Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Anak Bisa Mirip Orang Tuanya? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Baca di App
Lihat Foto
freepik.com
Ilustrasi anak dan orang tua. seorang anak memiliki karakter dan wajah mirip dengan kedua orang tuanya. Hal ini disebabkan adanya pewarisan genetik.
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana seorang anak terlihat seperti “fotokopi” dari ayah atau ibunya? Bahkan, bukan hanya wajahnya, cara berjalan, cara tertawa, hingga kebiasaannya pun bisa sangat mirip.

Sebenarnya, apa yang menyebabkan seorang anak memiliki karakter dan wajah mirip dengan kedua orang tuanya?

Jawaban dari misteri ini ada pada pewarisan genetik, sebuah proses biologis luar biasa yang mengatur bagaimana sifat-sifat tertentu diwariskan dari orang tua kepada anak.

Ya, seorang anak memiliki karakter dan wajah mirip dengan kedua orang tuanya. Hal ini disebabkan adanya informasi genetik yang diturunkan melalui gen. Berikut adalah penjelasannya!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sindrom Prader-Willi, Kelainan Genetik yang Sebabkan Rasa Lapar Terus-Menerus

Apa yang dimaksud pewarisan sifat genetik?

Menurut Cooper GM dan Sunderland (MA) dalam The Cell: A Molecular Approach. 2nd edition (2000), pewarisan sifat genetik adalah proses di mana informasi biologis ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Setiap manusia memiliki 46 kromosom yang terdiri dari dua set: satu set (23 kromosom) dari ayah, dan satu set lagi dari ibu. Di dalam kromosom inilah gen berada.

Gen adalah unit pewarisan sifat yang menyimpan “kode” pembentuk fisik dan karakter seseorang.

Dari warna mata, tinggi badan, bentuk hidung, hingga lesung pipit, semua itu dikendalikan oleh kombinasi gen dari kedua orang tua.

kombinasi gen yang unik ini menjelaskan mengapa anggota keluarga memiliki penampilan yang serupa, tetapi tetap tidak sepenuhnya identik.

Baca juga: 3 Fungsi Gen sebagai Sebuah Materi Hereditas

Bagaimana proses pewarisan genetik terjadi dalam tubuh manusia?

Setiap sel tubuh manusia (kecuali sel kelamin) bersifat diploid, artinya mengandung dua set kromosom.

Namun, sel telur dari ibu dan sel sperma dari ayah masing-masing bersifat haploid, hanya memiliki satu set kromosom.

Ketika sel sperma membuahi sel telur, keduanya bergabung membentuk sel baru dengan dua set kromosom, yaitu 23 kromosom dari ibu dan 23 kromosom dari ayah. Inilah awal mula seorang individu terbentuk.

Sel baru ini kemudian membelah dan berkembang menjadi bayi. Selama proses ini, gen-gen dari orang tua akan saling berinteraksi dan mengekspresikan sifat-sifat yang akan membentuk karakter dan fisik anak.

Genotipe vs fenotipe: dua sisi pewarisan sifat

Dilansir dari Your Genome, ada dua istilah penting dalam genetika:

Namun, penting diketahui bahwa lingkungan juga bisa memengaruhi fenotipe.

Contohnya, tinggi badan seseorang dipengaruhi oleh gabungan lebih dari 700 gen, tapi juga ditentukan oleh nutrisi selama masa pertumbuhan. Jadi, bukan hanya gen saja yang berperan.

Baca juga: Pewarisan Sifat Perlekatan Cuping Telinga

Mengapa saudara kandung bisa berbeda wajah dan sifat, meskipun orang tuanya sama?

Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa ada saudara kandung yang sangat mirip satu sama lain, dan ada juga yang tampak seperti orang asing?

Dilansir dari Parents, faktanya anak kandung mewarisi 50% DNA dari masing-masing orang tuanya, tetapi kombinasi gen yang diterima bisa sangat berbeda.

Setiap kali terjadi pembuahan, kombinasi alel (versi dari suatu gen) dari ayah dan ibu akan berbeda-beda.

Misalnya:

  • Anak pertama bisa mewarisi gen bibir dari ayah, sedangkan anak kedua mendapatkan gen bibir dari ibu.
  • Anak pertama memiliki gen untuk lesung pipit, tapi anak kedua tidak.

Gen juga bisa saling memengaruhi. Gen tertentu bisa menonaktifkan gen lainnya, sehingga ekspresi sifat bisa berbeda meskipun gennya ada.

Apa pengaruh pewarisan genetik terhadap kesehatan anak?

Selain penampilan, pewarisan genetik juga memengaruhi risiko anak terhadap penyakit tertentu. Misalnya:

  • Penyakit Huntington
  • Radang sendi
  • Beberapa jenis kanker

Namun, tidak semua penyakit diwariskan secara langsung. Banyak penyakit yang melibatkan banyak gen (pola pewarisan multigenik) dan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Jadi, mengetahui gen orang tua hanya bisa memberi gambaran risiko, bukan kepastian.

Dalam kasus tertentu, seperti kelainan gen tunggal, pengujian genetik bisa digunakan untuk memprediksi kemungkinan anak mewarisi kondisi tertentu.

Baca juga: Pola Pewarisan Sifat: Gen Letal

Kenapa wajah anak bisa berubah seiring waktu?

Wajah anak tidak terbentuk secara final sejak lahir. Struktur tulang wajah baru akan berkembang sepenuhnya di usia 20-an.

Gen yang mengatur pertumbuhan tulang, lemak wajah, dan otot bekerja bertahap seiring waktu.

Itulah sebabnya, penampilan anak bisa berubah drastis saat remaja. Seorang anak yang awalnya lebih mirip ibu, mungkin akan tumbuh dengan penampilan yang semakin menyerupai ayahnya.

Kini kamu tahu bahwa seorang anak memiliki karakter dan wajah mirip dengan kedua orang tuanya.

Hal ini disebabkan adanya pewarisan genetik, yaitu proses kompleks yang terjadi sejak awal pembuahan.

Setiap anak adalah kombinasi unik dari gen ayah dan ibu, dengan kemungkinan tak terbatas yang membentuk siapa mereka sekarang dan siapa mereka akan menjadi nanti.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi