KOMPAS.com – Dunia memiliki ribuan bahasa dengan struktur dan ciri yang beragam. Salah satunya adalah bahasa Indonesia yang sehari-hari kita gunakan.
Perlu diketahui, bahasa bukan hanya sekadar susunan kata, dan pola pembentukan kata dalam suatu bahasa belum tentu sama dengan bahasa lain.
Dari sisi morfologi, bahasa-bahasa di dunia dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu bahasa isolatif, bahasa fusi (infleksi), bahasa polisintetik, dan bahasa aglutinatif.
Baca juga: Menyelami Konsep Kebenaran Menurut Plato, dari Alegori Gua hingga Bahasa
Lantas, bahasa Indonesia termasuk jenis bahasa apa?
Jawabannya, bahasa Indonesia termasuk ke dalam kelompok bahasa aglutinatif, bersama dengan sejumlah bahasa lain.
Untuk memahami lebih jauh, mari kita pelajari pengertian bahasa aglutinatif, ciri-ciri, contoh bahasa, hingga proses pembentukan katanya.
Pengertian bahasa Aglutinatif
Bahasa aglutinatif adalah jenis bahasa yang dikelompokkan berdasarkan morfologinya.
Bahasa ini membentuk kata melalui proses aglutinasi, yaitu penyusunan morfem (unit makna terkecil) dengan menambahkan afiks (imbuhan) tanpa mengubah identitas atau bentuk dasar kata.
Konsep bahasa aglutinatif pertama kali diperkenalkan oleh Wilhelm von Humboldt pada tahun 1836.
Pada perkembangan selanjutnya, Edward Sapir, seorang linguis ternama, juga menjelaskan peran afiks dalam pembentukan kata pada bahasa aglutinatif, terutama dalam kajian awal ilmu linguistik.
Baca juga: Membedakan Preposisi of, to, for, dan from dalam Bahasa Inggris
Ciri-ciri bahasa Aglutinatif
Bahasa aglutinatif memiliki sejumlah ciri khas yang membedakannya dari jenis bahasa lain. Berikut adalah ciri-ciri utamanya:
- Kata dibentuk dengan menggabungkan morfem secara jelas dan terpisah tanpa perubahan bentuk yang kompleks.
- Proses pembentukan kata dilakukan melalui aglutinasi.
- Bentuk dasar kata tidak berubah meskipun diberi imbuhan.
- Struktur kata cenderung panjang akibat penambahan afiks.
- Banyak ditemukan pada bahasa-bahasa rumpun Austronesia.
Contoh bahasa Aglutinatif di dunia
Selain bahasa Indonesia, ada banyak bahasa lain di dunia yang termasuk kelompok bahasa aglutinatif. Berikut beberapa contohnya:
- Bahasa Indonesia
- Bahasa Turki
- Bahasa Jepang
- Bahasa Korea
- Bahasa Finlandia
- Bahasa Hongaria
- Bahasa Basque
- Bahasa Tamil
- Bahasa Mongolia
- Bahasa Malayalam
Bahasa-bahasa ini menggunakan pola aglutinasi dalam pembentukan katanya, di mana imbuhan ditambahkan secara sistematis pada kata dasar.
Baca juga: Daftar Kosakata Bahasa Jawa yang Sering Digunakan
Proses Aglutinasi dalam bahasa
Proses pembentukan kata dalam bahasa aglutinatif disebut aglutinasi. Caranya adalah dengan menambahkan imbuhan atau afiks pada kata dasar untuk membentuk makna baru.
Contoh dalam bahasa Indonesia:
Kata dasar ajar ditambah imbuhan me- dan -kan, menjadi mengajarkan, yang berarti “memberikan suatu pelajaran”.
Dengan cara ini, satu kata dasar dapat menghasilkan banyak variasi makna, tergantung kombinasi afiks yang digunakan.
Tantangan dalam memahami bahasa Aglutinatif
Bahasa aglutinatif sering dianggap lebih menantang dibandingkan bahasa lain. Alasannya, satu kata dasar bisa membentuk banyak kata turunan melalui kombinasi afiks yang beragam.
Untuk memahami makna kata secara tepat, diperlukan pemahaman mendalam mengenai kombinasi morfem dan aturan tata bahasa.
Meski demikian, sistem yang sistematis ini menjadi salah satu kekayaan bahasa, termasuk dalam bahasa Indonesia yang kita gunakan sehari-hari.
Baca juga: Perbedaan AM dan PM serta Penggunaannya dalam Bahasa Inggris
FAQ (Frequently Asked Questions)
Supaya lebih mudah dipahami, berikut ini ringkasan pertanyaan umum seputar bahasa aglutinatif.
- Apa itu bahasa aglutinatif?
Bahasa aglutinatif adalah bahasa yang membentuk kata baru dengan menambahkan imbuhan tanpa mengubah bentuk dasar kata.
- Apa ciri-ciri bahasa aglutinatif?
Ciri-cirinya: morfem digabung jelas, kata dasar tak berubah, banyak afiks, struktur kata panjang, banyak di bahasa Austronesia.
- Apa saja contoh bahasa aglutinatif?
Contohnya: Bahasa Indonesia, Turki, Jepang, Korea, Finlandia, Hongaria, Tamil, Mongolia, Basque, Malayalam.
- Apa itu proses aglutinasi?
Proses aglutinasi adalah penambahan imbuhan (afiks) pada kata dasar untuk membentuk makna baru, misalnya “ajar” → “mengajarkan”.
- Mengapa bahasa aglutinatif dianggap sulit?
Karena satu kata dasar bisa membentuk banyak kata turunan, dan perlu pemahaman kombinasi morfem yang tepat.
Dengan memahami bahasa aglutinatif, kita dapat mengenali kekayaan struktur bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa lain di dunia.
Pengetahuan ini tidak hanya penting dalam kajian bahasa, tetapi juga memperkaya pemahaman kita akan keunikan setiap bahasa yang ada.
Baca juga: 50 Ucapan Idul Fitri 2025 dalam Bahasa Inggris yang Penuh Makna
Referensi
- Wuryaningrum, R. (2024). Tantangan Bahasa Aglutinatif di Era VUCA (Visi Blommaert tentang Perkembangan Bahasa). Proceedings Series on Social Sciences & Humanities, 20, 96-100.
- Shibatani, M., & Bynon, T. (Eds.). (1999). Approaches to language typology. Clarendon Press.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.