KOMPAS.com - Setelah proses Konklaf yang penuh doa dan pertimbangan, terpilihlah seorang Paus baru, pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
Namun, pemilihan tersebut bukanlah akhir, melainkan awal dari rangkaian tradisi sakral yang menyambut kepemimpinan baru.
Dari teriakan "Habemus Papam!" di balkon Basilika Santo Petrus hingga Misa Pelantikan yang dihadiri puluhan ribu umat.
Perayaan ini mencerminkan perpaduan antara liturgi, sejarah, dan simbolisme spiritual yang mendalam.
Baca juga: Bagaimana Proses Konklaf Memilih Paus Baru? Tradisi, Ritual, dan Maknanya
Habemus Papam: seruan yang menggetarkan dunia
Melansir dari situs resmi Vatikan.va, setelah seorang kardinal menerima pemilihan sebagai Paus dan memilih nama kepausannya, dunia menanti dengan penuh harap pengumuman resmi dari balkon utama Basilika Santo Petrus.
Kardinal senior kemudian akan muncul dan berkata:
"Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam!"
(Aku menyampaikan kepada kalian kabar sukacita yang besar: Kita memiliki seorang Paus!)
Seruan ini pertama kali terdokumentasi pada abad ke-15 dan kini menjadi simbol sukacita serta esatuan umat Katolik sedunia.
Tradisi ini bertujuan untuk mengumumkan tidak hanya nama, tetapi juga kesiapan sang paus untuk memimpin umat Allah.
Pemilihan nama baru kepausan
Setelah terpilih, seorang Paus akan memilih nama baru yang mencerminkan spiritualitas, teladan, atau misi tertentu.
Misalnya, Paus Fransiskus memilih nama tersebut sebagai penghormatan kepada Santo Fransiskus dari Asisi, simbol kesederhanaan dan perhatian kepada kaum miskin.
Pemilihan nama ini merupakan simbol misi Paus selama masa kepemimpinannya dan bukan sekadar formalitas.
Segera setelah diumumkan, Paus baru memberikan Berkat Apostolik Urbi et Orbi kepada kota oma dan dunia.
Berkat ini bukan hanya sebagai berkat pertama dari Paus, melainkan juga sebuah pernyataan kasih dan doa untuk perdamaian global.
Menururt Dokumen Vatikan tentang Urbi et Orbi, pemberian berkat ini membawa indulgensi penuh bagi siapa pun yang menerimanya secara langsung atau melalui media, asalkan memenuhi syarat rohani seperti doa dan tobat.
Baca juga: 12 Kandidat Paus Baru, Ini Nama yang Berpeluang Gantikan Paus Fransiskus
Misa perdana di Basilika Santo Petrus
Menyadur dari ABC News pada 25 April 2025, meski paus terpilih langsung memiliki otoritas dan yuridiksi penuh, misa seremonial untuk melantik Paus baru diadakan sekitar satu minggu setelah pemilihannya.
Misa tersebut dilaksanakan di Lapangan Santo Petrus atau Basilika Santo Petrus yang dihadiri oleh para kardinal, uskup, dan pejabat internasional lainnya.
Liturgi ini diwarnai dengan beberapa elemen khas, seperti:
- Pemasangan Pallium (kain wol berbentuk lingkar) sebagai tanda gembala umat.
- Pemberian Cincin Nelayan sebagai simbol otoritas apostolik.
Reaksi umat Katolik di seluruh dunia terhadap Paus baru selalu penuh semangat. Baik media internasional, lokal, maupun media sosial dipenuhi dengan ucapan selamat dan doa, sementara ada juga umat di berbagai negara menyelenggarakan misa syukur.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terpilih di Roma, Paus adalah milik seluruh Gereja universal.
Seluruh rangkaian perayaan ini bukan sekedar seremoni, tetapi manifestasi dari Iman Katolik bahwa kepemimpinan spiritual harus dimulai dengan doa, kesederhanaan, dan pelayanan.
Seperti dalam kata-kata Paus Benediktus XVI, bahwa Paus bukanlah raja, melainkan pelayan dari para pelayan Allah.
Baca juga: Tradisi Konklaf: Menanti Paus Baru
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.