KOMPAS.com - Di balik kemegahan planet-planet utama dalam tata surya, ada benda langit lain yang tidak kalah menarik: asteroid. Tapi, tahukah kamu apa nama asteroid terbesar di tata surya? Jawabannya adalah Ceres asteroid.
Bukan hanya yang terbesar, Ceres juga merupakan planet katai, menjadikannya objek langit dengan dua identitas penting sekaligus.
Mari kita telusuri lebih dalam tentang sosok unik ini, dari sejarah penemuan hingga keunikan geologinya.
Baca juga: Asteroid: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis, dan Contohnya
Sejarah penemuan Ceres
Dilansir dari Space, akhir abad ke-18 menjadi masa pencarian intensif oleh astronom Eropa terhadap sebuah planet yang diduga berada di antara Mars dan Jupiter, berdasarkan hukum Titius-Bode. Mereka menyebut diri sebagai "polisi langit".
Namun, yang berhasil menemukan objek tersebut justru Giuseppe Piazzi, seorang astronom Italia, pada tahun 1801.
Awalnya, Piazzi menamai objek itu "Ceres Ferdinandea", menggabungkan nama dewi Romawi pertanian dengan nama Raja Ferdinand dari Sisilia.
Namun, unsur kerajaan dihilangkan dan akhirnya objek itu dinamai Ceres saja. Penemuan ini menandai babak baru dalam astronomi.
Karena, setelah itu ditemukan banyak objek lain di area yang sama, yang kini dikenal sebagai sabuk asteroid utama.
Baca juga: Apa itu Asteroid? Benda Langit di Antara Mars dan Jupiter
Asteroid Ceres berdiameter besar dan mengandung banyak air
Dilansir dari NASA Science, Asteroid Ceres berdiameter sekitar 476 kilometer atau 296 mil, menjadikannya asteroid terbesar di tata surya. Ukurannya setara dengan 1/13 radius Bumi.
Walaupun begitu, massanya mencakup 25% dari seluruh massa sabuk asteroid. Bahkan, ada kemungkinan Ceres mengandung air lebih banyak dari Bumi, karena sekitar 25% dari volumenya adalah air dalam bentuk es.
Ceres mengorbit Matahari dari jarak 2,8 AU (413 juta kilometer) dan membutuhkan 4,6 tahun Bumi untuk satu kali revolusi.
Sementara itu, rotasinya sangat cepat—hanya 9 jam untuk satu kali putaran, menjadikannya salah satu benda langit dengan hari terpendek dalam tata surya.
Struktur internal ceres dan kandungan garamnya
Walau disebut asteroid, struktur dalam Ceres asteroid lebih menyerupai planet terestrial seperti Bumi dan Mars. Ia kemungkinan memiliki inti padat, mantel dari es, serta kerak berbatu dan berdebu.
Permukaannya juga mengandung garam-garam unik seperti magnesium sulfat, bukan garam dapur biasa.
Salah satu penemuan paling mencengangkan datang dari Kawah Occator, di mana wahana antariksa NASA Dawn menemukan dua titik terang: Cerealia Facula dan Vinalia Faculae.
Titik-titik ini adalah endapan garam yang sangat reflektif, sisa dari air asin bawah tanah yang naik ke permukaan dan menguap melalui retakan setelah terbentuknya kawah sekitar 20 juta tahun lalu.
Baca juga: Garam yang Tidak Terhidrolisis
Atmosfer tipis dan potensi aktivitas hidrotermal
Ceres memiliki atmosfer yang sangat tipis dan tidak stabil.
Namun, ada indikasi keberadaan uap air, yang mungkin berasal dari aktivitas geologis seperti gunung berapi es atau sublimasi es di permukaan.
Ini menunjukkan bahwa aktivitas geologis di Ceres bisa saja masih berlangsung hingga kini.
Selain itu, banyak kawah di Ceres memiliki area gelap yang tidak pernah tersentuh cahaya matahari langsung, atau disebut “perangkap dingin.”
Lokasi-lokasi ini mungkin menyimpan es air dalam waktu yang sangat lama, menciptakan potensi untuk studi lebih lanjut mengenai air di luar Bumi.
Baca juga: Mengapa Es Bisa Mengapung?
Ceres ternyata adalah planet katai
Selama lebih dari dua abad, Ceres dikenal sebagai asteroid.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional mengubah klasifikasinya menjadi planet katai, bersamaan dengan Pluto dan beberapa objek trans-Neptunian lainnya.
Inilah sebabnya mengapa asteroid terbesar dan merupakan planet katai di tata surya adalah Ceres.
Wahana Dawn menjadi pengamat paling dekat Ceres dari Maret 2015 hingga November 2018.
Dari hasil pengamatan inilah diketahui bahwa aktivitas hidrotermal di Ceres masih berlangsung dalam beberapa ratus tahun terakhir.
Hal ini memperkuat gagasan bahwa Ceres bukan hanya sisa bebatuan antik dari pembentukan tata surya, tapi objek yang masih aktif secara geologis.
Baca juga: Ternyata Venus Masih Hidup Secara Geologis, Ini Tanda-Tanda yang Ditemukan NASA
Sebagai planet katai dan asteroid terbesar di tata surya, Ceres memberi kita jendela untuk melihat masa lalu tata surya dan juga memahami dinamika planet-planet katai.
Dari struktur internalnya, kandungan air dan garam, hingga potensi aktivitas geologis saat ini, Ceres adalah objek luar angkasa yang sarat potensi ilmiah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.