KOMPAS.com – Tahukah kamu apa itu konsep Catur Pusat Pendidikan yang digunakan sebagai pendekatan pembentukan karakter pada anak?
Konsep ini merupakan salah satu warisan pemikiran dari Nyai Ahmad Dahlan, tokoh pendidikan perempuan sekaligus istri Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah dan pahlawan nasional Indonesia.
Baca juga: Sejarah Hari Pendidikan Nasional, Mengenang Ki Hajar Dewantara dan Perjuangannya
Nyai Ahmad Dahlan juga dikenal dengan nama Siti Walidah.
Meskipun dikenal sebagai praktisi pendidikan perempuan dan pejuang hak-hak perempuan, konsep Catur Pusat Pendidikan yang dicetuskan Nyai Ahmad Dahlan sejatinya berlaku untuk seluruh anak bangsa, tanpa membedakan jenis kelamin.
Gagasan ini lahir dari keyakinan bahwa unsur-unsur yang terlibat di dalamnya, jika diterapkan secara bersamaan dalam lingkungan pendidikan, mampu membentuk kepribadian anak yang utuh.
Lalu, apa saja unsur penting dalam Catur Pusat Pendidikan yang dimaksud Nyai Ahmad Dahlan? Berikut penjelasannya:
Baca juga: Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara
1. Pendidikan di lingkungan keluarga
Unsur pertama dalam Catur Pusat Pendidikan adalah keluarga. Keluarga menjadi pondasi utama bagi setiap individu untuk berkembang.
Di lingkungan keluarga, anak pertama kali diperkenalkan pada nilai-nilai kehidupan, norma, dan etika.
Pendidikan keluarga memiliki peran besar sebagai batu loncatan dalam pembentukan karakter anak.
Anak yang tumbuh dalam keluarga dengan pola asuh baik cenderung memiliki potensi lebih unggul dalam pengembangan kepribadian dan sikap positif.
2. Pendidikan di lingkungan sekolah
Sekolah menjadi unsur penting kedua dalam konsep ini. Sekolah tidak hanya berperan sebagai tempat menuntut ilmu, tetapi juga sebagai ruang untuk membangun akhlak, karakter, serta kemampuan bersosialisasi.
Melalui interaksi di sekolah, anak belajar mengenal norma, etika, kerja sama, dan disiplin.
Oleh karena itu, pendidikan sekolah memegang peranan penting dalam memperkuat nilai-nilai yang telah diperoleh dari keluarga.
Baca juga: Tema Hardiknas 2025: Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua
3. Pendidikan di lingkungan masyarakat
Sebagai makhluk sosial, manusia hidup berdampingan dan berinteraksi dengan orang lain.
Unsur pendidikan di masyarakat menjadi penting karena lingkungan sekitar menjadi ruang belajar nyata bagi anak.
Melalui interaksi sosial di masyarakat, anak dapat belajar tentang berbagai sikap, baik positif maupun negatif.
Pola-pola perilaku yang diamati anak dari lingkungannya akan mempengaruhi proses pembentukan karakter mereka.
Baca juga: Pedoman Hari Pendidikan Nasional 2025: Tema dan Logo Hardiknas 2 Mei
4. Pendidikan di lingkungan tempat ibadah
Unsur terakhir dalam konsep Catur Pusat Pendidikan adalah tempat ibadah. Tempat ibadah memiliki fungsi penting sebagai wadah pengajaran nilai-nilai keagamaan, moral, dan etika.
Melalui ajaran agama, anak diajarkan nilai-nilai kebaikan yang memperkuat pembentukan karakter, seperti kejujuran, kesabaran, tanggung jawab, serta kasih sayang.
Dengan demikian, pendidikan agama menjadi pelengkap penting bagi pembentukan kepribadian anak.
Konsep Catur Pusat Pendidikan oleh Nyai Ahmad Dahlan mencakup empat unsur penting, yaitu pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan tempat ibadah.
Jika diterapkan secara terpadu, konsep ini tidak hanya membentuk anak yang unggul dalam bidang pengetahuan, tetapi juga kuat dalam nilai-nilai agama, moral, serta kemampuan beradaptasi dalam kehidupan sosial.
Baca juga: Mimpi Kartini, Jejak Perjuangan Pendidikan Perempuan dari Masa ke Masa
Referensi
- Remiswal, R. (2021). Aisyiyah dan peranannya dalam meningkatkan derajat kaum perempuan. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora, 4(1).