Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Juni Hari Apa? Ini Fakta Penting tentang Hari Demam Berdarah ASEAN

Baca di App
Komentar Lihat Foto
canva.com
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Hari ini, Minggu, 15 Juni 2025, kamu mungkin membuka kalender dan bertanya-tanya: 15 Juni memperingati hari apa? Ternyata, tanggal ini memiliki makna penting bagi jutaan orang di Asia Tenggara.

Setiap 15 Juni, dunia, khususnya negara-negara ASEAN, memperingati Hari Demam Berdarah ASEAN (ASEAN Dengue Day).

Tapi kapan hari demam berdarah ASEAN mulai diperingati, dan apa pentingnya bagi kita? Simak kisah lengkapnya berikut ini!

Baca juga: Jadwal Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2025, Ada 8 Hari Libur!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah hari demam berdarah ASEAN

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Hari Demam Berdarah ASEAN resmi diperingati setiap tahun pada 15 Juni sejak ditetapkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-19 di Hanoi, Vietnam pada 30 Oktober 2010.

Tahun berikutnya, Indonesia menjadi pelopor pelaksanaan pertama pada 15 Juni 2011.

Dalam peristiwa bersejarah itu, 11 negara ASEAN sepakat menandatangani Deklarasi Jakarta Melawan Demam Berdarah, yang memperkuat kerja sama regional untuk mengendalikan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ini.

Langkah ini menjadi sinyal bahwa demam berdarah bukan hanya masalah satu negara, tapi ancaman kolektif bagi kawasan.

Wncaman nyata demam berdarah di asia pasifik

Menurut data World Health Organization (WHO), demam berdarah menjadi salah satu penyakit tropis paling mematikan, dengan 75% beban penyakit global ditanggung oleh kawasan Asia Pasifik. Setiap tahunnya, sekitar 20.000 orang meninggal dunia akibat penyakit ini.

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Sayangnya, nyamuk ini berkembang biak sangat cepat di tempat yang lembap dan tergenang, bahkan di lingkungan rumah tangga.

Baca juga: Nyamuk Aedes Aegypti, Penyebab DBD

Hari Demam Berdarah ASEAN 2025

Dilansir dari Asian Dengue Vaccine Advocacy, tahun ini, Hari Demam Berdarah ASEAN 2025 mengangkat tema:

“Menuju Nol Kematian Akibat Demam Berdarah: Sains, Strategi, dan Solidaritas.”

Tema ini mencerminkan komitmen kolektif untuk mengatasi peningkatan kasus dengue melalui pendekatan ilmiah, strategi nasional, dan kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga dunia usaha.

Sebagai bagian dari kampanye ini, KTT Dengue Asia ke-8 akan diadakan pada 15–18 Juni 2025 di Manila, Filipina.

Baca juga: Apa yang Menyebabkan Penyakit Demam Berdarah?

Acara ini menjadi ajang berkumpulnya pakar global, tenaga medis, peneliti, dan pembuat kebijakan untuk membahas topik penting seperti:

  • Beban penyakit dan kebijakan pengendalian
  • Pengembangan vaksin dan teknologi baru
  • Pengendalian vektor dan surveilans
  • Advokasi dan edukasi masyarakat.

Peran indonesia dalam memerangi demam berdarah

Di Indonesia, peringatan Hari Demam Berdarah ASEAN dirayakan dengan berbagai kegiatan massal yang melibatkan masyarakat langsung, seperti:

  • Kampanye 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang)
  • Gotong royong membersihkan lingkungan
  • Penyemprotan larvasida dan pembagian bubuk abate
  • Edukasi publik melalui media dan sekolah

Gerakan ini dilakukan secara serempak di berbagai daerah untuk mengurangi tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab DBD.

Baca juga: 6 Ciri Demam Berdarah Dengue (DBD) Sembuh: Kapan Pasien Boleh Pulang?

3m plus: cara sederhana tapi ampuh cegah demam berdarah

Dilansir dari situs resmi Ayo Sehat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, untuk mencegah penyebaran demam berdarah, pemerintah menganjurkan gerakan 3M Plus, yaitu:

1. Menguras

Membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, toren, atau drum secara rutin. Jentik nyamuk bisa bertahan di dinding bak air yang kering selama berbulan-bulan.

2. Menutup

Menutup rapat-rapat tempat air dan mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air hujan.

3. Mendaur ulang

Barang bekas seperti botol, ban bekas, atau ember rusak harus didaur ulang atau dibuang dengan benar karena bisa menjadi tempat nyamuk bertelur.

4. Plus: tindakan tambahan
  • Memelihara ikan pemakan jentik (seperti ikan guppy)
  • Memasang kawat kasa di ventilasi
  • Meletakkan baju kotor di wadah tertutup
  • Menaburkan larvasida di tempat yang sulit dibersihkan
  • Menjaga kebersihan talang air
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender.

Cegah dari diri sendiri: perlindungan individu melawan gigitan nyamuk

Selain menjaga lingkungan, kita juga bisa melindungi diri sendiri dari demam berdarah dengan cara:

  • Menggunakan kelambu saat tidur
  • Mengoleskan lotion anti nyamuk yang terdaftar di BPOM
  • Memakai pakaian tertutup, terutama saat keluar rumah
  • Meningkatkan imunitas tubuh dengan konsumsi makanan bergizi, tidur cukup, dan rutin berolahraga.

Contoh makanan tinggi vitamin D yang baik untuk daya tahan tubuh antara lain ikan salmon, telur, hati sapi, tomat, pisang, dan jamur shitake.

Baca juga: Rakitis, Gangguan Sistem Rangka Akibat kekurangan Vitamin D

Kini kamu tahu bahwa 15 Juni memperingati hari apa: hari besar yang menyoroti pentingnya pencegahan demam berdarah di Asia Tenggara.

Melalui Hari Demam Berdarah ASEAN, kita diingatkan bahwa nyawa manusia bisa diselamatkan jika kita mau bertindak, mulai dari rumah, keluarga, hingga komunitas.

Dengan edukasi, tindakan nyata, dan semangat gotong royong, kita bisa menuju masa depan tanpa kematian akibat demam berdarah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi