KOMPAS.com - Konklaf adalah proses resmi yang digunakan Gereja Katolik untuk memilih Paus baru.
Kata conclave berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti "dengan kunci", merujuk pada tradisi mengunci para kardinal pemilih dalam suatu tempat hingga keputusan tercapai.
Dirangkum dari Kompas.com, tujuan dari Konklaf adalah memastikan pemilihan dilakukan dengan doa, ketulusan, dan bebas dari campur tangan pihak luar.
Baca juga: Tradisi Konklaf: Menanti Paus Baru
Persiapan sebelum Konklaf
Proses Konklaf dimulia ketika seorang Paus wafat atau mengundurkan diri.
Tahapan awal yaitu pertemuan Kongregasi umum dan Kongregasi Khusus di Vatikan, yang dihadiri oleh para Kardinal.
Dalam masa Sede Vacante atau Takhta Suci kosong, seluruh tugas administrasi Gereja dipegang oleh Camerlengo (pejabat sementara Gereja).
Kemudian dalam waktu 15 hingga 20 hari setelah Takhta Suci kosong, Konklaf wajib dilaksanakan.
Melansir dari KBRI Takhta Suci Vatikan, setelah Paus Fransiskus meninggal dunia pada 21 April 2025, Konklaf akan dilaksanakan pada 7 Mei 2025.
Hal tersebut sesuai dengan kesepakatan para Kardinal dalam pertemuan tertutup di Vatikan.
Baca juga: Mengenal 11 Paus Roma dengan Masa Jabatan Terlama Sepanjang Sejarah
Pelaksanaan Konklaf dan pemungutan suara
Sejauh ini, terdapat 135 kardinal elektor yang akan memilih Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Roma. Semua Kardinal elektor berusia di bawah 80 tahun dan berasal dari berbagai negara.
Pada saat Konklaf dimulai, para kardinal mengambil sumpah kerahasiaan di Kapel Sistina. Sumpah ini bertujuan menjaga kebebasan suara dan menghindari tekanan politik.
Setelah pintu-pintu Kapel Sistina dikunci, para kardinal dilarang berkomunikasi dengan dunia luar hingga Paus baru terpilih.
Setiap hari, para kardinal melakukan pemungutan suara. Metode pemungutan suara pada Konklaf adalah menulis nama kandidat pada surat dan memasukkannya ke cawan emas di altar Kapel Sistina.
Untuk dapat terpilihm seorang kandidat Paus baru harus mendapatkan mayoritas dua pertiga suara yang sah.
Sesuai dokumen resmi Vatikan Universi Dominici Gregis, jika tidak ada hasil, pemungutan suara terus dilanjutkan hingga Paus baru terpilih.
Lihat Foto
Proses Konklaf: Asap putih yang keluar dari cerobong Kapel Sistina menandakan bahwa Paus baru terpilih.
Asap putih dan deklarasi Habemus Papam
Salah satu simbol paling terkenal dalam Konklaf adalah asap dari cerobong Kapel Sistina.
Terdapat dua warna asap sebagai jawaban Konklaf, yaitu asap hitam menandakan belum ada Paus baru dan asap putih berarti seorang Paus baru telah terpilih.
Asap tersebut berasal dari surat suara para kardinal yang dibakar usai pemilihan.
Surat dibakar dengan campuran Kimia khusus sehingga mengeluarkan asap hitam maupun putih agar umat di luar Kapel Sistina segera mengetahui hasil Konklaf saat itu.
Begitu Paus baru menerima pilihannya dan memilih nama kepausan, seorang kardinal senior mengumumkan kepada dunia dengan baasa Latin, yaitu "Habemus Papam!" artinya kita memiliki Paus.
Biasanya Paus baru akan segera muncul di balkon Basilika Santo Petrus dan memberikan Berkat Apostolik pertama kepada umat.
Baca juga: Profil Paus Fransiskus: Pemimpin Humanis yang Menyuarakan Perdamaian
Apa yang terjadi jika tidak ada Paus terpilih?
Jika setelah beberapa hari belum tercapai kesepakatan, aturan membolehkan istirahat sehari untuk refleksi dan doa.
Dalam sejarah, pada Konklaf 1268-1271, pemilihan Paus bisa berlangsung selama hampir tiga tahun akibat kebuntuan politik. Namun kini, mekanisme modern memastikan Konklaf tidak berlangsung terlalu lama.
Konklaf adalah puncak penyerahan Gereja kepada kehendak Allah.
Konklaf bukan sekadar pemilihan administrastif, melainkan sebuah peristiwa rohani. Seluruh Gereja berdoa agar Roh Kudus membimbing para kardinal memilih gembala sejati untuk umat Katolik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.