menggunakan nama samaran karena pada masa itu perempuan belum punya ruang bebas untuk menulis atau bersuara. Namun Kartini melawan batasan itu.

Puisinya yang berjudul “Manusia dan Hatinya” adalah bukti bahwa Kartini tak hanya memikirkan kesetaraan, tapi juga menuangkannya dalam seni dan bahasa yang dalam.

Dalam bait-bait sajak itu, Kartini bicara tentang hati manusia, cinta, persahabatan, dan simpati, nilai-nilai universal yang melampaui sekat zaman.

Puisi ini pernah dimuat di majalah Api Kartini edisi Juni 1959 dan menjadi warisan sastra yang menggugah hingga kini. Berikut adalah isi puisi Kartini.

Baca juga: Mimpi Kartini, Jejak Perjuangan Pendidikan Perempuan dari Masa ke Masa

Manusia dan Hatinya

Betapa si anak manusia
Betapa asing mula jadinya
Cuma sekilas, hati ikrar setia
Tinggal menetap, tinggal dan esa

Betapa hati di dada
Tersayat dengan suara
Betapa asing mula tadinya
Lama, lama gaungi diri laksana doa

Betapa ini jiwa
Dalam sorak-sorai melanglang
Jantung pun gelegak berdenyar
Bila itu mata sepasang
Ramah pandang menatap
Jabat tangan hangat diulurkan

Tahu kau, samudra biru
Menderai dari pantai ke pantai?
Di mana, bisikkan padaku
Di mana, mukjizat bersemi?

Bayu, tangkas, katakan padaku
Pendatang dari daerah-daerah tanpa nama
Siapa gerangan dia, pendatang tanpa dipinta
Mengikat hati abadi begini?

Oi! Bisikkan padaku, surya bercahaya kencana
Sumber sinar, sumber panas kuasa
Apa gerangan mukjizat agung
Nikmatkan hati bagia begini
Labuhkan, lunakkan derita
Yang selalu datang dengan manjanya?

Sepancar surya, habis tembusi daunan
Jatuh di laut pasang mengimbak-imbak
Terang sekarang, gemilang dunia
Dalam paduan cahaya kencana surya

Permainan cahaya dan warna
Pameran di tentang mata mesra
Dan hati kecil yang terpesona
Hembuskan doa syukur tulus rela

Mukjizat ternyata tiga!
Di hamparan mutiara cair gemerlapan
Dipahatkan aksara padanya oleh surya
Cinta, persahabatan, simpati!

Cinta, Persahabatan, Simpati
Berdesau ombak membisikkan kembali
Berendang kayu dan pohon
Pada si anak manusia menganga bertanya

Manis membelai terdengar
Nyanyian gaib ombak dan bayu
“seluruh, seluruh dunia
Jiwa seia bakal bersua!”

Tiada tenaga kuasa lerai
Apa pun, pangkat, martabat
Tiada peduli segala
Tangan pun berjabatan!

Dan bila jiwa telah seia
Retak tidak, tali abadi
Mengikat erat, setia arungi segala
Rasa, jarak dan masa

Tunggal dalam suka, satu dalam duka
Seluruh hidup gagah ditempuh!
Oi, bagia dia si penemu jiwa seia
Yang maha kudus dia suntingkan

Baca juga: Hari Kartini 2025 Tanggal Berapa? Ini Contoh Tema Acaranya!

Contoh puisi Hari Kartini

Tak hanya Kartini sendiri yang menulis puisi, para penyair tanah air juga turut mengenangnya dalam karya-karya yang penuh makna. Berikut beberapa contoh puisi Kartini yang kerap dibacakan dalam peringatan Hari Kartini:

1. “Dia adalah Melati Itu” karya Diah Hadaning

Puisi ini menggambarkan Kartini sebagai melati putih, simbol kemurnian dan perjuangan, yang suaranya menembus lautan dan langit meski tubuhnya terkungkung oleh adat dan tradisi.

