KOMPAS.com - Indonesia sebagai negara yang terletak di Cincin Api Pasifik kerap mengalami gempa bumi.
Berdasarkan penjelasan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa bumi adalah getaran atau guncangan di permukaan bumi akibat tumbukan antar-lempeng, patahan aktif, aktivitas gunung api, atau runtuhan batuan.
Namun, di tengah ancaman nyata itu, masih banyak mitos beredar yang membuat masyarakat salah paham, bahkan salah bertindak saat gempa terjadi.
Mitos dan fakta seputar gempa bumi
Agar tidak salah kaprah, berikut penjelasan 10 mitos dan fakta seputar gempa bumi yang penting diketahui:
Faktanya:
Melansir lama Earthquake, jika sedang berada di dalam ruangan saat gempa, sebaiknya tetap di tempat hingga guncangan berhenti.
Penelitian menunjukkan banyak orang justru cedera karena berusaha bergerak atau keluar saat bangunan berguncang.
Tetap berlindung di bawah meja kokoh lebih aman hingga situasi memungkinkan untuk keluar.
2. Mitos: hewan bisa memprediksi gempaFaktanya:
Mengutip dari laman Science for a Changing World, memang ada laporan hewan berperilaku aneh sebelum gempa.
Namun, belum ada bukti ilmiah bahwa hewan bisa memprediksi gempa secara akurat.
Respons hewan lebih berkaitan dengan sensitivitas terhadap getaran, bukan kemampuan memprediksi.
3. Mitos: awan tegak lurus pertanda gempaFaktanya:
Menyadur buku Sudah Siapkah Kita Menghadapi Gempa Bumi? (2016) oleh Kementerian Kesehatan RI, awan berbentuk tegak lurus yang muncul sebelum gempa hanyalah kebetulan. Tidak ada dasar ilmiah yang menghubungkan pola awan dengan aktivitas seismik.
4. Mitos: gempa lebih sering terjadi di pagi hariFaktanya, gempa bumi dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal waktu, baik siang maupun malam hari.
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang jutsru mengambil langkah melindungi diri dan membantu sesama saat atau setelah terjadu gempa.
6. Mitos: wilayah yang terdampak gempa akan tenggelamFaktanya, gempa tidak secara instan menenggelamkan kota.
Pergeseran tanah memang mungkin terjadi, tetapi proses perubahan besar memerlukan waktu sangat panjang secara geologis, bukan dalam hitungan bulan atau tahun.
7. Mitos: negara dengan undang-undang bangunan tahan gempa sudah pasti amanFaktanya:
Undang-undang tidak otomatis menjamin semua bangunan aman, terutama bangunan lama yang dibangun sebelum regulasi berlaku. Penting untuk tetap melakukan audit bangunan, pemeliharaan, serta menyiapkan jalur evakuasi.
8. Mitos: berlindung di dekat pintu saat gempaFakta:
Sebaiknya berlindung di bawah perabot kokoh seperti meja. Jika sedang berada di luar, menjauh ke area terbuka, jauh dari pohon, bangunan, atau kabel listrik adalah langkah yang lebih aman.
9. Mitos: hujan deras atau cuaca panas jadi pertanda gempaFaktanya tidak ada kaitan anatra kondisi cuaca di permukaan dengan terjadinya gempa Bumi. Karena gempa berawal dari aktivitas jauh di bawah permukaan bumi.
10. Mitos: tanah akan terbuka menganga saat gempaFaktanya saat gempa, patahan di dalam bumi bergeser tetapi tidak menyebabkan tanah terbelah menganga.
Retakan di permukaan umumnya terjadi akibat longsor atau pergerakan tanah lain, bukan karena patahan terbuka.
Pentingnya mengetahui fakta gempa
Mengetahui fakta seputar gempa sangat penting untuk mengurangi risiko cedera dan menyelamatkan diri saat bencana terjadi. Edukasi seperti ini bukan hanya membantu individu, tetapi juga memperkuat kesiapsiagaan komunitas dalam menghadapi bencana.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.