KOMPAS.com - Setiap kali paus meninggal dunia atau mengundurkan diri, Gereja Katolik memasuki masa sede vacante, yang berarti "kursi kosong".
Selama masa ini, wewenang kepemimpinan gereja diserahkan kepada Dewan Kardinal. Para kardinal, yang terdiri dari uskup dan pejabat tinggi Vatikan dari berbagai negara, dipilih langsung oleh paus. Mereka biasanya dikenali dari jubah merah yang khas.
Pemilihan paus baru berlangsung melalui proses panjang dan tertutup yang dikenal dengan konklaf.
Baca juga: Profil Paus Fransiskus: Pemimpin Humanis yang Menyuarakan Perdamaian
Apa itu konklaf?
Melansir dari buku Carvaliere - The Secret of Elders (2020) karta Danu Banu, Konklaf adalah sidang tertutup untuk memilih paus baru sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma.
Istilah "konklaf" berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti "dengan kunci" atau "terkunci", merujuk pada pengurungan kardinal selama proses pemilihan.
Tradisi Konklaf dilaksanakan di Kapel Sistina, salah satu bangunan paling ikonik di Vatikan yang dikenal dengan karya seni Michelangelo di langit-langitnya.
Selama konklaf, para kardinal tinggal di hotel Casa Santa Marta yang terletak di dalam kompleks Vatikan dan tidak diperkenankan untuk keluar dari Vatikan hingga paus baru terpilih.
Baca juga: Apa Itu Uskup Emeritus? Mengenal Gelar dalam Gereja Katolik
Peserta konklaf kepausan
Menyadur dari situs resmi Sky News, hanya kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang berhak memberikan suara dalam konklaf.
Dari total 252 kardinal, terdapat 135 kardinal elektor yang berasal dari berbagai benua, meliputi:
- 53 dari Eropa
- 23 dari Asia
- 20 dari Amerika Utara
- 18 dari Afrika
- 17 dari Amerika Selatan
- 4 dari Oseania
Selama konklaf berlangsung, para kardinal dilarang berkomunikasi dengan dunia luar, termasuk menggunakan telepon, internet, atau membaca surat kabar.
Proses pemilihan paus
Menyadur laman resmi United States Conference of Chatolic Bishops, sebelum pintu Kapel Sistina ditutup, para kardinal elektor mengambil sumpah untuk menjaga kerahasiaan mutlak.
Pemilihan paus vatikan dilakukan secara rahasia, dengan setiap kardinal menuliskan nama kandidat dalam surat suara, berdoa, dan memasukkan surat suara tersebut ke dalam sebuah piala besar.
Setiap hari dilaksanakan hingga empat putaran pemungutan suara, dan seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara untuk terpilih sebagai paus baru.
Tiga kardinal pencatat akan menghitung suara secara terbuka dan mencatat hasilnya.
Jika tidak ada kandidat yang terpilih, surat suara akan dibakar di tungku khusus dengan bahan kimia yang menghasilkan asap hitam—tanda bahwa belum ada paus baru.
Sebaliknya, jika ada kardinal yang berhasil meraih dua pertiga suara dan menerima pemilihannya, surat suara akan dibakar menggunakan bahan yang menghasilkan asap putih, sebagai penanda bahwa paus baru telah terpilih.
Baca juga: Warna Liturgi Gereja Katolik Selama Prapaskah: Ini Maknanya
Tanda terpilihnya paus baru
Asap putih yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina menjadi sinyal kepada dunia bahwa pemimpin baru Gereja Katolik telah terpilih.
Sebaliknya, asap hitam menunjukkan bahwa pemungutan suara belum menghasilkan keputusan.
Dalam situasi tertentu, jika tidak tercapai keputusan setelah tiga hari berturut-turut, proses konklaf akan ditunda selama satu hari untuk refleksi dan doa.
Setelah itu, pemungutan suara dilanjutkan kembali hingga mencapai kesepakatan dua pertiga suara.
Pengumuman paus kepada publik
Setelah menerima pemilihannya, paus baru mengenakan jubah resmi dan duduk di singgasana Kapel Sistina untuk menerima penghormatan dari para kardinal lainnya.
Selanjutnya, kardinal diakon senior akan tampil di balkon Basilika Santo Petrus dan mengumumkan kepada umat dalam bahasa Latin:
"Annuntio vobis gaudium magnum. Habemus Papam" (Saya mengumumkan kepada Anda suatu sukacita besar. Kita memiliki seorang paus)
Nama paus baru dan nama kepausan yang dipilihnya juga diumumkan.
Paus kemudian muncul di balkon dan memberikan sambutan serta berkat perdananya kepada umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.
Beberapa hari kemudian, ia akan memimpin misa untuk menandai dimulainya masa pelayanannya sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
Baca juga: Pantang Daging saat Puasa Katolik, Apa Boleh Makan Ikan?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.