KOMPAS.com - Emas dikenal sebagai logam mulia yang tidak hanya memikat karena kilaunya, tapi juga karena nilainya yang stabil dan tinggi. Sejak ribuan tahun lalu, manusia telah memanfaatkan emas sebagai alat tukar, simbol kekuasaan, dan perhiasan.
Di zaman modern, emas menjadi aset investasi yang dipercaya mampu menjaga nilai kekayaan dari inflasi dan krisis ekonomi.
Namun, satu pertanyaan besar kerap terlupakan: dari mana emas berasal? Apakah emas terbentuk di Bumi, atau ada kisah kosmik di balik keberadaannya?
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa asal usul emas ternyata berasal dari tempat yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya yaitu bintang magnetar, sisa-sisa bintang raksasa yang meledak di alam semesta. Yuk simak ulasannya!
Baca juga: Emas: Pengertian, Rumus Kimia, dan Sifat-sifatnya
Emas bukan berasal dari bumi
Sebagian besar orang mungkin berpikir bahwa emas terbentuk di kedalaman inti Bumi. Tapi ilmu pengetahuan modern telah menemukan hal yang jauh lebih luar biasa.
Dalam studi terbaru yang dipimpin oleh Anirudh Patel, mahasiswa doktoral dari Universitas Columbia, bersama tim ilmuwan dari berbagai lembaga termasuk NASA dan ESA, ditemukan bahwa emas berasal dari fenomena suar magnetar raksasa.
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah The Astrophysical Journal Letters pada 29 April 2025 dengan judul "Direct Evidence for r-process Nucleosynthesis in Delayed MeV Emission from the SGR 1806–20 Magnetar Giant Flare.”
Tim ilmuwan meneliti arsip data selama 20 tahun dari berbagai teleskop luar angkasa, dan menemukan bahwa magnetar (jenis bintang neutron yang sangat kuat secara magnetis) berperan dalam menciptakan unsur-unsur berat seperti emas.
Baca juga: Nama -Nama Bintang di Tata Surya
Apa itu magnetar dan bagaimana ia menghasilkan emas?
Magnetar adalah jenis bintang neutron, yaitu sisa inti bintang raksasa yang telah meledak sebagai supernova.
Dilansir dari NASA Science, bintang neutron sangat padat hingga satu sendok teh materialnya di Bumi bisa memiliki berat satu miliar ton.
Magnetar memiliki medan magnet yang luar biasa kuat—triliunan kali lipat lebih kuat dari medan magnet Bumi.
Dalam kejadian langka yang disebut gempa bintang, kerak luar magnetar retak akibat tekanan internal yang luar biasa.
Retakan ini memicu suar magnetar raksasa, yaitu semburan radiasi berenergi sangat tinggi yang bisa berdampak hingga ke atmosfer Bumi.
Dalam ledakan ini, kondisi ekstrem memungkinkan terjadinya r-process (proses cepat), yaitu proses penangkapan neutron oleh atom.
Dalam proses ini, atom-atom ringan menangkap neutron dalam jumlah besar dalam waktu singkat, sehingga menjadi tidak stabil dan mengalami peluruhan berulang. Hasilnya? Terbentuklah unsur-unsur berat, termasuk emas, platinum, dan uranium.
Baca juga: Neutron: Partikel Atom dengan Muatan Listrik Nol
Kenapa ini penting dalam memahami asal usul emas?
Pertanyaan tentang dari mana datangnya emas telah lama menjadi misteri bagi ilmuwan. Pada 2017, para astronom berhasil mengamati tabrakan dua bintang neutron, dan membuktikan bahwa peristiwa ini memang menciptakan logam berat seperti emas.
Namun, ada satu masalah: tabrakan ini terjadi terlalu lambat dalam sejarah alam semesta untuk menjelaskan emas yang sudah ada sejak awal pembentukan galaksi.
Inilah mengapa magnetar menjadi kunci penting. Magnetar sudah ada sejak awal sejarah kosmik, dan suar raksasanya bisa menciptakan emas jauh lebih awal dari tabrakan bintang neutron.
Patel dan timnya memperkirakan bahwa suar magnetar raksasa bisa menyumbang hingga 10% dari seluruh unsur berat di galaksi, termasuk emas.
Baca juga: Apa Itu Supernova? Fenomena Ledakan Bintang di Galaksi
Proses pembentukan emas di tingkat atom
Dilansir dari Live Science, setiap unsur dalam tabel periodik ditentukan oleh jumlah protonnya. Misalnya, hidrogen memiliki satu proton, helium dua, litium tiga, dan seterusnya.
Namun, unsur juga memiliki neutron, dan ketika sebuah atom menangkap terlalu banyak neutron, ia menjadi tidak stabil.
Dalam kondisi ekstrem seperti suar magnetar, atom bisa menangkap banyak neutron sekaligus, lalu mengalami peluruhan beta berulang.
Setiap peluruhan mengubah neutron menjadi proton, dan atom tersebut naik satu tingkat dalam tabel periodik.
Proses berantai ini bisa mengubah unsur ringan menjadi unsur sangat berat seperti emas, hanya dalam hitungan detik.
Menurut para peneliti, kondisi di dalam suar magnetar sangat "turbocharged", memungkinkan pembentukan unsur berat dalam skala besar yang tidak bisa dicapai dalam kondisi normal.
Baca juga: Logam Berat: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Apa yang akan dilakukan para ilmuwan selanjutnya?
Langkah selanjutnya adalah menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan data lebih lanjut. NASA akan meluncurkan Compton Spectrometer and Imager (COSI) pada tahun 2027.
Misi ini akan mempelajari fenomena kosmik berenergi tinggi, seperti suar magnetar, dan mengidentifikasi elemen-elemen individual yang terbentuk dalam peristiwa tersebut.
COSI diharapkan dapat memberikan bukti tambahan yang memperkuat teori bahwa asal usul emas berasal dari magnetar.
Selain itu, para ilmuwan juga akan menyelidiki arsip-arsip lama lainnya untuk mencari sinyal serupa dari suar magnetar yang belum teridentifikasi sebelumnya.
Baca juga: Astronomi, Ilmu yang Membawa Manusia Lebih Dekat dengan Luar Angkasa
Jadi, ketika kamu melihat cincin emas di jari atau mempertimbangkan membeli emas batangan sebagai investasi, ingatlah bahwa logam itu bukan sekadar hasil tambang melainkan warisan dari peristiwa luar biasa di jagat raya.
Sehingga, jika ada yang menanyakan dari mana emas berasal? Jawabannya adalah dari suar bintang magnetar yang meledak miliaran tahun lalu.
Itulah kisah luar biasa tentang dari mana datangnya emas. Sebuah kisah yang menghubungkan kilau logam mulia dengan kilau bintang di galaksi di luar angkasa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.