Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astronom Temukan Komet 12 Kali Lebih Besar dari Pemusnah Dinosaurus

Baca di App
Lihat Foto
wikipedia.org
komet C/2014 UN271 (Bernardinelli-Bernstein)?
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Setiap hari, para ilmuwan terus menyingkap rahasia alam semesta, dan salah satu penemuan paling mengejutkan baru-baru ini datang dari batas terluar tata surya. Sebuah komet awan Oort raksasa ditemukan di luar tata surya. 

Objek ini memiliki nama resmi C/2014 UN271 (Bernardinelli–Bernstein) adalah komet terbesar yang pernah diamati dari wilayah misterius awan Oort.

Ukuran komet Bernardinelli–Bernstein

Dilansir dari Universe Today, komet C/2014 UN271 bukan sekadar komet biasa.

Dengan lebar hampir 140 kilometer (85 mil), objek ini lebih dari sepuluh kali ukuran komet Halley, dan bahkan 12 kali lebih besar dari asteroid Chicxulub yang pernah menyebabkan kepunahan massal dinosaurus 66 juta tahun lalu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kenapa Dinosaurus Punah?

Pada saat ditemukan, komet ini berada di jarak sekitar 29 AU dari Matahari—hampir sejauh orbit Pluto.

Gerakannya yang lambat di langit langsung memberi sinyal kepada para astronom bahwa objek ini sangat besar dan sangat jauh.

Menyemburkan gas karbon dioksida

Dilansir dari Phys.org, dengan memanfaatkan teleskop ALMA (Atacama Large Millimeter/submillimeter Array) di Chili, para peneliti dari NASA dan American University mengamati fenomena luar biasa.

Komet raksasa ini ternyata menyemburkan gas karbon monoksida dari intinya, meskipun jaraknya masih 16,6 AU dari Matahari.

Ini adalah deteksi molekuler pertama dari komet sebesar ini, yang menunjukkan bahwa aktivitasnya dimulai jauh sebelum mencapai bagian dalam tata surya.

ALMA berhasil menangkap cahaya dari gas karbon monoksida dan panas (emisi termal) dari komet tersebut.

Baca juga: Teleskop: Pengertian, Fungsi, dan Sejarahnya

Sensitivitas dan resolusi tinggi ALMA memungkinkan ilmuwan mendeteksi sinyal redup dari objek yang begitu dingin dan jauh, mengonfirmasi ukuran inti serta jumlah debu yang mengelilinginya.

Berada di awan oort

C/2014 UN271 berasal dari awan Oort, wilayah hipotetis berbentuk bola raksasa di pinggir tata surya yang berisi triliunan objek es purba.

Objek-objek di sana dipercaya sebagai sisa-sisa pembentukan tata surya sekitar 4,6 miliar tahun lalu.

Karena jaraknya yang sangat jauh dari Matahari, benda-benda dari awan Oort tidak pernah mengalami banyak perubahan, menjadikannya kapsul waktu alami untuk memahami kondisi awal terbentuknya Bumi dan planet lain.

Baca juga: Penemuan Ilmiah: Batu Padat Mengalir di Kedalaman Bumi 2.700 Km 

Perjalanan panjang selama jutaan tahun

Dilansir dari Space, komet raksasa ini diperkirakan memiliki periode orbit sekitar 2,8 juta tahun saat mendekati Matahari, dan akan memerlukan 4,6 juta tahun untuk keluar kembali ke wilayah terluar tata surya.

Titik terjauh orbitnya (aphelion) berada di jarak sekitar 55.000 AU dari Matahari, sekitar 87% tahun cahaya, atau seperlima jarak ke bintang Proxima Centauri.

Pada Januari 2031, komet ini akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari, yakni 10,9 AU, atau sedikit di luar orbit Saturnus.

Sayangnya (atau untungnya?), komet terbesar ini tidak akan pernah masuk ke tata surya bagian dalam, sehingga tidak akan terlihat dari Bumi tanpa teleskop canggih.

Baca juga: Apa yang Terjadi Ketika Komet Mendekati Matahari? Ekornya Makin Panjang

Apa yang membuat penemuan ini begitu penting?

Penelitian terhadap C/2014 UN271 telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah bergengsi berjudul The First Detection of Molecular Activity in the Largest Known Oort Cloud Comet, pada 12 Juni 2025.

Ini bukan hanya sekadar pengamatan biasa, tapi juga penemuan penting yang menjawab banyak pertanyaan ilmiah.

Salah satunya: bagaimana komet dari awan Oort mulai aktif padahal masih sangat jauh dari Matahari?

Temuan ini menunjukkan bahwa gas karbon monoksida bisa melepaskan diri dari komet bahkan dalam kondisi suhu ekstrem.

Hal ini bisa menjelaskan bagaimana komet membawa air dan molekul organik ke Bumi purba, dan bisa memberi wawasan tentang kemungkinan kehidupan di tempat lain di alam semesta.

Baca juga: Ciri-ciri Komet dan Jenisnya

Penemuan komet awan oort raksasa ditemukan di luar tata surya seperti C/2014 UN271 menunjukkan betapa banyak misteri yang masih tersembunyi di sudut gelap tata surya kita.

Ukurannya yang luar biasa, aktivitas molekulnya yang tak terduga, serta asal-usulnya dari wilayah purba awan Oort, menjadikannya salah satu objek paling menarik yang pernah ditemukan oleh manusia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi