KOMPAS.com - 21 Mei memperingati hari apa? Tanggal ini memperingat Hari Reformasi Nasional, hari bersejarah yang menandai akhir kekuasaan panjang Orde Baru dan awal mula perjalanan reformasi di Indonesia.
Tapi sebenarnya, apa itu Hari Reformasi Nasional dan mengapa peristiwa ini begitu penting untuk dikenang dan dipahami?
Hari Reformasi Nasional 21 Mei adalah momen bersejarah runtuhnya Orde Baru dan awal perubahan besar di Indonesia menuju tatanan demokrasi yang lebih adil, bebas dari KKN, serta berpihak pada rakyat.
Untuk lebih memahami tentang apa itu reformasi, simaklah penjelasan di bawah ini!
Baca juga: Lahirnya Gerakan Reformasi
Pengertian reformasi
Untuk memahami Hari Reformasi Nasional, kita perlu kembali pada pengertian dasar: apa itu reformasi?
Menurut Fredy Hermanto dalam Kehidupan Bangsa Indonesia Masa Revolusi, Orde Lama, Orde Baru hingga Reformasi (2021), reformasi adalah perubahan tatanan kehidupan lama menuju kehidupan baru yang lebih baik, dilakukan secara konstitusional dan hukum.
Dalam konteks Indonesia, reformasi adalah upaya membenahi berbagai sektor yang selama bertahun-tahun terabaikan: politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya.
Gerakan Reformasi 1998 bukan sekadar aksi jalanan. Ia adalah reaksi terhadap situasi krisis total yang melanda negeri ini, mulai dari kehancuran ekonomi hingga runtuhnya kepercayaan rakyat kepada penguasa.
Baca juga: Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Reformasi
Latar belakang lahirnya Hari Reformasi Nasional
Reformasi tidak terjadi dalam ruang kosong. Ia meletus setelah akumulasi masalah serius yang mengguncang fondasi negara. Hari Reformasi Nasional 21 Mei menandai puncak dari gelombang perubahan itu.
Menurut Mariana dalam Perkembangan Kehidupan Politik dan Ekonomi Bangsa Indonesia pada Masa Awal Reformasi (2020), berikut adalah latar belakang terjadinya reformasi:
1. Krisis ekonomi dan kehancuran sistem finansialDimulai dari krisis moneter Asia pada Juli 1997, Indonesia terjun bebas dalam jurang krisis. Rupiah yang awalnya Rp2.575 per dolar AS terpuruk hingga Rp16.000 pada Maret 1998.
Nilai ekspor jatuh, impor mandek, kepercayaan internasional hancur, dan 16 bank dilikuidasi. Negara tak berdaya menahan runtuhnya sistem perbankan.
2. Utang luar negeri dan ketimpangan ekonomiPer Februari 1998, utang luar negeri Indonesia mencapai lebih dari 137 miliar dolar AS. Kesenjangan sosial makin lebar, karena kekayaan nasional dikuasai oleh segelintir konglomerat.
Sistem ekonomi sudah jauh menyimpang dari Pasal 33 UUD 1945. Pemerintah Orde Baru hanya memacu sektor industri tanpa memperhatikan karakter masyarakat agraris Indonesia. Dampaknya? Rakyat makin miskin, segelintir orang makin kaya.
Baca juga: Krisis Moneter: Pengertian dan Dampaknya
3. Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)KKN menjadi wajah tak terhindarkan dari rezim Orde Baru. Pejabat menyalahgunakan kekuasaan untuk memperkaya diri dan kerabatnya.
Sistem hukum lumpuh. Lembaga peradilan tak bisa diandalkan karena berada di bawah kendali eksekutif. Rakyat tak lagi percaya pada pemerintah.
4. Politik sentralistik dan demokrasi semuDi bawah Soeharto, kekuasaan terpusat di Jakarta. Pemerintah daerah tidak diberi ruang berperan. Golkar, partai penguasa, selalu menang dalam pemilu yang penuh intimidasi dan kecurangan.
Kedaulatan rakyat dinilai menjadi sebuah hanya slogan. Sidang MPR dikuasai kelompok yang telah direkayasa untuk mendukung Soeharto sebagai presiden hingga periode 1998–2003.
Baca juga: Dwifungsi ABRI, Peran Ganda Militer dalam Pemerintahan Masa Orde Baru
5. Krisis kepercayaan dan ledakan reformasiKrisis ekonomi dan politik berubah menjadi krisis kepercayaan. Rakyat merasa tidak lagi punya masa depan.
Mahasiswa, yang sejak awal 1998 mulai bersuara, akhirnya mengambil alih peran sebagai agen perubahan.
Mereka menuntut:
- Adili Soeharto dan kroni-kroninya
- Amandemen UUD 1945
- Penghapusan dwifungsi ABRI
- Otonomi daerah seluas-luasnya
- Supremasi hukum
- Pemerintahan yang bersih dari KKN
Baca juga: Apa Itu UU TNI Terbaru dan Supremasi Sipil?
Kronologi perjuangan menuju Hari Reformasi Nasional
Perjalanan menuju Hari Reformasi Nasional 21 Mei dipenuhi tekanan dan tragedi.
Menurut Asep Zainuddin dalam Peran Pelajar, Mahasiswa, dan Pemuda dalam Perubahan Politik dan Ketatanageraan Sejarah Indonesia Kelas XII (2020), berikut adalah kronologis utama jalannnya Reformasi:
- 5 Maret 1998: 20 mahasiswa UI datang ke DPR/MPR membawa agenda reformasi nasional. Mereka diterima Fraksi ABRI.
- 11 Maret 1998: Soeharto kembali dilantik sebagai Presiden RI, dengan BJ Habibie sebagai wakil presiden.
- 12 Mei 1998: Tragedi Trisakti. Empat mahasiswa ditembak aparat di halaman kampus saat berdemo secara damai.
- 13–14 Mei 1998: Kerusuhan dan penjarahan meluas. Ratusan orang meninggal karena kebakaran di pusat perbelanjaan.
- 19 Mei 1998: Soeharto bertemu tokoh-tokoh Islam, tapi menolak mundur. Ia justru menawarkan pembentukan Komite Reformasi.
- 20 Mei 1998: Ribuan mahasiswa mengepung DPR/MPR. Mereka tak surut, mendesak Seoharto mundur dari kursi kepresidenan.
Baca juga: Penyebab Runtuhnya Kekuasan Orde Baru
21 Mei memperingati hari apa? inilah Hari Reformasi Nasional
Akhirnya, pada 21 Mei 1998, pukul 09.05 WIB di Istana Merdeka, Soeharto menyatakan mundur dari jabatannya.
Tonggak sejarah itu kini diperingati sebagai Hari Reformasi Nasional, sebuah hari peringatan penting yang dikenang sebagai kemenangan rakyat dalam memperjuangkan demokrasi.
Tahun ini, Hari Reformasi Nasional 2025 jatuh pada hari Rabu, 21 Mei. Sudah 37 tahun sejak gerakan itu mengguncang negeri ini. Namun, refleksi tak bisa dihindari: sejauh mana reformasi telah kita wujudkan?
Apakah KKN telah benar-benar diberantas? Apakah hukum kini berdiri untuk semua orang? Apakah otonomi daerah benar-benar berjalan? Dan, apakah suara rakyat masih menjadi dasar utama kebijakan negara?
Hari Reformasi Nasional bukan sekadar memperingati mundurnya seorang presiden. Tetapi simbol bahwa kekuasaan tak bisa terus-menerus menindas tanpa perlawanan.
Bahwa suara rakyat adalah kekuatan utama dalam demokrasi. Jangan lupakan apa itu Hari Reformasi Nasional. Jangan biarkan generasi muda lupa bahwa perubahan besar bisa lahir dari keberanian untuk melawan ketidakadilan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.