KOMPAS.com - Gunung berapi tidak hanya sekadar gunung yang meletus, tapi terdiri dari banyak bagian yang memiliki fungsi dan karakteristik unik.
Bagian-bagian gunung berapi meliputi struktur kawah, kaldera, rekahan dan graben, depresi volkano-tektonik, ventilasi, dapur magma, saluran magma.
Selain itu, ada juga material letusan seperti tefra, bom vulkanik, aliran lava, aliran piroklastik, dan abu vulkanik yang semuanya berperan penting dalam proses dan aktivitas gunung berapi.
Berikut ini penjelasan bagian-bagian gunung berapi secara rinci!
Baca juga: Gunung Raung Meletus Lagi! Kenali Karakteristik Gunung Aktif Ini
1. Struktur kawah
Struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif atau depresian yang terbentuk akibat aktivitas gunung berapi.
Bentuknya cenderung bundar dan menjadi tempat utama keluarnya magma dan gas saat letusan. Kawah ini sering menjadi ciri khas dari sebuah gunung berapi aktif.
2. Kaldera
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, kaldera adalah struktur yang mirip kawah tapi dengan ukuran jauh lebih besar, yaitu garis tengahnya lebih dari 2 kilometer.
Kaldera bisa terbentuk melalui berbagai proses, di antaranya:
- Kaldera letusan: terjadi karena letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuh gunung berapi.
- Kaldera runtuhan: akibat runtuhnya sebagian tubuh gunung berapi setelah keluarnya material dalam jumlah besar dari dapur magma.
- Kaldera resurgent: pembentukan kaldera yang disertai dengan naiknya blok bagian tengah kaldera.
- Kaldera erosi: kaldera yang melebar karena proses erosi pada dinding kawah secara terus-menerus.
Kaldera ini sering menjadi bukti aktivitas vulkanik raksasa di masa lalu.
Baca juga: Pengertian Kaldera, Ciri-ciri, dan Proses Terbentuknya
3. Rekahan dan graben
Rekahan adalah retakan memanjang yang bisa mencapai puluhan kilometer dan kedalaman ribuan meter pada tubuh gunung berapi.
Jika dua rekahan sejajar menyebabkan blok di antaranya turun, maka terbentuklah graben. Struktur ini menjadi jalur penting bagi pergerakan magma dan gas.
4. Depresi volkano-tektonik
Ini adalah cekungan besar yang terbentuk karena ekspansi volume magma asam ke permukaan bumi.
Biasanya berasosiasi dengan pegunungan vulkanik dan bisa berukuran sangat luas, puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
Depresi ini menggambarkan perubahan tektonik dan vulkanik yang kompleks.
Baca juga: Dapatkah Gempa Tektonik Diprediksi?
5. Ventilasi
Menurut Lindsay Iredale dalam buku berjudul Environmental Geology (2024), ventilasi adalah bukaan di permukaan bumi tempat magma dan gas keluar saat letusan.
Terdapat ventilasi pusat yang merupakan lubang utama di puncak gunung, serta ventilasi samping yang lebih kecil dan bisa menyebabkan letusan sayap gunung api.
Ventilasi ini merupakan jalur utama keluarnya material vulkanik.
6. Dapur magma
Dapur magma merupakan ruang penyimpanan batuan cair panas (magma) yang berada jauh di dalam bumi.
Ketika tekanan magma meningkat, magma ini akan naik melalui saluran menuju ventilasi di permukaan. Dapur magma adalah “jantung” dari aktivitas vulkanik gunung berapi.
7. Saluran
Saluran adalah pipa atau lintasan yang menghubungkan dapur magma dengan ventilasi di permukaan.
Melalui saluran inilah magma bergerak naik dan keluar saat letusan. Struktur saluran sangat menentukan intensitas dan jenis letusan gunung berapi.
Baca juga: 7 Tipe Letusan Vulkanisme
8. Tefra
Tefra adalah istilah untuk semua material piroklastik yang terlontar ke udara selama letusan gunung berapi, tanpa memandang ukuran atau bentuknya. Material ini bisa berupa abu halus, batu apung, hingga bongkahan besar.
9. Bom vulkanik
Bom vulkanik adalah salah satu jenis tefra dengan ukuran besar (diameter lebih dari 64 mm) dan bentuk bulat atau elipsoidal.
Bentuk ini terbentuk karena bom vulkanik meleleh sebagian saat melayang di udara dan membeku saat mendarat.
10. Aliran lava
Aliran lava adalah keluarnya batuan cair panas dari ventilasi ke permukaan bumi selama letusan yang bersifat efusif (tidak terlalu meledak).
Lava ini kemudian mendingin dan membeku menjadi batuan beku baru yang memperbesar tubuh gunung berapi.
Baca juga: Magma: Pengertian, Proses Terbentuk, dan Perjalanannya ke Permukaan
11. Aliran piroklastik
Aliran piroklastik adalah campuran panas dari batu apung, abu, balok, dan gas vulkanik yang bergerak sangat cepat menuruni lereng gunung.
Aliran ini sering sangat berbahaya dan dapat terjadi akibat runtuhnya kolom erupsi, letusan eksplosif, atau runtuhnya kubah lava.
12. Abu vulkanik
Abu adalah fragmen halus batuan vulkanik berdiameter kurang dari 2-4 mm yang terbentuk selama letusan.
Abu vulkanik ini bisa tersebar jauh oleh angin dan memiliki dampak besar pada kesehatan manusia serta lingkungan.
Baca juga: Hujan Abu Vulkanik: Penyebab dan Dampaknya bagi Lingkungan
Memahami struktur gunung api dan bagian-bagian gunung berapi seperti kawah, kaldera, dapur magma, ventilasi, serta fenomena seperti aliran piroklastik dan tefra sangat penting untuk mengenali proses vulkanik dan potensi bahayanya.
Dengan pengetahuan ini, kita bisa lebih siap menghadapi aktivitas gunung berapi dan mengapresiasi keajaiban alam yang satu ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.