Kompas.com - Setiap tahun, jutaan umat Buddha di seluruh dunia menantikan momen purnama di bulan Waisak, termasuk di Indonesia.
Hari Raya Waisak di Indonesia menjadi salah satu hari besar keagamaan yang selalu dirayakan dengan penuh khidmat dan sarat akan makna.
Tahun 2025, perayaan Hari Raya Waisak jatuh pada pertengahan bulan Mei membawa tema dan rangkaian kegiatan yang menegaskan pengendalian diri serta kebijaksanaan dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Namun, apa sih Hari Raya Waisak itu dan bagaimana rangkaian pelaksanaanya? Yuk, kita simak penjelasan lengkap di bawah ini!
Baca juga: Apa Itu Hari Raya Kuningan? Ini Tradisi dan Perayaannya
Pengertian Hari Raya Waisak
Hari Raya Waisak salah satu hari besar agama Buddha atau yang disebut juga dengan Tri Suci Waisak.
Seperti dilansir dari Buku Mengenal Agama Manusia (2021) karya Jonar Situmorang, Waisak berasal dari kata Vesakha atau dalam Bahasa Sansekerta yaitu Vaisakha, yang berarti nama bulan dalam kalender Buddhis.
Umat Buddha sering menyebut Waisak dengan Tri Suci Waisak karena pada hari raya tersebut memperingati tiga peristiwa penting yang terjadai di bulan Vesakha yang terjadi di saat bulan purnama.
Tiga peristiwa penting tersebut yaitu:
- Kelahiran Siddharta Gautama
Siddharta lahir di Taman Lumbini tahun 623 Sebelum Masehi, di mana kelahirannya disebut sebagai Bodhisattva atau calon Buddha.
- Penerangan sempurna
Pada tahun 588 Sebelum Masehi, Petapa Gotama mencapai puncak penerangan sempurna di Bodh.
- Wafatnya Buddha Gotama
Sedangkan peristiwa ketika yaitu wafatnya Buddha Gotama atau Maha Parinibbana di Kusinara.
Pelaksanaan Waisak bukan hanya tradisi namun juga meneladai tekad, semangat, pantang menyerah, dan sifat-sifat luhur Buddha serta senantiasa melaksanakan dhamma.
Baca juga: Arti Minal Aidin Wal Faizin dan Jawabannya di Hari Raya Idul Fitri
Rangkapan kegiatan Hari Raya Waisak
Mengutip laman Kementerian Agama, saat mendekati perayaan Waisak umat Buddha sering mengadakan kegiatan bersih-bersih vihara, ziarah ke makam leluhur, hingga bersih makam pahlawan.
Sementara dilansir dari Jurnal Wisata Religi Sebagai Tradisi Masyarakat Buddha (2023) karya Gebri Margaretha Verbauli Hutagalung dan kawan-kawan, berikut sejumlah tradisi yang dilaksanakan saat Hari Raya Waisak:
- Doa dan merenung dengan tenang
Umat Buddha akan mengunjungi kuil-kuil lokal atau kuil besar untuk melaksanakan doa dan perenungan diri saat Hari Raya Waisak tiba.
- Mengenakan pakaian putih
Saat pergi ke kuil untuk berdoa, umat Buddha dianjurkan untuk mengenakan pakaian putih sebagai cerminan kemurnian.
- Menerapkan kelima sila
Umat Buddha mempraktekkan lima sila ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-harinya, yaitu tidak melakukan pembunuhan, pencurian, pelecehan seksual, berbohong, dan mengonsumsi minuman keras.
- Menyalakan lampu minyak atau lilin
Lampu minyak atau lilin dinyalakan untuk mengusir kegelapan dan melambangkan penerangan bagi kehidupan seseorang.
Lilin yang digunakan umumnya berbentuk bunga lotus yang melambangkan mekarnya keindahan dari dunia yang penuh keburukan.
- Berdoa di pohon boddhi
Umat Buddha sangat menghormati pohon Boddhi dan percaya bahwa ada dewa dan makhluk spiritual yang baik yang berada di pohon tesebut.
- Menjadi vegetarian
Saat Hari Raya Waisak, banyak umat Buddha yang menerapkan haru pemurnian, yaitu tidak melakukan pembunuhan bahkan terhadap hewan.
- Mengibarkan bendera Buddha
Banyak kuil yang mengibarkan bendera Buddha bahkan membagikan secara gratis kepada umat yang berdoa agar dapat turut mengibarkan di rumah selama Waisak.
- Mandi
Ini adalah salah satu ritual yang dianggap memurnikan hati dan pikiran dari keserakahan, kebencian, dan ketidaktahuan. Ritual mandi “Sang Buddha” tersebut banyak dilaksanakan di sejumlah kuil.
Baca juga: Sejarah Hari Raya Nyepi dan Maknanya
Hari Raya Waisak 2025
Hari Raya Waisak pertama kali ditetapkan sebagai hari libur nasional pada 1983 sesuai Surat Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 Tahun 1983 tertanggal 19 Januari 1983.
Sementara pada tahun 2025 ini, sesuai Surat Keputusan Bersama 3 Menteri Nomor 1017, Nomor 2, dan Nomor 2 Tahun 2024, Hari Raya Waisak 2025 juga ditetapkan sebagai hari libur yang dilaksanakan di bulan Mei.
Libur Hari Raya Waisak 2025 jatuh pada hari Senin, 12 Mei 2025 sebagai libur nasional dan Selasa, 13 Mei 2025 sebaagi cuti bersama.
Karena bertepatan di awal pekan, maka libur Hari Raya Waisak 2025 juga termasuk long weekend karena dapat dimanfaatkan untuk mengambil libur mulai hari Sabtu, 10 Mei, Minggu, 11 Mei, Senin, 12 Mei, hingga Selasa, 13 Mei 2025.
Dilansir laman Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama, tema Hari Raya Waisak 2025 yaitu, “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia”.
Baca juga: Sejarah Hari Raya Waisak: Lahirnya Pangeran Siddharta
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.