Dia adalah Melati itu

Ia adalah anak kesayangan Bupati itu
Yang wajahnya perawan rakyat
Ia yang teringsut langkah
Dalam kain berwiru indah

Ia yang tersekap dan terjerat
Tapi gema panggilnya menembus tujuh lautan
Ia yang terkungkung
dalam murung

Nuraninya menjelajah busur langit
Ia adalah melati itu
Ia terlalu putih untuk penyalam cermin
Karena ia camar laut Jepara pengembara sejati

Baca juga: Mengenal Puisi Lama, Jenis, dan Contohnya

2. “Kepada Kartini” karya Gunoto Saparie

Dalam puisi ini, Kartini digambarkan sebagai ibu bangsa, yang memperjuangkan kebebasan perempuan lewat kekuatan pena. Bait-baitnya menyuarakan harapan: agar tak ada lagi duka dan luka bagi perempuan.

Kepada Kartini

Adalah karena kau, pahlawan
Wanita pun sadar akan haknya
Menembus batas pemisah purba
Antara pria dan perempuan

Kau adalah inspirasi tiap perempuan
Kau adalah ibu bangsa Indonesia
Berjuang dengan tajamnya pena
Dengan kalam indah berpendaran

Ketika perempuan dikekang kau tak suka
Ketika perempuan dilarang kau tak rela
Ketika perempuan terbelakang kau berduka
Namun kau tak kuasa, tak berdaya

Hanya kata, kata, dan kata
Meluncur dalam surat-surat fana
Ide dan gagasan cemerlang tiada tara
Bahwa perempuan harus merdeka 

Jangan lagi ada luka bagi perempuan
Jangan lagi ada duka bagi perempuan
Ketika impian dan harapan
Belumlah sudah, belumlah tergenggam

Habis gelap terbitlah terang
Ya, habis gelap terbitlah terang
Kita terjang badai dan topan
Melawan segala aral dan penindasan

Baca juga: 5 Puisi Karya Joko Pinurbo yang Mendalam

3. Puisi “R.A. Kartini” oleh Eva Oktaviana

Eva Oktaviana dalam buku Pengajaran Menulis Puisi Menggunakan Metode Picture and Picture (2019), menulis puisi yang menampilkan Kartini sebagai pelita yang menerangi kaum wanita.

Lahir di istana, namun tak terlena oleh kemewahan, Kartini justru memilih berdiri di garis depan perjuangan demi bangsanya.

Engkau pendekar bangsa
Pahlawan wanita Indonesia

Engkau korbankan jiwa dan raga
Engkau lahir di Istana

Tiada kurang satu apa pun
Tapi kau tak terlena 

Melihat kaummu menderita
Raden Ajeng Kartini

Engkau laksana obor
Pikiranmu menerangi hati
Engkaulah pelopor 

Baca juga: Majas Epifora dalam Puisi

Hari Kartini 2025 bukan hanya tentang memakai kebaya atau membuat konten bertema perempuan.

Lebih dari itu, ini adalah momen untuk kembali mendengar suara Kartini yang dulu ditulis diam-diam, disamarkan, dan kini menggema dari lisan ke lisan, dari lembar ke lembar, dari panggung ke panggung.

Puisi Hari Kartini adalah cara kita mengenang perjuangan melalui kata-kata. Lewat puisi, kita diajak untuk tidak hanya mengenang Kartini sebagai sosok sejarah, tapi juga sebagai pemikir, penulis, dan perempuan berjiwa merdeka yang masih sangat relevan hingga kini.

Di tengah semaraknya peringatan Hari Kartini, mari kita jadikan puisi Kartini sebagai jembatan untuk mengenal lebih dalam sosok yang telah menyalakan api pembebasan.

Karena lewat kata, Kartini telah menunjukkan pada dunia bahwa perempuan tak hanya layak untuk didengar, tapi juga layak untuk menciptakan perubahan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi